Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ Alhamdulillah kita panjatkan puji dan syukur kita kepada Allah Tabaroka wa Ta’ala atas segala nikmat dan karunia yang Allah berikan kepada kita. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa nikmat Allah itu tidak pernah berhenti sebagaimana kehidupan kita, dimana bumi di pijak di sana ada nikmat الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Sebagaimana Shalawat dan Salam semoga tercurahkan kepada Rasul kita, Nabi kita Rasulullah ﷺ beserta para keluarga, para sahabat dan orang-orang yang istiqamah berjalan dibawah naungan Sunnah beliau sampai Hari Kiamat kelak. Dan semoga Allah merahmati Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى beserta keluarganya dan seluruh ulama kita dan semoga Allah merahmati Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri حفظه الله dan seluruh team berserta keluarganya dan juga orang-orang yang beriman dan umat Muslim dimanapun mereka berada. Dan juga semoga Allah memberikan kekuatan dan ketabahan untuk kaum Muslimin dan Muslimat yang sedang terzhalimi di Palestina, di Uyghur dan di belahan Bumi lainnya, serta memberikan perlindungan kepada kita semua sebagai umat Nabi Muhammad ﷺ, آمِيْنُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن. PART ONE Pembelajaran Ke-2 hadits Ke-381 dari Abu Hurairah رضي الله تَعَالَى عنه, di atas adalah sebagai berikut; Masih membahas hadits keDua yang Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى bawakan yaitu hadits dari Abu Hurairah رضي الله تَعَالَى عنه, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda: سبْعَةٌ يُظِلُّهُم اللَّه في ظِلِّهِ يَوْمَ لا ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ : إِمامٌ عادِلٌ ، وَشَابٌ نَشَأَ في عِبَادَةِ اللَّهِ عَزَّ وَجلَّ ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مَعلَّقٌ بِالمَسَاجِدِ ورَجُلان تَحَابَّا في اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ ، وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ ، ورَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ ، فقال : إِنِّي أَخافُ اللَّه ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بصَدَقَةٍ ، فَأَخْفَاهَا حَتَّى لا تَعْلَمَ شِمَالُهُ ما تُنْفِقُ يَمِينُهُ ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِياً فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ » متفقٌ عليه . “Ada 7 golongan yang akan dinaungi oleh Allah di bawah naungan-Nya pada hari di mana tidak ada lagi naungan kecuali naungan-Nya, yaitu: Pemimpin yang adil; Pemuda yang tumbuh dalam ibadah ke pada Allah Subhanahu wa Ta’ala; Seorang laki-laki yang hatinya terikat dengan masjid; Dua orang yang saling mencintai karena Allah keduanya berkumpul dan berpisah atas dasar cinta kepada Allah; Seorang laki-laki yang diajak oleh seorang wanita cantik dan menawan lalu dia berkata, 'Sesungguhnya saya takut kepada Allah’; Seseorang yang bersedekah dan menyembunyikan sedekahnya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya; Dan Seorang laki-laki yang mengingat Allah dalam kesendirian, maka kedua matanya mengucurkan air mata” (Muttafaq ‘alaih). Golongan pertama yang akan dinaungi oleh Allah di bawah naungan-Nya pada hari di mana tidak ada lagi naungan kecuali naungan-Nya adalah إِمامٌ عادِلٌ “Pemimpin yang adil”. Lalu apa yang dimaksud dengan Pemimpin yang adil? Dijelaskan oleh sebagian para ulama seperti Al Imam Al Qurtubi dan lain-lain Pemimpin yang adil adalah ‘Setiap orang yang bertanggung jawab terhadap urusan atau memimpin sesuatu dari urusan-urusan umat lalu dia bersikap adil’. Jadi orang yang mengurus sesuatu, bertanggung jawab atau memimpin terhadap sesuatu hal dari urusan-urusan umat lalu dia bersikap adil, itu akan dinaungi oleh Allah pada hari Kiamat. Jadi kenapa dari 7 golongan ini yaitu إِمامٌ عادِلٌ “Pemimpin yang adil”, lalu Nabi ﷺ melanjutkan sabda beliau menyebutkan 6 pihak berikutnya yaitu “Pemuda yang tumbuh dalam ibadah ke pada Allah Subhanahu wa Ta’ala; Seorang laki-laki yang hatinya terikat dengan masjid; Dua orang yang saling mencintai karena Allah keduanya berkumpul dan berpisah atas dasar cinta kepada Allah; Seorang laki-laki yang diajak oleh seorang wanita cantik dan menawan lalu dia berkata, 'Sesungguhnya saya takut kepada Allah’; Seseorang yang bersedekah dan menyembunyikan sedekahnya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya; Dan Seorang laki-laki yang mengingat Allah dalam kesendirian, maka kedua matanya mengucurkan air mata” (Muttafaq ‘alaih). Dijelaskan oleh para ulama kenapa إِمامٌ عادِلٌ “Pemimpin yang adil”, disebutkan pertama kali? Karena diantaranya; 1. Maslahatnya sangat besar. Peran pemimpin yang adil itu sangat besar dalam perubahan dan dalam menentukan kondisi masyarakat dan banyak pihak yang dipimpinnya. Dan banyaknya maslahat dan besarnya peran dari pemimpin, karena dia pemangku kebijakan dan dia yang membuat regulasi dan peraturan itu di susun olehnya lalu berjalan atau tidak berjalan peraturan itu berada pada tangannya dan sebagainya. Dan jelas ini membuat peran setiap pemimpin itu sangat vital. 2. Hanya pemimpin yang adil yang bisa memiliki ke 7 sifat dalam hadits ini dan yang lain tidak bisa. Mayoritas atau banyak orang mungkin hanya masuk ke dalam salah satu golongan dari 7 golongan tersebut. Tetapi pemimpin yang adil dia bisa menyapu bersih 7 golongan yang akan dinaungi oleh Allah di bawah naungan-Nya pada hari di mana tidak ada lagi naungan kecuali naungan-Nya. Jadi semua yang 7 golongan itu tidak ada yang mewujudkan kecuali pemimpin yang adil dan di sapu bersih dan semua dikerjakan kecuali oleh pemimpin yang adil dan ini yang dituturkan oleh Ibnu Hubairoh. Jadi ini sebuah keutamaan dan keuntungan yang tidak dimiliki oleh orang lain. Karena Pemimpin yang adil tentu saja dia bisa beribadah kepada Allah dan tidak ada yang melarang, karena dia pemimpinnya. Jadi sangat bebas, mau berbuat apa saja bisa, mau ke Masjid setiap saat bisa, mau I’tikaf tidak pulang-pulang dia bisa, siapa yang mau menanyakan dia, karena dia pemimpinnya. Jadi dia bebas saja, karena dengan kekuasaan bahkan wanita akan datang dan akan mudah mendapatkan banyak wanita kalau dia mau. Dan orang kalau sudah mempunyai kedudukan dia tidak ada issue tentang yang lain, makanya ketika di ajak berzina oleh seorang wanita dia mengatakan, إِنِّي أَخافُ اللَّه 'Sesungguhnya saya takut kepada Allah’, karena dia pemimpin dan tidak ada yang dia takuti kecuali Allah. Ada banyak laki-laki tidak berzina karena takut kepada Istrinya atau takut kepada Mertua karena mertuanya punya kedudukan atau ada orang yang tidak mau berzina karena takut popularitasnya hancur. Tetapi kalau pemimpin yang sangat kuat tidak peduli karena semua di tangan dia, image dan personal branding dia yang mengatur dan tidak ada yang berani kepada dia lalu ketika ada kesempatan untuk berzina, dia tidak lakukan, itu semata-mata karena dia takut kepada الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Lalu dia berinfaq dengan secara sembunyi-sembunyi dan dengan rahasia dia bisa lakukan dan tidak ada yang bisa mendetect, lalu dia bisa berdzikir di tengah keheningan dan kesendirian dan dia meneteskan air mata dan semua bisa dilakukan kalau pemimpin yang adil. Makanya sangat powerfull dan tidak ada yang bisa menyamai ini. To be continued 1 of 2 part Mohon maaf dan juga koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum, والله أعلم بالصواب اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ Barakallahu fikum… Jakarta, Selasa, 14 Rabiul Awal 1446 AH/17 September 2024 Ahida Muhsin
Semoga para pemimpin kita diberi petunjuk oleh Allah untuk menggunakan kekuasaannya secara adil, yang tegas tapi lembut, yang besar rasa takutnya kepada Allah, yang dekat dengan para fuqoha... Maka, tugas kita adalah memilih pemimpin yang (mendekati) adil tersebut, di tengah ketidaksempurnaan sistem buatan manusia yang serba tidak sempurna ini. Karena suka atau tidak suka, kebijakan tidak datang dari orang yang apolitis, mau tidak mau kebijakan datang dari orang yang memiliki kekuasaan. Kekuasaan yang melahirkan kebijakan kebijakan yang rahmatan lil alamin-lah yang merupakan cita cita kita. Tidak banyak orang yang berani untuk menapaki, memainkan setapak dua tapak peran ini. Pun ketika sedang menapaki, begitu banyak angin yang bertiup dari sana sini, jegal menjegal, demi melindungi harta dan tahta segelintir manusia-manusia rakus.
Alhamdulillahi rabbal allamin 🤲 Indahnya malam ini Bulan serasa Purnama 🌝 🤲🕊️ Apa kabar Banten Dan saudara/i semuanya 🙏🤲 ( Jakarta ) 17-09-2024 ) 🤲🕊️ ☺️🕊️
Hijaiyah ( satu sahaya ) Hijriah ( satu cahaya ) Masehi ( Mim, siapa Alif ? ) Memberi Dan seterusnya dan seterusnya 😁🤏 Masih banyak ? Banyak, Banyak ☺️🕊️ 🤲🕊️ ☺️🕊️
33 Hutan Gunung ( dengung ) Lautan Manusia Hewan Tumbuhan 33 dzikir ( diri ) Masehi 🤔 3 peringatan 3 Nasehat Al-Masih ( kalam kasih mengasihi ) Memberi, memberikan, sudah diberikan belum ? 😁🕊️ 🤲
3 kunci mengenal Islam 1 baca 2 aji 3 uji Bismillahirrahmanirrahim Surah Al-fatihah 🤲🕊️ ☺️🕊️ Satu surah yang tidak diawali bismillah Surah at-taubah Baca, aji, lalu uji 😁 surah at-taubah Untung nya si Atun kaga minta di jelasin 🤣🤏 🤲🕊️ ☺️🕊️
LAST PART Lalu apa yang di maksud dengan Adil? Adil itu kata para ulama, diantaranya dijelaskan oleh Ibnu Hubairoh رحمه الله تَعَالَى, ‘(Adil) عَادِل itu diambil dari kata اِعْتَدَلَ (I’tidal) dan اِعْتَدَلَ artinya keseimbangan’. Dan apa yang di maksud dengan اِعْتَدَلَ di sini? Para ulama mengatakan, ‘Dia sosok yang kuat dalam menjalankan dos and don'ts yang ditetapkan oleh Allah, perintah Allah dan larangan Allah. Tetapi kekuatannya itu tidak sampai kepada titik kasar atau keras. Dan dia lembut dengan makhluk Allah atau dengan manusia, tetapi kelembutan itu tidak sampai kepada titik lemah. Jadi tegas, kuat tetapi dia lembut dan dia menjalankan peraturan dan regulasi dan dia punya kemampuan dan keberanian untuk mengeksekusi. Sebagaimana di waktu yang sama dia harus lembut, khususnya dengan pihak-pihak yang lemah, seperti kepada wanita (khususnya janda), anak yatim, fakir miskin, orang manula. Dan sangat memuliakan ulama atau ahli ilmu, fuqoha dan mereka berhenti kalau sudah berhadapan dengan Al-Qur’anul Karim. Dan mereka suka duduk dengan para ahli Qur’an dan hidupnya seimbang, jadi tidak berlebihan dan tidak kekurangan’. Jadi dia punya ilmu kudu tega. Kenapa? Karena untuk mengeksekusi seringkali kita harus tega, tetapi tidak kasar. Makanya ada banyak orang tua itu baik tetapi tidak adil, kenapa? Karena tidak tega. Dan orang yang adil itu kalau A ya A, kalau di bilang tidak yang tidak, meskipun dengan orang yang paling dia harapkan. Makanya Nabi ﷺ mengatakan, وَايْمُ اللهِ لَوْ أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ مُحَمَّدٍ سَرَقَتْ لَقَطَعْتُ يَدَهَا “Demi Allah, sungguh jika Fatimah binti Muhammad mencuri, aku sendiri yang akan memotong tangannya” (HR. Bukhari no. 6788 dan Muslim no. 1688). Dan itu kuat, tetapi tidak kasar atau keras atau dictator. Dan salah satu yang disebutkan secara khusus oleh para ulama adalah wanita, makanya bagi pemimpin orang yang beriman, wanita itu bukan alat atau bukan objek eksploitasi, namun mereka harus disikapi dengan lembut dan tidak boleh dimanfaatkan untuk kepentingan syahwat. Dan kita masih ingat, Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى memasukan mereka ke dalam Bab Khusus harus baik dengan mereka. Jadi pemimpin yang adil itu baik dan lembut dengan wanita, anak yatim, orangtua. Apalagi kalau wanita yang tidak ada penopang nafkah dan tidak ada dukungan dari suami atau orangtua dan dia harus berjuang sendiri. Atau dengan anak yatim yang tidak ada yang menafkahi, tidak ada kepala keluarga atau ayah. Atau para orangtua yang tidak ada yang mengurus, mungkin tidak ada anak atau anaknya tidak mau mengurus atau mungkin anaknya sudah meninggal. Makanya kita tahu nama-nama besar di dalam sejarah Islam itu dekat dengan guru mereka, bagaimana Umar bin Abdul Aziz itu diriwayatkan setiap malam berkumpul dengan para ulama, bertemu dengan guru-guru dan para ulama besar bahkan terlibat dalam perjuangan. Lihat bagaimana Syaifudin Quthuz dengan Al-Izz bin Abdul Salam, bagaimana Salahuddin Al Ayyubi dengan guru beliau Ibnu Asakir. Lihat bagaimana Alp Arslan dengan gurunya di Anatolia, lihat bagaimana Sultan Muhammad Al-Fatih dengan guru beliau yaitu Syekh Aq Syamsuddin dan banyak para nama-nama besar lainnya. Dan memang begitu pola yang di bangun dulu, dekat dengan fuqoha dengan fakar fiqh, karena pemimpin yang adil akan membuat peraturan, regulasi dan arah dan jangan sampai melakukan hal yang haram, maka mereka akan bertanya dan meminta masukan, apakah hukumnya boleh atau tidak dan yang bisa menjelaskan halal dan haram dan memuliakan. Dan kalau sudah berhadapan dengan ayat dari Al-Qur’anul Karim maka mereka sami’na wa ato’na. Dan Al-Qur’an itu syifa atau obat bagi penyakit-penyakit hati, karena pemimpin itu tekanannya sangat berat dan banyak hal yang bisa membuat hati itu keras, kotor dan seterusnya, maka dia butuh dengan Al-Qur’anul Karim lebih daripada yang lain. Jadi kira-kira itu profilenya dan itu yang akan mendapat naungan Allah pada hari Kiamat di saat kondisi yang sangat mencekam dan itulah keadilan. Tidak kasar, tetapi tidak lemah dan berusaha mengamalkan apa yang Allah cintai dan ridho’i dan berusaha menjauhi apa yang Allah benci. Dan tahu kepada siapa dia harus mendekat dan dari siapa dia harus menjauh dan mereka mengerti, makanya mereka memuliakan ulama, memuliakan guru-guru mereka, karena mereka tahu tidak akan berhasil. Menjadi pemimpin itu salah satu Blankspotnya itu tidak ada yang mengontrol dia, karena dia adalah pihak yang mengontrol, sedangkan manusia sifatnya lemah, وَخُلِقَ الْإِنْسَانُ ضَعِيفًا “Dan manusia dijadikan bersifat lemah” (QS An-Nisa’: 28). Maka butuh sosok-sosok yang bisa mengarahkan, mengatakan tidak dan membuat dia memperbaiki dan memahami kesalahan-kesalahannya, sehingga dia menjadi jauh lebih baik dan jauh lebih baik lagi. Dan semakin kita di uji dengan posisi maka semakin tinggi posisi kita, maka semakin sulit menemukan orang yang mengatakan ‘Tidak’ kepada kita dan semua mengatakan, ‘Iya’, dan itu yang menjadi masalah. Dan itu yang dipahami oleh pemimpin-pemimpin besar. Dan kenapa mereka dekat dengan ulama, dekat dengan guru-guru dan dekat para pakar yang jujur dan menginginkan kebaikan buat hati, jiwa dan akhirat mereka. Dan pemimpin inilah di setiap jenjang dan kondisi karena ini umum sebagaimana yang sudah dijelaskan di atas tadi yaitu, ‘Setiap orang yang bertanggung jawab terhadap urusan atau memimpin sesuatu dari urusan-urusan umat lalu dia bersikap adil’. Mohon maaf dan juga koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum, والله أعلم بالصواب اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ Barakallahu fikum… Jakarta, Selasa, 14 Rabiul Awal 1446 AH/17 September 2024 Ahida Muhsin
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Alhamdulillah kita panjatkan puji dan syukur kita kepada Allah Tabaroka wa Ta’ala atas segala nikmat dan karunia yang Allah berikan kepada kita. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa nikmat Allah itu tidak pernah berhenti sebagaimana kehidupan kita, dimana bumi di pijak di sana ada nikmat الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Sebagaimana Shalawat dan Salam semoga tercurahkan kepada Rasul kita, Nabi kita Rasulullah ﷺ beserta para keluarga, para sahabat dan orang-orang yang istiqamah berjalan dibawah naungan Sunnah beliau sampai Hari Kiamat kelak. Dan semoga Allah merahmati Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى beserta keluarganya dan seluruh ulama kita dan semoga Allah merahmati Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri حفظه الله dan seluruh team berserta keluarganya dan juga orang-orang yang beriman dan umat Muslim dimanapun mereka berada. Dan juga semoga Allah memberikan kekuatan dan ketabahan untuk kaum Muslimin dan Muslimat yang sedang terzhalimi di Palestina, di Uyghur dan di belahan Bumi lainnya, serta memberikan perlindungan kepada kita semua sebagai umat Nabi Muhammad ﷺ, آمِيْنُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن.
PART ONE
Pembelajaran Ke-2 hadits Ke-381 dari Abu Hurairah رضي الله تَعَالَى عنه, di atas adalah sebagai berikut;
Masih membahas hadits keDua yang Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى bawakan yaitu hadits dari Abu Hurairah رضي الله تَعَالَى عنه, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda: سبْعَةٌ يُظِلُّهُم اللَّه في ظِلِّهِ يَوْمَ لا ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ : إِمامٌ عادِلٌ ، وَشَابٌ نَشَأَ في عِبَادَةِ اللَّهِ عَزَّ وَجلَّ ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مَعلَّقٌ بِالمَسَاجِدِ ورَجُلان تَحَابَّا في اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ ، وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ ، ورَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ ، فقال : إِنِّي أَخافُ اللَّه ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بصَدَقَةٍ ، فَأَخْفَاهَا حَتَّى لا تَعْلَمَ شِمَالُهُ ما تُنْفِقُ يَمِينُهُ ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِياً فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ » متفقٌ عليه . “Ada 7 golongan yang akan dinaungi oleh Allah di bawah naungan-Nya pada hari di mana tidak ada lagi naungan kecuali naungan-Nya, yaitu: Pemimpin yang adil; Pemuda yang tumbuh dalam ibadah ke pada Allah Subhanahu wa Ta’ala; Seorang laki-laki yang hatinya terikat dengan masjid; Dua orang yang saling mencintai karena Allah keduanya berkumpul dan berpisah atas dasar cinta kepada Allah; Seorang laki-laki yang diajak oleh seorang wanita cantik dan menawan lalu dia berkata, 'Sesungguhnya saya takut kepada Allah’; Seseorang yang bersedekah dan menyembunyikan sedekahnya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya; Dan Seorang laki-laki yang mengingat Allah dalam kesendirian, maka kedua matanya mengucurkan air mata” (Muttafaq ‘alaih). Golongan pertama yang akan dinaungi oleh Allah di bawah naungan-Nya pada hari di mana tidak ada lagi naungan kecuali naungan-Nya adalah إِمامٌ عادِلٌ “Pemimpin yang adil”. Lalu apa yang dimaksud dengan Pemimpin yang adil? Dijelaskan oleh sebagian para ulama seperti Al Imam Al Qurtubi dan lain-lain Pemimpin yang adil adalah ‘Setiap orang yang bertanggung jawab terhadap urusan atau memimpin sesuatu dari urusan-urusan umat lalu dia bersikap adil’. Jadi orang yang mengurus sesuatu, bertanggung jawab atau memimpin terhadap sesuatu hal dari urusan-urusan umat lalu dia bersikap adil, itu akan dinaungi oleh Allah pada hari Kiamat.
Jadi kenapa dari 7 golongan ini yaitu إِمامٌ عادِلٌ “Pemimpin yang adil”, lalu Nabi ﷺ melanjutkan sabda beliau menyebutkan 6 pihak berikutnya yaitu “Pemuda yang tumbuh dalam ibadah ke pada Allah Subhanahu wa Ta’ala; Seorang laki-laki yang hatinya terikat dengan masjid; Dua orang yang saling mencintai karena Allah keduanya berkumpul dan berpisah atas dasar cinta kepada Allah; Seorang laki-laki yang diajak oleh seorang wanita cantik dan menawan lalu dia berkata, 'Sesungguhnya saya takut kepada Allah’; Seseorang yang bersedekah dan menyembunyikan sedekahnya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya; Dan Seorang laki-laki yang mengingat Allah dalam kesendirian, maka kedua matanya mengucurkan air mata” (Muttafaq ‘alaih). Dijelaskan oleh para ulama kenapa إِمامٌ عادِلٌ “Pemimpin yang adil”, disebutkan pertama kali? Karena diantaranya;
1. Maslahatnya sangat besar. Peran pemimpin yang adil itu sangat besar dalam perubahan dan dalam menentukan kondisi masyarakat dan banyak pihak yang dipimpinnya. Dan banyaknya maslahat dan besarnya peran dari pemimpin, karena dia pemangku kebijakan dan dia yang membuat regulasi dan peraturan itu di susun olehnya lalu berjalan atau tidak berjalan peraturan itu berada pada tangannya dan sebagainya. Dan jelas ini membuat peran setiap pemimpin itu sangat vital.
2. Hanya pemimpin yang adil yang bisa memiliki ke 7 sifat dalam hadits ini dan yang lain tidak bisa. Mayoritas atau banyak orang mungkin hanya masuk ke dalam salah satu golongan dari 7 golongan tersebut. Tetapi pemimpin yang adil dia bisa menyapu bersih 7 golongan yang akan dinaungi oleh Allah di bawah naungan-Nya pada hari di mana tidak ada lagi naungan kecuali naungan-Nya. Jadi semua yang 7 golongan itu tidak ada yang mewujudkan kecuali pemimpin yang adil dan di sapu bersih dan semua dikerjakan kecuali oleh pemimpin yang adil dan ini yang dituturkan oleh Ibnu Hubairoh.
Jadi ini sebuah keutamaan dan keuntungan yang tidak dimiliki oleh orang lain. Karena Pemimpin yang adil tentu saja dia bisa beribadah kepada Allah dan tidak ada yang melarang, karena dia pemimpinnya. Jadi sangat bebas, mau berbuat apa saja bisa, mau ke Masjid setiap saat bisa, mau I’tikaf tidak pulang-pulang dia bisa, siapa yang mau menanyakan dia, karena dia pemimpinnya. Jadi dia bebas saja, karena dengan kekuasaan bahkan wanita akan datang dan akan mudah mendapatkan banyak wanita kalau dia mau. Dan orang kalau sudah mempunyai kedudukan dia tidak ada issue tentang yang lain, makanya ketika di ajak berzina oleh seorang wanita dia mengatakan, إِنِّي أَخافُ اللَّه 'Sesungguhnya saya takut kepada Allah’, karena dia pemimpin dan tidak ada yang dia takuti kecuali Allah. Ada banyak laki-laki tidak berzina karena takut kepada Istrinya atau takut kepada Mertua karena mertuanya punya kedudukan atau ada orang yang tidak mau berzina karena takut popularitasnya hancur. Tetapi kalau pemimpin yang sangat kuat tidak peduli karena semua di tangan dia, image dan personal branding dia yang mengatur dan tidak ada yang berani kepada dia lalu ketika ada kesempatan untuk berzina, dia tidak lakukan, itu semata-mata karena dia takut kepada الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Lalu dia berinfaq dengan secara sembunyi-sembunyi dan dengan rahasia dia bisa lakukan dan tidak ada yang bisa mendetect, lalu dia bisa berdzikir di tengah keheningan dan kesendirian dan dia meneteskan air mata dan semua bisa dilakukan kalau pemimpin yang adil. Makanya sangat powerfull dan tidak ada yang bisa menyamai ini.
To be continued 1 of 2 part
Mohon maaf dan juga koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum, والله أعلم بالصواب
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
Barakallahu fikum…
Jakarta, Selasa, 14 Rabiul Awal 1446 AH/17 September 2024
Ahida Muhsin
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Bismillah
Alhamdulillah
Baarakallahu fiikum Ustadz hafidzahullah dan team
Jazakumullahu khairan
الحمد لله الذي بنعمته تتم الصالحات
اللهم إني أسألك علما نافعا و اعوذ بك من علم لا ينفع
جزاك الله خيرا كثيرا و بارك الله فيك
Semoga para pemimpin kita diberi petunjuk oleh Allah untuk menggunakan kekuasaannya secara adil, yang tegas tapi lembut, yang besar rasa takutnya kepada Allah, yang dekat dengan para fuqoha...
Maka, tugas kita adalah memilih pemimpin yang (mendekati) adil tersebut, di tengah ketidaksempurnaan sistem buatan manusia yang serba tidak sempurna ini. Karena suka atau tidak suka, kebijakan tidak datang dari orang yang apolitis, mau tidak mau kebijakan datang dari orang yang memiliki kekuasaan.
Kekuasaan yang melahirkan kebijakan kebijakan yang rahmatan lil alamin-lah yang merupakan cita cita kita.
Tidak banyak orang yang berani untuk menapaki, memainkan setapak dua tapak peran ini. Pun ketika sedang menapaki, begitu banyak angin yang bertiup dari sana sini, jegal menjegal, demi melindungi harta dan tahta segelintir manusia-manusia rakus.
Alhamdulillah, jazaakumullah khayran Ustadzuna Nuzul Dzikri atas ilmunya pagi ini dan juga tim kajian,Baraakallahu fiikum..
Alhamdulillah
Alhamdulillah Alhamdulillahiladzi bini'matihi tatimush sholihaat
Jazakumullahu Khayran wa Barakallahu Fiikum Ustadzuna dan Tim
🙏
Cawang hadir, ustadz
Jazakumullah khair
Barakallahu fiikum
Maysa Allah Tabarakallah
Assalamualaikum
Waalaikumsalam
Bismillah
Alhamdulillah
Aamiin
☺️
🤲
Alhamdulillah 🤲
Mim, wau, dal, ha 🤲🕊️
Alif, Lam, Mim 🤲🕊️
Terima kasih ilmunya pa Ustad 🤲
🤲
☺️🕊️
Alhamdulillahi rabbal allamin 🤲
Indahnya malam ini
Bulan serasa Purnama 🌝
🤲🕊️
Apa kabar Banten
Dan saudara/i semuanya 🙏🤲
( Jakarta ) 17-09-2024 )
🤲🕊️
☺️🕊️
Masjid ( isim ja'id ) dun ( Dunya ) 😁🤏
Ja, aji, Jim, wau, jurumiyah ( jujur )
Dan seterusnya dan seterusnya 😁
🤲
☺️🕊️
Hijaiyah ( satu sahaya )
Hijriah ( satu cahaya )
Masehi ( Mim, siapa Alif ? ) Memberi
Dan seterusnya dan seterusnya 😁🤏
Masih banyak ?
Banyak, Banyak ☺️🕊️
🤲🕊️
☺️🕊️
33
Hutan
Gunung ( dengung )
Lautan
Manusia
Hewan
Tumbuhan
33 dzikir ( diri ) Masehi 🤔
3 peringatan
3 Nasehat
Al-Masih ( kalam kasih mengasihi )
Memberi, memberikan, sudah diberikan belum ?
😁🕊️
🤲
3 kunci mengenal Islam
1 baca
2 aji
3 uji
Bismillahirrahmanirrahim
Surah Al-fatihah
🤲🕊️
☺️🕊️
Satu surah yang tidak diawali bismillah
Surah at-taubah
Baca, aji, lalu uji 😁 surah at-taubah
Untung nya si Atun kaga minta di jelasin 🤣🤏
🤲🕊️
☺️🕊️
LAST PART
Lalu apa yang di maksud dengan Adil? Adil itu kata para ulama, diantaranya dijelaskan oleh Ibnu Hubairoh رحمه الله تَعَالَى, ‘(Adil) عَادِل itu diambil dari kata اِعْتَدَلَ (I’tidal) dan اِعْتَدَلَ artinya keseimbangan’. Dan apa yang di maksud dengan اِعْتَدَلَ di sini? Para ulama mengatakan, ‘Dia sosok yang kuat dalam menjalankan dos and don'ts yang ditetapkan oleh Allah, perintah Allah dan larangan Allah. Tetapi kekuatannya itu tidak sampai kepada titik kasar atau keras. Dan dia lembut dengan makhluk Allah atau dengan manusia, tetapi kelembutan itu tidak sampai kepada titik lemah. Jadi tegas, kuat tetapi dia lembut dan dia menjalankan peraturan dan regulasi dan dia punya kemampuan dan keberanian untuk mengeksekusi. Sebagaimana di waktu yang sama dia harus lembut, khususnya dengan pihak-pihak yang lemah, seperti kepada wanita (khususnya janda), anak yatim, fakir miskin, orang manula. Dan sangat memuliakan ulama atau ahli ilmu, fuqoha dan mereka berhenti kalau sudah berhadapan dengan Al-Qur’anul Karim. Dan mereka suka duduk dengan para ahli Qur’an dan hidupnya seimbang, jadi tidak berlebihan dan tidak kekurangan’. Jadi dia punya ilmu kudu tega. Kenapa? Karena untuk mengeksekusi seringkali kita harus tega, tetapi tidak kasar. Makanya ada banyak orang tua itu baik tetapi tidak adil, kenapa? Karena tidak tega. Dan orang yang adil itu kalau A ya A, kalau di bilang tidak yang tidak, meskipun dengan orang yang paling dia harapkan. Makanya Nabi ﷺ mengatakan, وَايْمُ اللهِ لَوْ أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ مُحَمَّدٍ سَرَقَتْ لَقَطَعْتُ يَدَهَا “Demi Allah, sungguh jika Fatimah binti Muhammad mencuri, aku sendiri yang akan memotong tangannya” (HR. Bukhari no. 6788 dan Muslim no. 1688). Dan itu kuat, tetapi tidak kasar atau keras atau dictator. Dan salah satu yang disebutkan secara khusus oleh para ulama adalah wanita, makanya bagi pemimpin orang yang beriman, wanita itu bukan alat atau bukan objek eksploitasi, namun mereka harus disikapi dengan lembut dan tidak boleh dimanfaatkan untuk kepentingan syahwat. Dan kita masih ingat, Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى memasukan mereka ke dalam Bab Khusus harus baik dengan mereka. Jadi pemimpin yang adil itu baik dan lembut dengan wanita, anak yatim, orangtua. Apalagi kalau wanita yang tidak ada penopang nafkah dan tidak ada dukungan dari suami atau orangtua dan dia harus berjuang sendiri. Atau dengan anak yatim yang tidak ada yang menafkahi, tidak ada kepala keluarga atau ayah. Atau para orangtua yang tidak ada yang mengurus, mungkin tidak ada anak atau anaknya tidak mau mengurus atau mungkin anaknya sudah meninggal. Makanya kita tahu nama-nama besar di dalam sejarah Islam itu dekat dengan guru mereka, bagaimana Umar bin Abdul Aziz itu diriwayatkan setiap malam berkumpul dengan para ulama, bertemu dengan guru-guru dan para ulama besar bahkan terlibat dalam perjuangan. Lihat bagaimana Syaifudin Quthuz dengan Al-Izz bin Abdul Salam, bagaimana Salahuddin Al Ayyubi dengan guru beliau Ibnu Asakir. Lihat bagaimana Alp Arslan dengan gurunya di Anatolia, lihat bagaimana Sultan Muhammad Al-Fatih dengan guru beliau yaitu Syekh Aq Syamsuddin dan banyak para nama-nama besar lainnya. Dan memang begitu pola yang di bangun dulu, dekat dengan fuqoha dengan fakar fiqh, karena pemimpin yang adil akan membuat peraturan, regulasi dan arah dan jangan sampai melakukan hal yang haram, maka mereka akan bertanya dan meminta masukan, apakah hukumnya boleh atau tidak dan yang bisa menjelaskan halal dan haram dan memuliakan. Dan kalau sudah berhadapan dengan ayat dari Al-Qur’anul Karim maka mereka sami’na wa ato’na. Dan Al-Qur’an itu syifa atau obat bagi penyakit-penyakit hati, karena pemimpin itu tekanannya sangat berat dan banyak hal yang bisa membuat hati itu keras, kotor dan seterusnya, maka dia butuh dengan Al-Qur’anul Karim lebih daripada yang lain.
Jadi kira-kira itu profilenya dan itu yang akan mendapat naungan Allah pada hari Kiamat di saat kondisi yang sangat mencekam dan itulah keadilan. Tidak kasar, tetapi tidak lemah dan berusaha mengamalkan apa yang Allah cintai dan ridho’i dan berusaha menjauhi apa yang Allah benci. Dan tahu kepada siapa dia harus mendekat dan dari siapa dia harus menjauh dan mereka mengerti, makanya mereka memuliakan ulama, memuliakan guru-guru mereka, karena mereka tahu tidak akan berhasil. Menjadi pemimpin itu salah satu Blankspotnya itu tidak ada yang mengontrol dia, karena dia adalah pihak yang mengontrol, sedangkan manusia sifatnya lemah, وَخُلِقَ الْإِنْسَانُ ضَعِيفًا “Dan manusia dijadikan bersifat lemah” (QS An-Nisa’: 28). Maka butuh sosok-sosok yang bisa mengarahkan, mengatakan tidak dan membuat dia memperbaiki dan memahami kesalahan-kesalahannya, sehingga dia menjadi jauh lebih baik dan jauh lebih baik lagi. Dan semakin kita di uji dengan posisi maka semakin tinggi posisi kita, maka semakin sulit menemukan orang yang mengatakan ‘Tidak’ kepada kita dan semua mengatakan, ‘Iya’, dan itu yang menjadi masalah. Dan itu yang dipahami oleh pemimpin-pemimpin besar. Dan kenapa mereka dekat dengan ulama, dekat dengan guru-guru dan dekat para pakar yang jujur dan menginginkan kebaikan buat hati, jiwa dan akhirat mereka. Dan pemimpin inilah di setiap jenjang dan kondisi karena ini umum sebagaimana yang sudah dijelaskan di atas tadi yaitu, ‘Setiap orang yang bertanggung jawab terhadap urusan atau memimpin sesuatu dari urusan-urusan umat lalu dia bersikap adil’.
Mohon maaf dan juga koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum, والله أعلم بالصواب
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
Barakallahu fikum…
Jakarta, Selasa, 14 Rabiul Awal 1446 AH/17 September 2024
Ahida Muhsin
Alhamdulilah