Duta Bali Kunjungi Pura Majapahit Trowulan
HTML-код
- Опубликовано: 20 сен 2024
- Duta Bali Kunjungi Pura Majapahit Trowulan Mojokerto Jatim 24 Juni 2024
Kelompok terdiri dari Putra Putri Kampus, Teruna Teruni Bali, BEM, DPM, Mahasiswa Universitas Mahendradatta dibawah naungan The Soekarno Center yang letaknya di Jalan Raya Utama Tampak Siring Gianyar, Pendirinya adalah Dr. Shri I Gst. Ngr. Arya Wedakarna MWS III & Sukmawati Sukarno Putri. Merupakan juga sebuah lembaga Internasional untuk warga dunia dalam bidang perdamaian serta kemanusiaan, memiliki misi untuk menggelorakan perjuangan Bung Karno, mengenang jasa-jasa beliau untuk bangsa ini sebagai Bapak Proklamator pendiri kesatuan Republik Indonesia juga sebagai tokoh dunia yang disegani pada masa itu, dihormati dan dikagumi sampai sekarang ini.(Reporter Independen Majapahit R.Sisworo Gautama)
PURA MAJAPAHIT KEPERCAYAAN SIWA BUDHA
Kepercayaan Siwa-Budha sudah ada sejak jaman Singasari abad XI, permulaan dianut di Nusantara pada jaman Majapahit yang telah berhasil menyatukan seluruh Nusantara dengan “ Bhinneka Tunggal Ika Tanhana Dharma Mangruwa “.
Setelah Majapahit runtuh pada abad XV 1500 M, Kepercayaan Siwa-Budha tidak menonjol lagi di Jawa. Tetapi di pulau Bali yang tidak tersentuh Aliran Kepercayaan lain, Siwa-Budha tetap lestari dianut oleh para keturunan Majapahit.
Kepercayaan Siwa-Budha adalah penghormatan kepada leluhur dimana jaman dahulu orang mati dibakar dan abunya dilarung ke sungai atau laut agar kembali ke alam Mokswa atau Tuhan Yang Maha Esa.
Titik awal persatuaan Siwa-Budha memang pada jaman Majapahit dimana Pemujaan Roh Leluhur Bhatara Brahma Raja yang aliran Siwa mempunyai istri Putri Cina yang beraliran Budha dan kemudian menjadi cikal-bakal kawitan Majapahit.
Sebelumnya Siwa terpisah dengan Budha, seperti candi Borobudur khusus Budha, candi Prambanan khusus Siwa dll. Sejak jaman Majapahit menjadi satu candi Siwa-Budha dalam satu area.
Kepercayaan Siwa-Budha dianut Raja dan para keluarganya dan sebagian rakyatnya. Raja secara pribadi disebut Wisnu atau Wisnu-Budha. Jadi kepercayaan Siwa-Budha adalah pemujaan leluhur kawitan Majapahit karena pada era Majapahitlah kepercayaan ini menyebar di Nusantara, karena waktu itu para Raja Nusantara dan keluarganya menganut Siwa-Budha.
Ini dibuktikan tiap keluarga Majapahit tentu punya tempat leluhur kawitan Majapahit. Tempat leluhur bisa disebut makam, tetapi hanya Roh nya. Karena orang mati dibakar dan abunya dilarung ke laut. Contohnya di Bali hampir tiap rumah punya tempat Roh / Makam juga orang Cina, Jepang dll yang kalau mati dibakar, dirumah dibuat tempat sembahyangan dan semua keluarga apapun agamanya tetap sembahyang menghormati leluhurnya seperti orang nyekar ke makam.
Kepercayaan Siwa-Budha di era Reformasi ini sebetulnya Pribadi karena bukan agama dan menarik orang atau membuat ajaran dll.
Hanya untuk menyatukan keluarganya yang kini sudah menganut berbagai agama, hanya didepan leluhur bisa bersatu tetapi secara umum berbeda-beda atau “ Bhinneka Tunggal Ika Tanhana Dharma Mangruwa “.
Jadi kepercayaan Siwa-Budha adalah Pelestari Budaya Majapahit, seperti yang dilakukan HYANG SURYO WILATIKTO / SRI WILATIKTA BRAHMA RAJA XI Jl. Brawijaya/ Darajingga no: 13-15 Trowulan-Mojokerto Jawa Timur
Mengenai keluarga dari agama Hindu, Budha, Khonghucu, Kristen, Islam, Kepercayaan dll mengakui keberadaan leluhurnya Majapahit diucapkan banyak terima kasih atas segala bantuannya.
DEPARTEMEN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : C-832. HT.01 .02. TH 2006
PENGESAHAN : YAYASAN PURI SURYA MAJAPAHIT, PELESTARI BUDAYA,, PURI - PURA - PURANA" KAWITAN MAJAPAHIT BALI
SEJARAH
Yayasan / fondation ini di dirikan untuk melindungi tempat LELUHUR MAJAPAHIT atau Pura Majaphit di dalam PURI SURYA MAJAPAHIT, yang selama ini di lecehkan bahkan di tutup berdasarkan SKB Menteri Agama dan Mendagri.
Padahal tiap RUMAH / GRIYO / PURI / PURO dan lain-lain dari Keluarga Majapahit harus punya tempat Leluhur yang di sebut PURA / MERAJAN / KAWITAN dan lain-lain, yang kebetulan lestari di Bali dan sebagian kecil di Jawa yang disebut ” BUDAYA KEJAWEN “ dimana orang masih menghormati Leluhur yang di sebut Danyang / Bibit kawit suatu desa.
Yayasan Puri SURYA MAJAPAHIT bergerak dalam bidang “PELESTARIAN BUDAYA” bukan Agama. Sebelum punya yayasan, Kami sering di “DI GEBUG” orang mengatasnamakan agama, bahkan mau dirobohkan, malah mau ditutup oleh MUSPIKA.Demikian ironisnya leluhur kita yang belum kenal agama islam (karena masuk abad - 15) dan para leluhur di-“CANDI” kan karena Beliau di BAKAR / NGABEN /dan abunya di buang ke laut ( ADAT BUDHO), candi Beliau di hancurkan dan di larang di buat dalam rumah untuk di SEKAR / UPACARAI. Untuk itu Kami menjelaskan tentang Yayasan ini, semoga semua pihak mengerti dan memaklumi.
YAYASAN PURI SURYA MAJAPAHIT
Jl.Dara Jingga 13-15 Trowulan Mojokerto Jatim Tlp 0321491800
Kantor Cabang; Jl.Puri Gading A-1 Jimbaran Bali Telp.0361-704725
anda ini adalah generasi muda patut memberi contoh
👍👍💪💪💪🙏
Salam sht selalu semeton, hindu nusantara pasti bisa.dari denpasar
4:58 saran hindari main hp disaat berada dlm utama mandala sehingga tdk mengurangi kekhusukan persembahyangan.
dan siapa sedang menyerahkan dirinya menyerap Kecerdasan Semesta, keindahan dan kebahagiaanlah yang dijemputnya, semoga ..
Kresna kepakisan hadir smeton rahayu3
Terimakasih sudah hadir, Rahayu
Semoga makin Berkembang dan Dikenal dunia 🎉
👏👏
Sekarang tambah besar ya Romo pura Majapahit. Ntar kalau ada waktu saya berkunjung.
Nggih, terimakasih