Tafsir => menimbang =>mengukur Utk bisa menimbang diperlukan sebuah parameter atau alat .dan alat ini bisa dihasilkan oleh perangkat logika ,sebuah POHON ajaib yg membuahkan sains .sbgmn Alat Timbang yg dihasilkan oleh logika / sains yg digunakan utk menimbang kebenaran bobot sesuatu .yg menghasilkan nilai yg kian mendekati benar atau relatif benar sesuai dg dinamika sains .dibanding dg yg tanpa menggunakan alat atau yg menggunakan alat namun alat yg dihasilkan dr buah logika yg tertinggal atau asal2an Artinya Bhw Mmg Benar bhw Kebenaran yg dihasilkan aristotelian adalah relatif ,tapi relatif di sini adalah relatif benar dan sdh benar ttg arah perjalanannya yakni menuju satu titik yg disebut kebenaran .jd relativitasnya bukan sbgmn yg dipersepsikan para makhluk dungu dan pemalas yg sok intelek yg tdk memahami makna dr POHON ASWATA ini ( pohon pengetahuan ; Jnana ) Logika dan buahnya adalah sebuah perjalanan panjang 55:45 dalam upaya manusia mencari jati diri kebenarannya yg disebut kepresisian
Iya, kalau belajarnya sepotong-potong dan ga tuntas bisa berbahaya.. jatuh dalam kesombongan.. bahkan menganggap diri sebagai Tuhan.. Jadi mesti tuntas sampai ke ufuk persoalan... Seperti Umar bin Khatab berpesan, "Menuntut ilmu ada tiga tahapan. Jika seorang memasuki tahapan pertama, ia akan sombong. Jika ia memasuki tahapan kedua, ia akan rendah hati. Dan jika ia memasuki tahapan ketiga, ia akan merasa dirinya tidak ada apa-apanya.
Logika penelitian dan buahnya ( sains tek) adalah yg terhebat dalam menafsir kebenaran .tapi tdk akan sampai kpd kebenaran yg dimaksud ( tengok saja Mister Tesla bgmn pernyataan2 terakhirnya ) .kebenaran yg dimaksud hanya bisa dicapai bilamana manusia telah menemukan dirinya dalam bentuk jiwa( utuh sbg materi dan imateri ) .pengetahuan ini telah diajarkan dlm filsafat2 paradok mistisisme spt Al Quran ,Weda ,Kalimat2 metaforik makhluk Jiwa agung Al Masih dan orang2 Suci yg telah tercerahkan Tegasnya ; bhw kalian sampai mati sekalipun tdk akan menemukan kebenaran jika kebenaran yg kalian cari dg hanya belajar filsafat2 barat saja .krn bhkn sebagian dr mrk sebenarnya hanya racun halusinasi yg tdk memiliki acuan yg kokoh melainkan hanya berdasar asumsi2 psikologis ketidakstabilan belaka
Hermeneutika / tafsir ga kontraproduktif dg kebenaran dan pencariannya serta tdk jg dg ogika dan buahnya ( sains ) .tapi justru sbg dasar atau acuan perjalanannya
Ketemu juga... Tks Prof
Sangat berkualitas.., tks Prof
Sangat berkualitas.., tks Prof
pingin kenal dosennya tapi dalam hidup sehari hari bukan dalam ilmunya😁😁
Apakah Kebenaran jgg bersifat analogi ?
Prof coba bedain konsep bener salah
Dengerinnya bener2 bikin meras otak tp nagih. Bravo!
Kita hanya bisa santai bila ada iklan... Iklanpun jadi bahan renungan... Hahahaha
Inspiratif sekali Prof
Berlimpah terima kasih Prof
Tafsir => menimbang =>mengukur
Utk bisa menimbang diperlukan sebuah parameter atau alat .dan alat ini bisa dihasilkan oleh perangkat logika ,sebuah POHON ajaib yg membuahkan sains .sbgmn Alat Timbang yg dihasilkan oleh logika / sains yg digunakan utk menimbang kebenaran bobot sesuatu .yg menghasilkan nilai yg kian mendekati benar atau relatif benar sesuai dg dinamika sains .dibanding dg yg tanpa menggunakan alat atau yg menggunakan alat namun alat yg dihasilkan dr buah logika yg tertinggal atau asal2an
Artinya Bhw Mmg Benar bhw Kebenaran yg dihasilkan aristotelian adalah relatif ,tapi relatif di sini adalah relatif benar dan sdh benar ttg arah perjalanannya yakni menuju satu titik yg disebut kebenaran .jd relativitasnya bukan sbgmn yg dipersepsikan para makhluk dungu dan pemalas yg sok intelek yg tdk memahami makna dr POHON ASWATA ini ( pohon pengetahuan ; Jnana )
Logika dan buahnya adalah sebuah perjalanan panjang 55:45 dalam upaya manusia mencari jati diri kebenarannya yg disebut kepresisian
Apakah ada alat lain yang lebih canggih daripada logika, tapi tidak sampai kemampuan tuhan?
Hermeneutics menuntun, mengajarkan, bahkan menjebak anda kepada Atheisme !!!
Iya, kalau belajarnya sepotong-potong dan ga tuntas bisa berbahaya.. jatuh dalam kesombongan.. bahkan menganggap diri sebagai Tuhan.. Jadi mesti tuntas sampai ke ufuk persoalan...
Seperti Umar bin Khatab berpesan, "Menuntut ilmu ada tiga tahapan. Jika seorang memasuki tahapan pertama, ia akan sombong. Jika ia memasuki tahapan kedua, ia akan rendah hati. Dan jika ia memasuki tahapan ketiga, ia akan merasa dirinya tidak ada apa-apanya.
greetings, 👌
🙏🏻
Logika penelitian dan buahnya ( sains tek) adalah yg terhebat dalam menafsir kebenaran .tapi tdk akan sampai kpd kebenaran yg dimaksud ( tengok saja Mister Tesla bgmn pernyataan2 terakhirnya ) .kebenaran yg dimaksud hanya bisa dicapai bilamana manusia telah menemukan dirinya dalam bentuk jiwa( utuh sbg materi dan imateri ) .pengetahuan ini telah diajarkan dlm filsafat2 paradok mistisisme spt Al Quran ,Weda ,Kalimat2 metaforik makhluk Jiwa agung Al Masih dan orang2 Suci yg telah tercerahkan
Tegasnya ; bhw kalian sampai mati sekalipun tdk akan menemukan kebenaran jika kebenaran yg kalian cari dg hanya belajar filsafat2 barat saja .krn bhkn sebagian dr mrk sebenarnya hanya racun halusinasi yg tdk memiliki acuan yg kokoh melainkan hanya berdasar asumsi2 psikologis ketidakstabilan belaka
Hermeneutika / tafsir ga kontraproduktif dg kebenaran dan pencariannya serta tdk jg dg ogika dan buahnya ( sains ) .tapi justru sbg dasar atau acuan perjalanannya
👍
Nyimak Prof
bemsiahaans