Ki Dalang Seno .. Saking tlatah banjarnegara..mohon jika pentas 1x,.2x. Diselingin ceramah agama kados niki supados..ngelingke pamirso sedoyo..nuwun Pak Eno..
Wah bakal viral pak kyai ...Ngalahke dagelan dagelan lawas..Mergo konsep dakwahe dibalut banyolan yg freshhh..Mantul pak seno mugo saget barengan terus leh p yai..
Semarang hadir..kulo nderek ngaos yai..ceramahnya sederhana mudah di terima bisa menyesuaikan situasi dan kondisi tidak secara langsung mengunakan dalil quran dan hadist nabi dng menggunakan bahasa arab ..tpi langsung di tarjamahkanya dng gamblang
Sepertinya ga ada yang berani bilang sirik secara terang terangan... La yang menciptakan wayang wae seorang wali, ulama besar tanah Jawa. Paling satu dua orang yang tak ingin Islam bersatu. Agama dan budaya tidak bisa / tidak boleh dibenturkan. Salam budaya, ttp terus beri hiburan ki Seno 👍👍
@@nugrohoardhi107 garis keras dimana mana ada kok, tergantung bagaimana cara kita menyikapi. Toh di Jawa Barat punya kesenian wayang golék yang sama sama populér dan ttp eksis seperti wayang kulit di daerah Jateng, Jogja dan Jatim... Yang keras2 biar urusannya sama negara. Seniman ttp lanjut 🙏🙏
ingat pak ustadz Burhanuddin.. teringat 8thn yg lalu, beliau saya undang kerumah untuk acara aqiqah anak perempuan saya... tp sekarang anak saya udah dipanggil kembali ke Allah SWT...😭😭
Ini saya share tulisan menarik dari Mas Mohammad Sobari : Majalah Tempo edisi 12 Januari 1991 yang saya copas dari teman komunitas fb. Mas Mohammad Sobari juga penggemar wayang. >>>....*KANG SEJO MELIHAT TUHAN* Bukan salah saya kalau suatu hari saya ceramah agama didepan sejumlah mahasiswa Monash (maksud beliau : Monash University of Melbourne, Australia), yang, satu di antaranya,Islamnya menggebu. Artinya, Islam serba berbau Arab. Jenggot mesti panjang. Ceramah mesti merujuk ayat, atau Hadits. Lauk mesti halal meat. Dan, semangat mesti ditujukan buat mengislamkan orang Australia. Tanpa itu semua jelas dianggap tidak Islami. Saya pun dicap tidak Islami lantaran Iman saya campur aduk dengan wayang. Dus, kalau pakai kaca mata Geertz, seislam-islamnya saya, saya ini masih Hindu. Maksud beliau : Cliffort James Geetz seorang ahli antropologi asal Amerika Serikat. Ia paling dikenal melalui penelitian-penelitiannya mengenai Indonesia dan Maroko dalam bidang seperti agama (khususnya Islam), perkembangan ekonomi, dll). Memang salah saya, sebab ketika itu saya main ibarat: Gatutkaca itu sufi. Ia satria pandita.Tiap saat seperti tidur, padahal berzikir qolbi. Jasad di bumi, roh menemui Tuhan. Ini turu lali, mripat turu, ati tangi: mata tidur hati melek, seperti olah batin dalam dunia kaum sufi. Biar masih muda, hidup Gatutkaca seimbang, satu kaki di dunia satu lagi di akhirat. Mirip Nabi Daud: hari ini puasa,sehari esoknya berbuka. Juli tahun lalu saya dijuluki Gus Dur sebagai orang yang doanya pendek. Bukan harfiah cuma berdoa sebentar. Maksudnya, tak banyak doa yang saya hafal. Namun, yang tak banyak itu saya amalkan. "Dan itu betul. Artinya, banyak ilmu ndak diamalkan buat apa?", kata gus Dur sambil bergolek-golek di Hotel Sriwedari, Yogya. Dalam deretan Sufi, Al Adawiah disebut "raja." Wanita ini hamba yang total. Hidupnya buat cinta. Gemerlap dunia tak menarik berkat pesona lain, yakni getaran cinta ilahi. Pernah ia berkata, "Bila Kau ingin menganugerahi aku nikmat duniawi, berikan itu pada musuh-musuh-Mu. Dan bilaingin Kaulimpahkan padaku nikmat surgawi, berikanlah pada sahabat-sahabat-Mu. Bagiku, Kau cukup." Ini tentu berkat keep-"raja"-annya. Lumrah. Lain bila itu terjadi pada Kang Sejo. Ia tukang pijit -maaf, Kang, saya sebut itu tunanetra. Kang Sejo pendek pula doanya. Bahasa Arab ia tak tahu. Doanya bahasa Jawa: Gusti Allah ora sare (Allah tak pernah tidur): potongan ayat Kursi itu. Zikir ia kuat. Soal ruwet apa pun yang dihadapi, wiridannya satu: "Duh, Gusti, Engkau yang tak pernah tidur ..." Cuma itu. "Memang sederhana, wong hidup ini pun dasarnya juga sederhana, katanya, sambil memijit saya. Saya tertarik cara hidupnya. Saya belajar. Guru saya ya orang macam ini, antara lain. Rumahnya di Klender. Kantornya, panti pijat itu, di sekitar Blok M. Ketika saya tanya, apa yang dilakukannya di sela memijit, dia bilang, "Zikir Duh, Gusti ..." Di rumah, di jalan, di tempat kerja,di mana pun, doanya ya Duh, Gusti ... itu. Satu tapi jelas di tangan. "Berapa kali Duh Gusti dalam sehari?" tanya saya. "Tidak saya hitung." "Lho, apa tak ada aturannya Para santri kan dituntun kiai, baca ini sekian ribu, itu sekian ribu," kata saya "Monggo mawon (ya, terserah saja)," jawabnya. "Tuhan memberikita rezeki tanpa hitungan, kok. Jadi, ibadah pun tanpa hitungan." "Sampeyan itu seperti wali, lo, Kang," saya memuji. "Monggo mawon. Ning wali murid." Dia lalu ketawa. Diam-diam ia sudah naik haji. Langganan lama, seorang pejabat, mentraktirnya ke Tanah Suci tiga tahun yang lalu. 'Senang sampeyan, Kang, sudah naik haji?" "Itu kan rezeki. Dan rezeki datang dari sumber yang tak terduga," katanya. "Ayat menyebutkan itu, Kang." "Monggo mawon. Saya tidak tahu." Ketularan bau Arab, saya tanya kenapa doanya bahasa Jawa. "Apa Tuhan tahunya cuma bahasa Arab?" "Kalau sampeyan Dah Duh Gusti di bis apa penumpang lain ..." "Dalam hati, Mas. Tak perlu diucapkan." Ia, konon, pernah menolak zakat dari seorang tetangganya. Karena disodor-sodori, ia menyebut, "Duh, Gusti, yang tak pernah tidur ..." Pemberi zakat itu, entah bagaimana, ketakutan. Ia mengaku uang itu memang kurang halal. Ia minta maaf. "Mengapa sampeyan tahu uang zakat itu haram"? tanya saya. "Rumah saya tiba-tiba panas. Panaaaas sekali." "Kok sampeyan tahu panas itu akibat si uang haram?" "Gusti Allah ora sare, Mas," jawabnya. Ya, saya mengerti, Kang Sejo. Ibarat berjalan, kau telah sampai. Dalam kegelapan matamu kau telah melihatNya. Dan aku? Aku masih dalam taraf terpesona. Terus-menerus . Tulisan ini pun saya simpulkan : soal budaya lanjutkan saja. Soal ibadah sudah ada aturannya, ...monggo, Gusti Allah mboten sare.
Sepertinya ini kisah nyata. Aku pernah nemu video Kang Sobari bercerita ttg Kang Sejo yg membeli tanah luas kemudian dijadikan pasar rakyat dg sarat tak boleh pemerintah daerah memungut iyuran di pasar yg beliau buat itu. Kang Sejo juga membeli sepetak tanah buat pemakaman umun. Ini cerita Kang Sobari di Kenduri Cinta dlm video itu.
kalau lihat wayang yang di lihat alur cerita nya dan seni yang terkandung dalam pentas wayang itu banyak sekali dari seni bentuk wayang yang beragam wajah dan prilaku suara yang berbeda gamelan beragam bentuk dan suara. peran utama dalam pentas pewayangan adalah dalang apalagi kalau dalang nya mas seno tambah gayeng, yang telah menghapal banyak lakon wayang di bantu peniti wayang yogo dan sinden maka wayang bisa pentas,dalam cerita wayang hanya bisa di lihat seni nya,setelah selesai pentas wayang masuk kotak dah habis cerita nya,karena dalange wis ngantuk terus turu,saya mengatakan wayang itu seni budaya jawa karena setiap orang tidak di suruh untuk mengikuti cerita wayang dan wayang kulit wayang orang yang pembuat gamelan dalang yogo sinden bahasa wayang nenggunakan bahasa jawa maka masuk kesenian jawa, bisa juga masuk seni bufaya jawa, soal lakon ada beberapa negara ngamarto ngestino dorowati di mana tempat nya paling tepat di tanya kan sama dalang menurut saya, dalang sendiri juga tidak bakal tau tempat nya.bagong naik turun ke kayangan dalam waktu beberapa jam sudah balik ke darat,kalau di tanyakan cara nya bagong naik turun kayangan pakai alat dan caranya bagaimana,tidak akan ada orang yang tahu karena cerita wayang itu fiksi.saya suka nonton wayang karena saya suka dalang nya dan merasa terhibur.wayang di anggap sirik-haram oleh banyak orang jawa dan orang indonesia karena neraka belum tau atau sudah tau dengan tujuan politik maupun buat cari sandang badook,mereka gencar mengkampanyekan di berbagai media (mendakwahkan) dengan iming- iming masuk surga semua orang di wajibkan menjalankan rukun islam- rukun iman padalah dua hal ini juga fiksi,menurut penelitian saya orang yang membenarkan menceramahkan islam dll maupun orang yang pengikutnya yang taat menjalan kan rukun islam dan rukun iman terlihat seperti orang tidak waras karena karena mereka tidak memiliki kesadaran bahwah islam itu cerita fiksi yang di buat di arab saudi sana dengan tujuan untuk menguasaai secara politik dan ekonomi,cerita wayang masuk juga fiksi karena di masukan ke seni menjadi hiburan karena dalang tidak pernah mewajibkan penonton untuk meniru cerita wayang,karena ini komentar jika tak berkenan mohon maaf
@@m.youtube.com-cannel-wong-sj Komentarnya medeni, sudah menyoal agama. Agama itu urusan manusia dengan Tuhannya. Landasannya Kitab Suci dan Panduan Nabi (Hadits). Kalau menggunakan nalar sendiri akan menimbulkan keretakan-keretakan antar umat beragama. Yang kita bahas di medsos ini hubungan manusia dengan manusia. Landasannya (secara berjenjang) : Konstitusi, Hukum, Peraturan, Kode Etik (Tatakrama), dan Toleransi. Monggo kita membatasi diri secara bijak.
Nyimak... Apapun yg dilakukan oleh para seniman dalam rangka mengejawantahkan kecintaan terhadap seni adalah sikap syukur atas nikmat dari Pencipta-Nya.
Supari Ari ,ini sekarang sdh jaman maju, pola pikir/cara pandang juga sdh berbeda , mk jng malah menjadi mundur lagi. Tp ya monggo saja,ini adalah pilihan.
Maksud kulo nggih kados mundur kejaman poro wali. Lha poro wali niku sing diadepi tiang hindu jaman semono lha sak niki jamane pun dados tiang islam danten . Islam niko rak dinamis nggih.
@@sudaryono9015 pangapunten ...sakmeniko menurut pamanggih kulo malah awrat jaman sak meniko tinimbang jaman rumiyen,amargi jaman sak meniko kepinteran mboten diimbangi kaliyan tepo seliro,welas asih sampun kadus luntur jaman sak meniko
Priyo Wigoeno , nggih monggo sami2 dipun arahaken dumateng mergi engkang sae lan leres menggahing agama islam , amargi islam puniko santun ugi lembut. Salam.
Wawasan kulo mboten nyandhak yen prekawis materi dakwahnya Pak Kiai. Yang bisa saya share hanya tentang persepsi berekspresi seni sekaligus mengapresiasi budaya hasil karya nenek moyang kita. Menonton wayang saya persepsikan sebagai upaya menafkahi batin, bukan mencari acuan dalam menjalankan perintah agama. Ini pun bisa dipertantangkan panjang lebar, monggo mawon tapi itulah niat saya. Masing-masing orang punya cara menafkahi batin. Orang Arab pun banyak yang menafkahi batinnya dengan menikmati budaya bangsa lain. Nonton sepak bola misalnya, jelas bhw sepak bola bukan budaya Arab. Menonton dunia lewat internet/saluran TV, media cetak, radio, komunikasi dengan HP, dll., juga demikian. Mereka juga biasa menggunakan AC di rumahnya walalupun bagi kelompok yang berprinsip bhw panas/hujan adalah ciptaan Tuhan (kalau zakelijk memaknai ya harus diterima apa adanya tanpa didinginkan pakai AC). Sesungguhnya Pak Kiai sudah pas menyikapinya, makanya saya komentari : beliau akurat dalam memilih diksi (kata/istilah/ungkapan/pesan), redaksi (konteks kalimat), dan momentum (saat yg tepat ketika di luar sono sedang mengemuka perbedaan-perbedaan ~ bahkan atribut pun diributin). Kesimpulannya : saya akan tetap menikmatinya........he...he....
Saya juga pernah nonton, pagelaran wayang sesi limbukan dagelan di ganti ceramah, Klo gx salah dalang ki sukron suwondo, dengan kh mashudi. Ceramahnya berisi makna dari lakon tersebut, jadi penonton bisa tau apa baik buruknya dalam lakon tersebut.
Assalamualaikumwr wb.ki seno saya sangat sangat sangat setuju sekàli kalau di setiap pementasan2 wayang ki seno di selipan ceramah agama.pasti ki seno lebih jaya dan berkah
Tontonan bisa menghibur, tuntunan nya prilaku terhadap sesama tdk hrs fanatik tapi silahkan fanatik terhadap ajarannya dan tdk hrs saling menyalahkan, krn ujian yg paling nyata bukan krn hafal kitab itu. ( Nyontek )...tapi bisa berprilaku benar tanpa contekan.. salah satunya ya ki Senonugroho ini. ..semoga diberi kekuatan dan sehat2.pak seno.
Nderek ngaos pak yai..kok hampir sama live streaming pagelaran wayang kulit ..2 sept kemaren mlm pak anom suroto pentas di daerah saya .. sebelum wayang main di isi pengajian..ini pentas wayang kulit pak seno juga di isi dng pengajian ..semoga barokah
RANGKUMAN PEMBELAJARAN DARI PAK USTADZ MUWAFIQ DLL, TERKAIT WAYANG. Salah satu tulisan beliau tentang transformasi agama Islam ke tanah Jawa hemat saya relevan untuk acuan meresponse tausiyah-nya Pak Ustadz Burhanuddin, sehingga agak terang memahami pesan Pak Kiai Burhanuddin. Ya,...untuk level saya baru pada tahap : agak terang. Beliau menulis tentang budaya Jawa sebelum masuknya para wali. Intinya, wong Jowo dulu menganut aliran kepercayaan, a.l. ngrogoh suksmo, matinya muksa ~ hilang sak ragane. Mati seperti seperti itu diyakini sanggup meninggalkan urusan duniawi, antara lain mengumbar hawa nafsu. Hawa nafsu demi perut dan demi birahi, kemudian selalu diingatkan untuk tidak diulang, yaitu dengan cara wilujengan (buceng konon peringatan untuk bagi-bagi rizki ~ meninggalkan keserahakan, lalu ayam ingkung konon peringatan untuk meninggalkan nafsu sexualitas), jenang sengkolo konon mengingatkan untuk dijauhkan dari aral melintang (kolo rubedo).....dll....embuh ora hafal. Ketika para wali mulai mengajarkan agama Islam, beliau-beliau mendapatkan response penolakan luar biasa, oleh karena itu pakai strategi menyisipkannya ke dalam budaya yang sedang kuat-kuatnya, a.l. dalam bentuk tembang dan wayang. Syair-syair tembang kalsik sarat dengan sanepo. Crita wayang kemudian dikemas secara halus ke dalam thema MENCARI SURGA. Begawan Abiyasa diposisikan sebagai Kiai Pondhok Pesantren, muridnya para pencari surga : cantrik Janaloka (dari kata shastri = pengkaji kitab suci) dan Jannah (surga). Arjuna adalah satria yang mengedepankan surgawi, maka namanya ditambah dengan Janoko (dari kata Jannah). Dalam jiwa diri manusia ada iblis yang selalu menggoda, makanya mucul nafsu yang kadang-kadang kelepasan kendali. Mengalahkan iblis itu berat, keimanan kita harus kuat. Dalam wayang digambarkan dengan perang cakil ~ matinya oleh kerisnya sendiri. Dalam diri manusia ada cakil, ada sengkuni, ada Durga. Itulah sekilas tentang thema wayang yang telah dikreasi para wali menurut penuturan Gus Muwafiq. Maaf, saya hanya mengutip untuk dikait-kaitkan dengan tausiyah Pak Kiai Burhanuddin. Wayang-wayang kuno, yang dulu berupa wayang beber diubah oleh para wali sehingga tidak lagi gambar orang melainkan gambar karakter. Oleh karena itu, wayang terdefinisikan menjadi cerminan (refleksi /wewayangan), bukan crita nyata. Karena refleksi, maka yang diambil adalah pembelajaran nilai akhlak dan moralnya. Jadi dibutuhkan sosok yang mengajarkan hal itu (ngudhal piwulang). Untuk menjalankan perintah agama tetap berpedoman pada kitab suci dan hadits, itupun yang dikaji secara sahih, bukan tafsir sembarang orang per orang. Yang berkembang saat ini beragam tafsir pribadi, dan itu cepat viral melalui medsos. Mungkin saja ketika menafsirkan ada tujuan politis, bahkan mungkin juga dilegitimasi melalui lembaga tertentu...barangkali ada cakilnya.....he...he... Namanya juga budaya, maka ada sisi seni yang juga dinikmati sebagai nafkah batin ~ pencegah stress. Ada pula misi lain yang ditumpangkan padanya, yaitu sebagai alat perekat rasa persatuan bangsa yang berbineka ini, sesuai ikrar bersama : SOEMPAH PEMOEDA 28 Oktober 1928. Tanpa ikrar bersama maka sulit merumuskan UUD 1945 dan Pnacasila. Itu adalah komitmen dasar untuk melangkah kemudian mebentuk sistem tatanegara Indonesia. Jadi, sepanjang kita pandai memilah dan memilih mana budaya dan mana ajaran agama, serta dilandasi rasa persatuan bangsa/keutuhan negara, hemat saya oke-oke saja. Monggo mawon, "Gusti Allah mboten sare" ~ sependapat dengan kang Sejo dan Mas M. Sobari.
Ini bagus pakseno...kalau boleh usul..seyogyanya di setiap pagelaran di sisipkan pesan agama agar lebih membuka wawasan masyarakat tentang agama dan budaya. Hingga pada ahirnya tidal men syirikkan dan membid ahkan satu sama lain.... Maju terus pak seno.....
Wayang adalah tontonan dan tuntunan. Terlebih bila masyarakat pencinta wayang dapat mencerna dengan baik. Leres sing dingendikaaken pak Burhan. "Numpak wayang".
Saya penggemar wayang saran untuk Pak Seno mhn mengatur durasi waktu untuk limbukan dan goro2 spy inti lakon wayang bisa terpenuhi. Misal limbukan dan goro 2 masing 2 satu jam sdh cukup..nuwun.
Sebenarnya di dalam lakon wayang dan filosofinya sudah banyak tuntunan keagamaan yg di sanepankan secara jawa.. Mulai sakdurunge enek awang awang sak durunge enek uwung2 sampai jagat gumelar karo sangkan parane dumadi wes di critakno secara detail.. Wayang adalah seni budaya yg sudah berhasil membawa agama islam berkembang pesat di nusantara.
Wayang itu bukan cuma tontonan,tapi juga tuntunan,nikuuu nek sampean2 podo mikirr....!!! Salah e sampean2 dewe jane kie..nek nonton wayang kur podo golek hura2 tok,yo oleh2 e kur tontonan,ora oleh tuntunane.
Siapa yg bilang sitik kalau wayang kulit syirik, ini bukan orang Indonesia. Ini yg bilang wayang syirik adalah orang yg mau merusak budaya Indonesia. Tanpkap aja orang seperti ini. Ini orang yg mau adu domba bangsa Indonesia. Sudah jelas itu
yg bilang syirik mesti katok cingkrang,orang yg dikit2 bilang syirik justru nyata sekali mereka itu belum paham hakekatnya bertauhid. wong sing ngomong syirik iku sejatine islame mung ning tenggorokan wae,wong nyembah ra weruh sing disembah,mung weruh asmane tok
Siapa yang berani mengatakan wayang syirik, haram. Ingat sejarah para wali 9 betapa susahnya berdakwah mengajarkan agama islam. Meluruskan aqidah & tauhid. Ilmu kalian belum seberapa di banding para wali 9. Mereka tau yang halal haram. Dulu jaman wali 9 paling gampang berdakwah pakai wayang. Karena masyarakat senang dengan wayang.
Full Lakon: Sri Mulih
ruclips.net/video/C_DaUDDZ56k/видео.html
Ki Dalang Seno ..
Saking tlatah banjarnegara..mohon jika pentas 1x,.2x. Diselingin ceramah agama kados niki supados..ngelingke pamirso sedoyo..nuwun Pak Eno..
Ya nggak sirik pak,masa ustad bilang sirik 🤔🤔🤔wayang Dan gamelan kan peninggalan walisongo. Duhhhhh
mantull tontonan dan tuntunan semoga berkah AAMIIN
Waiyahhhh
Mantul
kyai burhanudin niki kok ceramahe versi santai tp mlhn bermakna.. bsa menyesuaikan kondisi jamaah.. 👍👍👍👍👍👏👏👏👏
Betul bgt
Wah bakal viral pak kyai ...Ngalahke dagelan dagelan lawas..Mergo konsep dakwahe dibalut banyolan yg freshhh..Mantul pak seno mugo saget barengan terus leh p yai..
Sy dibesarkan di tanah Sunda, kok saya jadi suka Ki Seno... Tiap ada waktu sy nonton youtube ketagihan.... Awesome... Selamat ya Ki Seno...bravo
.top 1 dalang idola kawula muda..
Wah bakal viral iki Pak Seno kaleh ustads Burhanudin. ..
dalang idola Pak Eno .....
Semarang hadir..kulo nderek ngaos yai..ceramahnya sederhana mudah di terima bisa menyesuaikan situasi dan kondisi tidak secara langsung mengunakan dalil quran dan hadist nabi dng menggunakan bahasa arab ..tpi langsung di tarjamahkanya dng gamblang
Sepertinya ga ada yang berani bilang sirik secara terang terangan... La yang menciptakan wayang wae seorang wali, ulama besar tanah Jawa. Paling satu dua orang yang tak ingin Islam bersatu. Agama dan budaya tidak bisa / tidak boleh dibenturkan. Salam budaya, ttp terus beri hiburan ki Seno 👍👍
Di jabar wali rata2 gak diakuin om..apalagi yg garis keras..
@@nugrohoardhi107 garis keras dimana mana ada kok, tergantung bagaimana cara kita menyikapi. Toh di Jawa Barat punya kesenian wayang golék yang sama sama populér dan ttp eksis seperti wayang kulit di daerah Jateng, Jogja dan Jatim... Yang keras2 biar urusannya sama negara. Seniman ttp lanjut 🙏🙏
@@AwaliyahLove .. wajib dpt applaus.. komen anda wwwrrrbyashhh.. 👏👏👏👏👏👏👏
@@fw7453 mau bengi masuk jam berapa mas, tak colak colek sampai pegel jempole gak masok
@@AwaliyahLove .. jam 1 an be'e.. nuggoi banyu je sawah garing..
Jian pak kyai tawadu estu pak seno😍😍😍🙏, maturnwn pencerahanipun mugi pak seno sehat lahir batinipun ugi lan sedoyo pengemar wayang kulit..
ingat pak ustadz Burhanuddin.. teringat 8thn yg lalu, beliau saya undang kerumah untuk acara aqiqah anak perempuan saya... tp sekarang anak saya udah dipanggil kembali ke Allah SWT...😭😭
Sabar njih mbak😇
@@saprolbrawijaya9408 njih maturnuwun pak🙏
@@billa9571 kulo tasih nom mbak,ampun d celuk pak😅
Smoga husnul khotimah mbak....Allah lebih sayang ank sampean...
@@tiohack3176 aamin... maturnuwun 🙏
Ini saya share tulisan menarik dari Mas Mohammad Sobari : Majalah Tempo edisi 12 Januari 1991 yang saya copas dari teman komunitas fb.
Mas Mohammad Sobari juga penggemar wayang.
>>>....*KANG SEJO MELIHAT TUHAN*
Bukan salah saya kalau suatu hari saya ceramah agama didepan sejumlah mahasiswa Monash (maksud beliau : Monash University of Melbourne, Australia), yang, satu di antaranya,Islamnya menggebu. Artinya, Islam serba berbau Arab. Jenggot mesti panjang. Ceramah mesti merujuk ayat, atau Hadits. Lauk mesti halal meat. Dan, semangat mesti ditujukan buat mengislamkan orang Australia. Tanpa itu semua jelas dianggap tidak Islami.
Saya pun dicap tidak Islami lantaran Iman saya campur aduk dengan wayang. Dus, kalau pakai kaca mata Geertz, seislam-islamnya saya, saya ini masih Hindu. Maksud beliau : Cliffort James Geetz seorang ahli antropologi asal Amerika Serikat. Ia paling dikenal melalui penelitian-penelitiannya mengenai Indonesia dan Maroko dalam bidang seperti agama (khususnya Islam), perkembangan ekonomi, dll).
Memang salah saya, sebab ketika itu saya main ibarat: Gatutkaca itu sufi. Ia satria pandita.Tiap saat seperti tidur, padahal berzikir qolbi. Jasad di bumi, roh menemui Tuhan. Ini turu lali, mripat turu, ati tangi: mata tidur hati melek, seperti olah batin dalam dunia kaum sufi.
Biar masih muda, hidup Gatutkaca seimbang, satu kaki di dunia satu lagi di akhirat. Mirip Nabi Daud: hari ini puasa,sehari esoknya berbuka.
Juli tahun lalu saya dijuluki Gus Dur sebagai orang yang doanya pendek. Bukan harfiah cuma berdoa sebentar. Maksudnya, tak banyak doa yang saya hafal. Namun, yang tak banyak itu saya amalkan.
"Dan itu betul. Artinya, banyak ilmu ndak diamalkan buat apa?", kata gus Dur sambil bergolek-golek di Hotel Sriwedari, Yogya.
Dalam deretan Sufi, Al Adawiah disebut "raja." Wanita ini hamba yang total. Hidupnya buat cinta. Gemerlap dunia tak menarik berkat pesona lain, yakni getaran cinta ilahi. Pernah ia
berkata, "Bila Kau ingin menganugerahi aku nikmat duniawi, berikan itu pada musuh-musuh-Mu. Dan bilaingin Kaulimpahkan padaku nikmat surgawi, berikanlah pada sahabat-sahabat-Mu. Bagiku, Kau cukup."
Ini tentu berkat keep-"raja"-annya. Lumrah. Lain bila itu terjadi pada Kang Sejo. Ia tukang pijit -maaf, Kang, saya sebut itu tunanetra.
Kang Sejo pendek pula doanya. Bahasa Arab ia tak tahu. Doanya bahasa Jawa: Gusti Allah ora sare (Allah tak pernah tidur): potongan ayat Kursi itu. Zikir ia kuat. Soal ruwet apa pun yang dihadapi, wiridannya satu: "Duh, Gusti, Engkau yang tak pernah tidur ..." Cuma itu.
"Memang sederhana, wong hidup ini pun dasarnya juga sederhana, katanya, sambil memijit saya.
Saya tertarik cara hidupnya. Saya belajar. Guru saya ya orang macam ini, antara lain. Rumahnya di Klender. Kantornya, panti pijat itu, di sekitar Blok M. Ketika saya tanya, apa yang dilakukannya di sela memijit, dia bilang, "Zikir Duh, Gusti ..." Di rumah, di jalan, di tempat kerja,di mana pun, doanya ya Duh, Gusti ... itu. Satu tapi jelas di tangan.
"Berapa kali Duh Gusti dalam sehari?" tanya saya.
"Tidak saya hitung."
"Lho, apa tak ada aturannya Para santri kan dituntun kiai, baca ini sekian ribu, itu sekian ribu," kata saya
"Monggo mawon (ya, terserah saja)," jawabnya. "Tuhan memberikita rezeki tanpa hitungan, kok. Jadi, ibadah pun tanpa hitungan."
"Sampeyan itu seperti wali, lo, Kang," saya memuji.
"Monggo mawon. Ning wali murid." Dia lalu ketawa.
Diam-diam ia sudah naik haji. Langganan lama, seorang pejabat, mentraktirnya ke Tanah Suci tiga tahun yang lalu.
'Senang sampeyan, Kang, sudah naik haji?"
"Itu kan rezeki. Dan rezeki datang dari sumber yang tak terduga," katanya.
"Ayat menyebutkan itu, Kang."
"Monggo mawon. Saya tidak tahu."
Ketularan bau Arab, saya tanya kenapa doanya bahasa Jawa.
"Apa Tuhan tahunya cuma bahasa Arab?"
"Kalau sampeyan Dah Duh Gusti di bis apa penumpang lain ..."
"Dalam hati, Mas. Tak perlu diucapkan."
Ia, konon, pernah menolak zakat dari seorang tetangganya. Karena disodor-sodori, ia menyebut, "Duh, Gusti, yang tak
pernah tidur ..." Pemberi zakat itu, entah bagaimana, ketakutan. Ia mengaku uang itu memang kurang halal. Ia minta maaf.
"Mengapa sampeyan tahu uang zakat itu haram"? tanya saya.
"Rumah saya tiba-tiba panas. Panaaaas sekali."
"Kok sampeyan tahu panas itu akibat si uang haram?"
"Gusti Allah ora sare, Mas," jawabnya.
Ya, saya mengerti, Kang Sejo. Ibarat berjalan, kau telah sampai. Dalam kegelapan matamu kau telah melihatNya. Dan aku? Aku masih dalam taraf terpesona. Terus-menerus
.
Tulisan ini pun saya simpulkan : soal budaya lanjutkan saja. Soal ibadah sudah ada aturannya, ...monggo, Gusti Allah mboten sare.
Sepertinya ini kisah nyata.
Aku pernah nemu video Kang Sobari bercerita ttg Kang Sejo yg membeli tanah luas kemudian dijadikan pasar rakyat dg sarat tak boleh pemerintah daerah memungut iyuran di pasar yg beliau buat itu.
Kang Sejo juga membeli sepetak tanah buat pemakaman umun.
Ini cerita Kang Sobari di Kenduri Cinta dlm video itu.
opo yo tenan gusti allah ono
Nek wayang iku syirik ustadte kudu belajar.maneh mungkin ustadte kui. Lagi wae dadi ustadz utowo ustad 2 an.
kalau lihat wayang yang di lihat alur cerita nya dan seni yang terkandung dalam pentas wayang itu banyak sekali dari seni bentuk wayang yang beragam wajah dan prilaku suara yang berbeda gamelan beragam bentuk dan suara. peran utama dalam pentas pewayangan adalah dalang apalagi kalau dalang nya mas seno tambah gayeng, yang telah menghapal banyak lakon wayang di bantu peniti wayang yogo dan sinden maka wayang bisa pentas,dalam cerita wayang hanya bisa di lihat seni nya,setelah selesai pentas wayang masuk kotak dah habis cerita nya,karena dalange wis ngantuk terus turu,saya mengatakan wayang itu seni budaya jawa karena setiap orang tidak di suruh untuk mengikuti cerita wayang dan wayang kulit wayang orang yang pembuat gamelan dalang yogo sinden bahasa wayang nenggunakan bahasa jawa maka masuk kesenian jawa, bisa juga masuk seni bufaya jawa, soal lakon ada beberapa negara ngamarto ngestino dorowati di mana tempat nya paling tepat di tanya kan sama dalang menurut saya, dalang sendiri juga tidak bakal tau tempat nya.bagong naik turun ke kayangan dalam waktu beberapa jam sudah balik ke darat,kalau di tanyakan cara nya bagong naik turun kayangan pakai alat dan caranya bagaimana,tidak akan ada orang yang tahu karena cerita wayang itu fiksi.saya suka nonton wayang karena saya suka dalang nya dan merasa terhibur.wayang di anggap sirik-haram oleh banyak orang jawa dan orang indonesia karena neraka belum tau atau sudah tau dengan tujuan politik maupun buat cari sandang badook,mereka gencar mengkampanyekan di berbagai media (mendakwahkan) dengan iming- iming masuk surga semua orang di wajibkan menjalankan rukun islam- rukun iman padalah dua hal ini juga fiksi,menurut penelitian saya orang yang membenarkan menceramahkan islam dll maupun orang yang pengikutnya yang taat menjalan kan rukun islam dan rukun iman terlihat seperti orang tidak waras karena karena mereka tidak memiliki kesadaran bahwah islam itu cerita fiksi yang di buat di arab saudi sana dengan tujuan untuk menguasaai secara politik dan ekonomi,cerita wayang masuk juga fiksi karena di masukan ke seni menjadi hiburan karena dalang tidak pernah mewajibkan penonton untuk meniru cerita wayang,karena ini komentar jika tak berkenan mohon maaf
@@m.youtube.com-cannel-wong-sj
Komentarnya medeni, sudah menyoal agama. Agama itu urusan manusia dengan Tuhannya. Landasannya Kitab Suci dan Panduan Nabi (Hadits). Kalau menggunakan nalar sendiri akan menimbulkan keretakan-keretakan antar umat beragama.
Yang kita bahas di medsos ini hubungan manusia dengan manusia. Landasannya (secara berjenjang) : Konstitusi, Hukum, Peraturan, Kode Etik (Tatakrama), dan Toleransi.
Monggo kita membatasi diri secara bijak.
Bintang tamu pk Seno.#ustad.
Sekilas tp penuh makna,
Nyimak...
Apapun yg dilakukan oleh para seniman dalam rangka mengejawantahkan kecintaan terhadap seni adalah sikap syukur atas nikmat dari Pencipta-Nya.
Konsep ini kelihatanya perlu dikembangkan, berarti ini sudah mengikuti dakwah sunan Kalijogo
Supari Ari ,ini sekarang sdh jaman maju, pola pikir/cara pandang juga sdh berbeda , mk jng malah menjadi mundur lagi. Tp ya monggo saja,ini adalah pilihan.
Maksudnya mundur dospundi mas...pangapunten
Maksud kulo nggih kados mundur kejaman poro wali. Lha poro wali niku sing diadepi tiang hindu jaman semono lha sak niki jamane pun dados tiang islam danten . Islam niko rak dinamis nggih.
@@sudaryono9015 pangapunten ...sakmeniko menurut pamanggih kulo malah awrat jaman sak meniko tinimbang jaman rumiyen,amargi jaman sak meniko kepinteran mboten diimbangi kaliyan tepo seliro,welas asih sampun kadus luntur jaman sak meniko
Priyo Wigoeno , nggih monggo sami2 dipun arahaken dumateng mergi engkang sae lan leres menggahing agama islam , amargi islam puniko santun ugi lembut. Salam.
Wawasan kulo mboten nyandhak yen prekawis materi dakwahnya Pak Kiai.
Yang bisa saya share hanya tentang persepsi berekspresi seni sekaligus mengapresiasi budaya hasil karya nenek moyang kita.
Menonton wayang saya persepsikan sebagai upaya menafkahi batin, bukan mencari acuan dalam menjalankan perintah agama. Ini pun bisa dipertantangkan panjang lebar, monggo mawon tapi itulah niat saya.
Masing-masing orang punya cara menafkahi batin. Orang Arab pun banyak yang menafkahi batinnya dengan menikmati budaya bangsa lain. Nonton sepak bola misalnya, jelas bhw sepak bola bukan budaya Arab. Menonton dunia lewat internet/saluran TV, media cetak, radio, komunikasi dengan HP, dll., juga demikian. Mereka juga biasa menggunakan AC di rumahnya walalupun bagi kelompok yang berprinsip bhw panas/hujan adalah ciptaan Tuhan (kalau zakelijk memaknai ya harus diterima apa adanya tanpa didinginkan pakai AC).
Sesungguhnya Pak Kiai sudah pas menyikapinya, makanya saya komentari : beliau akurat dalam memilih diksi (kata/istilah/ungkapan/pesan), redaksi (konteks kalimat), dan momentum (saat yg tepat ketika di luar sono sedang mengemuka perbedaan-perbedaan ~ bahkan atribut pun diributin).
Kesimpulannya : saya akan tetap menikmatinya........he...he....
Kyai Burhanuddin.... tanggi Kulo teng Ponggok, Idola.... Sareng terus Pak Seno.... minimal seminggu pisan nggeh Tuntunan
Wilujeng Pak Seno Sekeluargi..Wonosobo Nderek Panjenengan & Jgn Lupa Bahagia....😊😊
Ki seno...alhamdulillah smoga kedepane bisa sprti yg di harapkan penyebar ukuwah pendahulu kanjeng sunan kalijogo... Mantab
Saya selalu do'a kan semua kru p seno sehat selalu selanya.
Saya juga pernah nonton, pagelaran wayang sesi limbukan dagelan di ganti ceramah,
Klo gx salah dalang ki sukron suwondo, dengan kh mashudi.
Ceramahnya berisi makna dari lakon tersebut, jadi penonton bisa tau apa baik buruknya dalam lakon tersebut.
Ceramahe sinambi guyon, neng isi tur mentess
Setuju ap yg pak kiyai katkn mantep pokoke pak seno wayng di sirami rohani siip👍👍👍
Assalamualaikumwr wb.ki seno saya sangat sangat sangat setuju sekàli kalau di setiap pementasan2 wayang ki seno di selipan ceramah agama.pasti ki seno lebih jaya dan berkah
Tontonan bisa menghibur, tuntunan nya prilaku terhadap sesama tdk hrs fanatik tapi silahkan fanatik terhadap ajarannya dan tdk hrs saling menyalahkan, krn ujian yg paling nyata bukan krn hafal kitab itu. ( Nyontek )...tapi bisa berprilaku benar tanpa contekan.. salah satunya ya ki
Senonugroho ini. ..semoga diberi kekuatan dan sehat2.pak seno.
Nderek ngaos pak yai..kok hampir sama live streaming pagelaran wayang kulit ..2 sept kemaren mlm pak anom suroto pentas di daerah saya .. sebelum wayang main di isi pengajian..ini pentas wayang kulit pak seno juga di isi dng pengajian ..semoga barokah
Baru semalem nonton live, skrg nonton lagi 👍
Podo😃😃
@@slametsugiyanto5288 mantab boss
Kiki ..waow aku salut banget dngan ini..ada hiburan ada ceramah ada lawak mantul banget..moga lestari .
Lanjut terus diselingi dakwah 👍👍👍👍
Mantep mas konsep wayangan karo pengajian kya iki.. semoga bisa lanjut terus.. 👍👍😁
Haha jebul kyaine ya pinter banyol lucu, hiburan tambah pengaosan, mantap
RANGKUMAN PEMBELAJARAN DARI PAK USTADZ MUWAFIQ DLL, TERKAIT WAYANG.
Salah satu tulisan beliau tentang transformasi agama Islam ke tanah Jawa hemat saya relevan untuk acuan meresponse tausiyah-nya Pak Ustadz Burhanuddin, sehingga agak terang memahami pesan Pak Kiai Burhanuddin. Ya,...untuk level saya baru pada tahap : agak terang.
Beliau menulis tentang budaya Jawa sebelum masuknya para wali. Intinya, wong Jowo dulu menganut aliran kepercayaan, a.l. ngrogoh suksmo, matinya muksa ~ hilang sak ragane. Mati seperti seperti itu diyakini sanggup meninggalkan urusan duniawi, antara lain mengumbar hawa nafsu. Hawa nafsu demi perut dan demi birahi, kemudian selalu diingatkan untuk tidak diulang, yaitu dengan cara wilujengan (buceng konon peringatan untuk bagi-bagi rizki ~ meninggalkan keserahakan, lalu ayam ingkung konon peringatan untuk meninggalkan nafsu sexualitas), jenang sengkolo konon mengingatkan untuk dijauhkan dari aral melintang (kolo rubedo).....dll....embuh ora hafal.
Ketika para wali mulai mengajarkan agama Islam, beliau-beliau mendapatkan response penolakan luar biasa, oleh karena itu pakai strategi menyisipkannya ke dalam budaya yang sedang kuat-kuatnya, a.l. dalam bentuk tembang dan wayang. Syair-syair tembang kalsik sarat dengan sanepo.
Crita wayang kemudian dikemas secara halus ke dalam thema MENCARI SURGA. Begawan Abiyasa diposisikan sebagai Kiai Pondhok Pesantren, muridnya para pencari surga : cantrik Janaloka (dari kata shastri = pengkaji kitab suci) dan Jannah (surga). Arjuna adalah satria yang mengedepankan surgawi, maka namanya ditambah dengan Janoko (dari kata Jannah).
Dalam jiwa diri manusia ada iblis yang selalu menggoda, makanya mucul nafsu yang kadang-kadang kelepasan kendali. Mengalahkan iblis itu berat, keimanan kita harus kuat. Dalam wayang digambarkan dengan perang cakil ~ matinya oleh kerisnya sendiri. Dalam diri manusia ada cakil, ada sengkuni, ada Durga.
Itulah sekilas tentang thema wayang yang telah dikreasi para wali menurut penuturan Gus Muwafiq. Maaf, saya hanya mengutip untuk dikait-kaitkan dengan tausiyah Pak Kiai Burhanuddin.
Wayang-wayang kuno, yang dulu berupa wayang beber diubah oleh para wali sehingga tidak lagi gambar orang melainkan gambar karakter. Oleh karena itu, wayang terdefinisikan menjadi cerminan (refleksi /wewayangan), bukan crita nyata.
Karena refleksi, maka yang diambil adalah pembelajaran nilai akhlak dan moralnya. Jadi dibutuhkan sosok yang mengajarkan hal itu (ngudhal piwulang).
Untuk menjalankan perintah agama tetap berpedoman pada kitab suci dan hadits, itupun yang dikaji secara sahih, bukan tafsir sembarang orang per orang. Yang berkembang saat ini beragam tafsir pribadi, dan itu cepat viral melalui medsos. Mungkin saja ketika menafsirkan ada tujuan politis, bahkan mungkin juga dilegitimasi melalui lembaga tertentu...barangkali ada cakilnya.....he...he...
Namanya juga budaya, maka ada sisi seni yang juga dinikmati sebagai nafkah batin ~ pencegah stress. Ada pula misi lain yang ditumpangkan padanya, yaitu sebagai alat perekat rasa persatuan bangsa yang berbineka ini, sesuai ikrar bersama : SOEMPAH PEMOEDA 28 Oktober 1928. Tanpa ikrar bersama maka sulit merumuskan UUD 1945 dan Pnacasila. Itu adalah komitmen dasar untuk melangkah kemudian mebentuk sistem tatanegara Indonesia.
Jadi, sepanjang kita pandai memilah dan memilih mana budaya dan mana ajaran agama, serta dilandasi rasa persatuan bangsa/keutuhan negara, hemat saya oke-oke saja. Monggo mawon, "Gusti Allah mboten sare" ~ sependapat dengan kang Sejo dan Mas M. Sobari.
Setuju Wayangan dipun tambahi kaleh pengaosan,
kados caraipun kanjeng sunan kalijogo,sunan Bonang.
Mugi-mugi BAROKAH, LAN LINUWIEH.
Ini bagus pakseno...kalau boleh usul..seyogyanya di setiap pagelaran di sisipkan pesan agama agar lebih membuka wawasan masyarakat tentang agama dan budaya. Hingga pada ahirnya tidal men syirikkan dan membid ahkan satu sama lain....
Maju terus pak seno.....
Wayang adalah tontonan dan tuntunan. Terlebih bila masyarakat pencinta wayang dapat mencerna dengan baik. Leres sing dingendikaaken pak Burhan. "Numpak wayang".
Iniii baruuuu josssssss.......asliiiii.....
Tonton nan lan tuntunan kolaborasi yang sangat baik.👍👍👍👍👍👍👍👍👍.
bener p kyai, jaman cilikan ku wayang ra enek seng nyacat, wong disik ae onok acara 1000 dino wafat e mbah akeh seng nanggap wayang
Cocok media syiar agama menawi di lanjutkan geh sae pak eno
Jadi ingat proses dakwah WaliSongo
Lanjuttttt pak dalang...!!!!
Saya penggemar wayang saran untuk Pak Seno mhn mengatur durasi waktu untuk limbukan dan goro2 spy inti lakon wayang bisa terpenuhi. Misal limbukan dan goro 2 masing 2 satu jam sdh cukup..nuwun.
Ustad Burhanudin sangat menhibur, Terimakasih pak Seno.
Rahayu untuk budaya jawa wayang kulit... jaya indonesia ku.
Ustaz Baharudin lugas sederhana tapi joss juga.
Ide yàng bagus Pak Seno. Mungkin bisa di pertimbangkan kelanjutannya. Walaupun cuma 5-10 menit buat siraman rohani.
Pak kyai pemersatu bangsa punya jiwa nasional cinta budaya dan yg pasti lucu
Wahahah...apik iki...kyaine elok tenan...semu...hahaha
Om, kok wes gutul kene😊
Opo kui gutul
@@dgchannel74 tekan kene om
Lha apik iki...kyaine lucune cirikas jogja...klemak klemek semu ning ora saru
@@dgchannel74 iy om,
Senyumnya elisha manis bgt😍
Seno ,memang inofatip,wAyang ,pengajian.
Sebenarnya di dalam lakon wayang dan filosofinya sudah banyak tuntunan keagamaan yg di sanepankan secara jawa.. Mulai sakdurunge enek awang awang sak durunge enek uwung2 sampai jagat gumelar karo sangkan parane dumadi wes di critakno secara detail.. Wayang adalah seni budaya yg sudah berhasil membawa agama islam berkembang pesat di nusantara.
Nate ngundang Kyai Burhan pas acara nikahane adik saya.. Banyole ra ketulungan nganti kepingkel pingkel tamu undangane.. Suwun Ki..
Saget nyuwun nomer WA pak Ustadz? Kagem.ngaturi.ceramah. maturnuwun
ngrungokne pak yai , tp fokus ngeti eseme lan polahe yu elisha 🤗🤗
Ayu lan manis
Masok2 guyon penuh nasehat
Koyok anom mau bengi nok semarang pakai ustad,perlu dilanjut wayang seperti jaman sunan
Wayang jaman sunan gak pake ustad pak,tapi dalang e yg membawa tontonan juga tuntunan,nek sing nonton i glem mikir ora mung golek hura2 ne tok
Leres ngendikonipun panjenengan kiayi👍
Masuk masuk masuk....lossss ojo rewel
Sing penting antarane keyakinan Karo budaya jangan dicampur aduk
Keyakinan masing2 umat. berbeda cara pandangnya, jadi Monggo yang menyikapinya
Salah fokus, malah ndelengi Elisa
Apik yen ngene pak seno.... Tingkatkan kemawon...
wayangane classs.. perlu di leestarikan
Leres kyai..
Ustadz Burhanudin langganan tausiyah di tempat saya 👍👍👍
ealahhh ning kene yo ketemu bos e tuor n trevel😁😁😁😁
@@WICAKSONO_22 hhaaaaaaa dunia sempit to 😁😁😁😁
dunia hanya selebar daun binahong mb😅😅😅
Boleh minta nomor beliau mba
@@andisetiyawan6573 oh iya sy cari dulu nggih
Akur summm koroki kupinge👌🏽👌🏽👌🏽👌🏽👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼
Mbak Ellisa jian manis banget senyum me
Apik...
mf setiap pk seno Liv kok gc bisa di bukak padahal sdh di ikuti trs
Sragen tumut ndesel pak yayi
Langsung ta tonton,
inok elisa nguya ngguyu, sukses msa depanmu ayu
langsung tak delok pak
Wayang itu bukan cuma tontonan,tapi juga tuntunan,nikuuu nek sampean2 podo mikirr....!!! Salah e sampean2 dewe jane kie..nek nonton wayang kur podo golek hura2 tok,yo oleh2 e kur tontonan,ora oleh tuntunane.
Mantep pak kiaine siip👍👍
Alfatekah kunjuk pak seno🙊
Masuk...
Salah fokus sindene ayu mburine uztad😂😂😂
anak dukun podo
Mantap pak yai ne...
Siapa yg bilang sitik kalau wayang kulit syirik, ini bukan orang Indonesia. Ini yg bilang wayang syirik adalah orang yg mau merusak budaya Indonesia. Tanpkap aja orang seperti ini. Ini orang yg mau adu domba bangsa Indonesia. Sudah jelas itu
Sae ngoten niku...☺👍👍👍👍👍🙏🙏🙏
Kyi Burhanudin mantap
yg bilang syirik mesti katok cingkrang,orang yg dikit2 bilang syirik justru nyata sekali mereka itu belum paham hakekatnya bertauhid. wong sing ngomong syirik iku sejatine islame mung ning tenggorokan wae,wong nyembah ra weruh sing disembah,mung weruh asmane tok
Waiiyyaahhhh
Ustate sopo kuwi yo lur. Alamate ngendi. Tulung sopo sing ngerti aku di kasih tahu.
Kyai Burhanuddin. Griyonipun wonten Ponggok 2 Sak kidul kilen St Sultan Agung Bantul. Tanggi Kulo
@@novilestari9164 njih matur nuwun sanget bos sudah di kasih tahu 🙏🙏🙏
@@ganda1ck467 sami2
Hadir 04/09/22☝️☝️☝️
Niki leres pak Seno lanjutkan konsep campur dakwahnya biar imbang gk mung guyon tok
Sunan Giri lan Sunan Kalijogo
Pencetus wayang untuk dakwah
Apik iki... melibatkan pak Yai
galfok sinden wkwk
Sing gadah kontak e uztad e mbok kulo nyuwun
Kok saya fokusnya sama elisa 😚
Lucu tenan pak ustad😂😂
Lanjut pak Seno......
pak coba undang gareng trala-lala/ gareng palur...pelawak multi telen...
Biasane sing nanggap kang sing ngundang
Nopo njenegan badhe ngundang kang gareng
"Biarlah anjing menggonggong, kafilah tetap berlalu" 😄😄😄
Memakan dalil mentah - mentah niku..dijarke wae... #modus pak kyai biar diajak terus🙊
Kita bleh br agama tpi jgn trlalu munafik,nti apa2 gk boleh,sirik ,lama2 smua d hapus
Otw langsung pak..
Kan wayang bisa sebagai sarana dakwah.. Mosok syirik... 😀😀
begitulah yg ngaku" ulamak
Josssssssss
Sinden e cantik
Gandeng kaleh Gus Miftah pak😁😁
Hadirr...salam knl PK Dalang
Kiseno emang oke
Wayang ki tuntunan hidup leluhur hindu jawa
Siapa yang berani mengatakan wayang syirik, haram. Ingat sejarah para wali 9 betapa susahnya berdakwah mengajarkan agama islam. Meluruskan aqidah & tauhid. Ilmu kalian belum seberapa di banding para wali 9. Mereka tau yang halal haram. Dulu jaman wali 9 paling gampang berdakwah pakai wayang. Karena masyarakat senang dengan wayang.