(NO.20) TARI DEWI SARTIKA UPI KAMPUS TASIKMALAYA FTTPMN 2021
HTML-код
- Опубликовано: 11 фев 2025
- SINOPSIS
Nama lengkap Dewi Sartika ialah Raden Ayu Dewi Sartika. Raden Ayu Dewi Sartika
lahir di Cicalengka, Jawa Barat. Beliau lahir tanggal 4 Desember 1884. Ayahnya seorang
patih di Bandung dan bernama Raden Somanagara. Ibunya bernama Raden Ayu Permanas.
Dewi bersekolah sampai sekolah dasar. Banyak teman sebayanya tidak bersekolah.
Teman-temannya tidak bisa membaca dan menulis. Dewi Sartika melihat keadaan buruk
teman-temannya. Sepulang sekolah beliau mengumpulkan teman-temannya. Mereka bermain
sekolah-sekolahan. Dewi Sartika menjadi gurunya. Murid-murid diajari berhitung, membaca,
menulis, menyulam, memasak, dan membatik. Banyak kaum wanita ingin belajar di sekolah
itu. Tahun 1910 Sekolah Istri berubah nama menjadi Sekolah Keutamaan Istri.
Perang Dunia I pecah. Perang Dunia berakibat buruk. Harga barang-barang naik.
Penduduk menghadapi berbagai kesulitan. Sekolah Keutamaan Istri juga menghadapi
kesulitan. Dewi Sartika bekerja keras tanpa putus asa agar Sekolah Keutamaan Istri baik-baik
saja tanpa adanya kesulitan. Tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia merdeka. Namun, Belanda
masih menanamkan kekuasaan. Pertempuran sengit masih terjadi. Dewi Sartika bersemangat
membela Negara. Beliau turut bergerilya bersama pejuang. Dewi Sartika pahlawan bangsa.
Beliau gugur tanggal 11 September 1947. Nama beliau selalu dikenang berkat jasanya. Beliau
memajukan kaum wanita. Kaum wanita memperoleh kesempatan mengenyam pendidikan.
Salah satu hasil dari pendidikan ini adalah adanya pandangan yang baru di kalangan
terpelajar tentang wanita. Mereka melihat, bahwa pendidikan merupakan alat penting untuk
memajukan masyarakat dan salah satu syarat penting untuk meningkatkan kesejahteraan
umum adalah meningkatkan derajat wanita untuk mencapainya harus diberi kesempatan
memperoleh pendidikan.
Dewi Sartika berpendapat sebagai berikut:
"Apa yang dibutuhkan pada umumnya untuk meningkatkan moril dan intelektuil
wanita pribumi? Menurut pendapat saya yang sederhana wanita dalam hal ini tidak berbeda
banyak dari kaum laki-laki. Dia juga untuk pendidikan yang baik harus disekolahkan dengan
baik pula. Pengembangan pengetahuan akan berpengaruh terhadap moral wanita pribumi."
Maka perjuangan Dewi Sartika dalam usaha memberikan pendidikan kepada
anak-anak gadis mempunyai tempat yang tersendiri dalam masyarakat sekitar yang sedang
mengalami perubahan. Sebagai anak priyayi yang terdidik ia mengamati dan melihat
kedudukan kaumnya sedang merosot, ia menghendaki agar arus perubahan itu mengalir ke
arah kaum sejenisnya, sehingga terjadi juga perubahan-perubahan dalam masyarakat wanita
yang menuju ke arah perbaikan.
Referensi:
Wiriatmadja, R. (2009). Dewi Sartika. DEPARTEMEN KEBUDAYAAN DAN
PARIWISATA DIREKTORAT JENDERAL SEJARAH DAN PURBAKALA
DIREKTORAT NILAI SEJARAH.