SAWUNG JABO & SIRKUS BAROCK - Album ‘PERJALANAN WAKTU’ Bagian 1 (2015)
HTML-код
- Опубликовано: 9 фев 2025
- Prose kreatif yang panjang SAWUNG JABO dan SIRKUS BAROCK ibarat sebuah perahu kreatif yang tanpa henti mengarungi luasnya samudra musik tanpa batas selama 40 tahun diwujudkan dalam album PERJALANAN WAKTU yang dirilis tahun 2015. SAWUNG JABO bermain dengan sembilan personel yang lebih muda seperti Joel Tampeng, Ruben Pangingkayon, Bagus Mazasupa, Ucok Hutabarat, Hasnan Santet, Sinung Garjito, Denny Dumbo, Giana Sudaryono dan Endy Baroque.
SAWUNG JABO bernama asli Mochamad Djohansyah kelahiran Ngampel Tanjung Perak Surabaya 4 Mei 1951. SAWUNG JABO alumni AMI sekarang ISI Yogyakarta adalah seniman dan musisi kondang Indonesia yang dikenal dengan keterlibatannya dalam hampir segala bentuk kesenian baik itu bermusik, teater, melukis, dan juga tari. Sawung Jabo dikenal dalam konsepnya yang menggabungkan elemen musik Barat dan Timur, khususnya Jawa. Dia paling dikenal melalui keterlibatannya dalam grup musik "Swami" dan "Kantata Takwa" bersama musisi-musisi kenamaan Indonesia lainnya pada akhir tahun 80-an dan tahun 90-an seperti Iwan Fals, Jockie Suryoprayogo, dan juga sponsor mereka, pengusaha Setiawan Djodi. Merekalah yang melahirkan lagu-lagu terkenal yang bertemakan sosial dan politik seperti "Bento", "Bongkar", "Hio", "Kuda Lumping", dan "Nyanyian Jiwa". Lagu-lagu tersebut menjadi populer setelah dimainkan dalam konser akbar Kantata Takwa di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, 23 Juni 1990. Proyek musik Kantata tersebut kemudian diabadikan dalam film "Kantata Takwa" (2008) arahan sutradara Eros Djarot dan Gotot Prakosa. Sawung Jabo dikenal produktif dalam melahirkan karya seni atau terlibat dengan para seniman dari bermacam daerah seperti Surabaya, Yogyakarta, Solo, Bandung, Sidoarjo, Jember, bahkan sampai negara Australia.
Kembali ke Indonesia pada akhir tahun 90-an, Jabo mendirikan "Goro-Goro", bersama sejumlah musisi muda Yogyakarta dan merilis album "Goro-Goro", album yang terinspirasi oleh gonjang-ganjingnya situasi Indonesia di era reformasi saat itu. Mereka kemudian berkeliling di daerah Tapal Kuda di Jawa Timur.
Kembali ke Australia, dia membentuk "Geng Gong" bersama Ron Reeves, Kim Sanders, dan Reza Achman, melakukan tur pada tahun 2000 dan 2003. Pada tahun yang sama dia dinominasikan dalam AMI Award untuk kategori World Music. Dia juga menggagas kelompok Teater Gerak Oyot Suket (akar rumput) yang pentas keliling Jawa, antara lain di kota Yogyakarta, Jakarta, dan Bandung.
Awal 2004, Jabo kembali berpentas di Sidoarjo bersama kelompok Sirkus Barock yang kali ini diisi oleh Innisisri, Totok Tewel, Edi Darome, ditambah Boss, dan Ipul ("Jangan Asem", "Sby"). Mereka berkolaborasi bersama Kelompok Swaraparawatu di Sidoarjo dan perkusi Magic Skin of Drums di Bandung.
Selama di Australia Jabo mempersiapkan pementasan teater Sawung Galing bersama sutradara Australia Don Mamoune yang berpentas di Indonesia pada bulan September di lima kota, antara lain Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Solo, dan Surabaya.
Dari pergaulannya di kalangan seniman Bandung, Jabo kemudian membentuk sebuah grup tak resmi bernama BalladNa yang membawakan lagu-lagu bertema cinta dan perenungan, kelompok ini terdiri antara lain dari Hari Pochang (Gitar, Harmonika), Mukti Mukti (Gitar, Vokal), Efiq Zulfiqar (Perkusi, Suling, Flute, Kecapi) dari Bandung, dan Firman Sitompul (Cello) dari Yogyakarta.
Karena latar belakang pengalaman musiknya yang mencakup dua dunia, Indonesia dan Australia, Sawung Jabo dikenal dalam konsepnya yang menggabungkan elemen musik Barat dan Timur, khususnya Jawa. Konsep tersebut didukung oleh sahabat-sahabat senimannya seperti Totok Tewel, Innisisri, Gondrong Gunarto, hingga Baruna. Para seniman dan musisi di luar jalur industri itulah yang membantu Jabo dalam usahanya untuk mengekspresikan ide-ide musiknya kepada masyarakat.
Konsep musik yang dibawakan Sawung Jabo pada era Sirkus Barock, Swami dan Kantata dikenal penuh pendewasaan dan kepolosan, diiringi dengan musik yang dinamis. Jabo juga dikenal dengan teriakan-teriakannya yang garang, liar, dan nyentrik dalam pentas-pentasnya. Paska tahun 2000, lagu-lagu Jabo lebih bernuansa religius, menggali makna hidup, cinta, dan perenungan.
Selamat bernostalgia dan salam Rock-Ind 🎶🎸🇮🇩🤟#manusiakamar 🙏 #albumfisik #rilisanfisik #kasettape #kaset #kasetpita #reviewkaset #kasetjadul #reviewcd #cdmusic #sawungjabo #musikindonesia #generasi90an #musikrockindonesia #bandrockindonesia
#lagunostalgia #lagunostalgiaindonesia #lagulawaspilihan #lagulawas #lagulama #lagurockjadul #tembangkenangan #sirkusbarock #acp
Salam sehat selalu,utk :Bung.Sawung Jabo.
smoga Om Jabo slalu sehat dan trus menginspirasi memberi warna pada musik tanahair MasBro 🤟 sehat dan bahagia juga yak
Josssss 👍😃👍
ACP
🇮🇩🇮🇩🇮🇩🙏
siyappp mantappp MasBro 🤟 acp 🎼🎹🎸🥁🎤🔥🤟🇮🇩❤️
tiba-tiba seperti di tahun 80 - 90 an, masa² kantata, swami, barock.......... Sang Jabo 🔥
siyapppp mantappp reviewnya MasBro 🤟 thanks dan salam ACP Sang maestro Sawung Jabo 🔥
masih ada jejak sepak terjang Sawung Jabo sebelumnya bersama Areng Widodo di Kelompok Kampungan yak : KELOMPOK KAMPUNGAN - Full Album ‘MENCARI TUHAN’ (1980)
ruclips.net/video/rRNHA3Xpab8/видео.html
Lagu sawung jabo berjudul apa yg liriknya;
Dengarkan kawan laguku ini mungkin kau juga pernah merasakan, apa arti cinta. Cinta sesama manusia yang dasarnya saling membutuhkan😊
siyappp MasBro 🤟 mantappp judul lagunya Doa dan Cinta ada di album Sawung Jabo Sirkus Barock album Bukan Debu Jalanan ( tunggu upload full albumnya yak)
Asiaaap@@Manusia_Kamar