Lagu ini menggambarkan kegundahan sang mastro.NAHUM SITUMORANG.menjelang hari tuanya yg hidup membujang sampai ahir hayatnya dagangan ga laku... masih laku besok hari tapi tempat yg angker selalu dihindari orang tapi masih ada yg kasih sajen tapi tikar bekas yang sudah lapuk tidak ada guna dan berahir di tempat tak berarti
Aku baru paham kalau lagu ini bercerita tentang diri Nahum Situmorang sendiri. Cuma, dia masih menganggap parsombaonan itu lebih berarti dari pribadi yang dibicarakan dalam lagu tsb.
aku saksi hidup ketika Nahum menyanyikan lagu ini, putri nyanyikannya sempurna, persis seperti penciptanya, psikiater ito, Nahum punya suara ga ada mengangkutnya, penjiwaan lagu ketika menyanyikan bisa bikin kita terpana air mata.
Putri Silitonga gabe taringot bapa oma .naung jumolo maruju ng...jago ma ho ito mangarukari hina lungun...suksek terus.aku selalu mendukungmu....ada amang boru ku silitonga.suami namboruku kandung...tetap jaya...selalu a dalkan tuhan...
We tahe itokkon jago mangandung....taon 80an lagu paling enak.dibanding lagu jaman sekRang.nada takperna ganti ganti....jaman sekarang.asL lagu ma huida.dang boi gabe kenanga..makasih ito...sudah terhibur aku
Lagu ini sangat dalam artinya. Mungkin Anda bukan orang Batak, atau Batak yang biasa atau malah yang millenial. Memang hanya orang Batak tulen yang masih memahami arti lagu ini karena menggunakan Bahasa Batak klasik/kuno. Dalam budaya Batak disebut bahasa andung (andung=ratapan= lament dalam bahasa Inggris). Lagu ini bercerita tentang seorang anaknya laki-laki (doli-doli) yang, sepertinya, sakit dan lumpuh dan bahkan mempunyai keterbelakangan mental. Maka dia diumpamakan seperti dagangan (boniaga). Tapi barang dagangan masih bisa didagangkan pada musim berdagang minggu berikutnya pa saonan). Lalu disamakan (tarloppon) lagi dengan patung yang disembah (parsombaonan). Tapi patung yang disembah (parsombaonan) pun masih dapat apa yang diminta/disembah (na pinele). Maka disamakan lagi dengan tikar buruk, usang (buruk-buruk ni rere. Rere=tikar). Tak ada manfaat apa pun dari tikar usang selain dibuang. Anaknya itu mati dalam keadaan tanggung, yang dalam bahasa batak di paralang-alangan. Tanggung disebut dewasa karena dewasa berarti menikah. Tanggung disebut anak-anak karena umurnya sudah dewasa. Itulah paralang-alangan, paraul-aulan.
Bilang saja.. kamu lebih suka Joi Tobing, karena dia cantik... jangan ada dusta diantara kita,.... jangankan kamu... saya saja suka dgn yg cantik2... palak kali awak.
@@tonnysiahaan830 kau naksir sama Joy br Tobing yaas.... takut disaingiiiii yaa... saya ngalah saja... untuk kamu saja Joy br Tobing itu.. masih cantik kok dia... tdk usa malu malu kucing... kuncing juga jarang malu koq.. jangan cengeng yaa, tdk baik.
Luar biasa Putri Silitonga membawakan lagu ini .sukses selalu.
Lagu ini menggambarkan kegundahan sang mastro.NAHUM SITUMORANG.menjelang hari tuanya yg hidup membujang sampai ahir hayatnya
dagangan ga laku...
masih laku besok hari
tapi tempat yg angker selalu dihindari orang
tapi masih ada yg kasih sajen
tapi tikar bekas yang sudah lapuk
tidak ada guna dan berahir di tempat tak berarti
Aku baru paham kalau lagu ini bercerita tentang diri Nahum Situmorang sendiri.
Cuma, dia masih menganggap parsombaonan itu lebih berarti dari pribadi yang dibicarakan dalam lagu tsb.
Bisa crita knp kah maetro batak itu membujang sampe akhir hayatnya pd hal sangat terkenal
@@bennydairi2366 beliau patah hati/cinta bertepuk tanga sebelah.!
Intinya semua ada pasangannya yang dia maksud ya, tak terkecuali barang atau seburuk apapun situasi, hanya terkecuali untuk dia, ahh
2019 masih adakah yang mendengar lagu ini selain saya 😢😢
Banyak saya op davina paling suka lagu ini tp memang penyanyinya harus putri silitonga gak mau yg lain
2024 masih ada 😊
aku saksi hidup ketika Nahum menyanyikan lagu ini, putri nyanyikannya sempurna, persis seperti penciptanya, psikiater ito, Nahum punya suara ga ada mengangkutnya, penjiwaan lagu ketika menyanyikan bisa bikin kita terpana air mata.
berarti di tanda hamu dope guru Nahum
Aduh "TOBAISTIK" sekali.Thankyou boru na burju.
luar biasa Nahum Situmorang, lirik dan musiknya, saya sangat suka..
suara Putri jga luar biasa..
O K lah boru naburju,mantap kali lah...
Album pertama putri silitonga ini memang sangat best
Sampe saat ini 2021 masih suka mendengr lagu ini dsaat saat ingin merenung
Terimakasih mantap
Aku suka versi putri di lagu ini,
mantap ito, boru Tuan gitu loh
Mantap ito putri..👍👍👍coba ito dgr jga versi january pangaribuan🙂
Mantap ma andung mon ito .gabe tangis au poank .lungun nai jo Ito. Ratu andung .sukses terus berkarya.tuhan memberkati.
channel siraja pogos puji Tuhan terima kasih yah ito
Putri Silitonga gabe taringot bapa oma .naung jumolo maruju ng...jago ma ho ito mangarukari hina lungun...suksek terus.aku selalu mendukungmu....ada amang boru ku silitonga.suami namboruku kandung...tetap jaya...selalu a dalkan tuhan...
We tahe itokkon jago mangandung....taon 80an lagu paling enak.dibanding lagu jaman sekRang.nada takperna ganti ganti....jaman sekarang.asL lagu ma huida.dang boi gabe kenanga..makasih ito...sudah terhibur aku
Go semangat jangan nangis itoku..
Musik Batak jangan dimodernisasi ya ?nanti tanpa kita sadari bisa punah.Harus dijaga ketat konsistensi mutunya yang memang sudah sangat sempurna.
agaimang,,, bagak ni suara ate..
karya Nahum Situmorang belum ada tandingan
amang jo malo nai ho putri mangandung ate...!
Cocok penyaninya dengan makna bahasa penyair Nahum Situmorang.
Mantap
Lungun nai namboru
Bukan bohama ho boni tp bohama ma ho doli.
😭😭😭😭😭😭😭.....
Godang dang huattusi arti ni hata2 na
HORAS....
Dang marna dapothu dope arti ni lagu on
kisah seseorang laki-laki yang menyendiri/tidak punya pasangan sampai meninggal
lagu nya sedih tapi aku gak ngerti makna nya, bukan gak ngerti bahasa batak. tp kayak nya ini bahasa batak halus ya 🙏
Ya
Makna lagu ini apa yah?
Banyak kata" bahasa batak yang gak saya ngerti di lirik ini. Kalau di artikan kata demi kata gak bisa menjelaskan maknanya.
Lagu ini sangat dalam artinya. Mungkin Anda bukan orang Batak, atau Batak yang biasa atau malah yang millenial.
Memang hanya orang Batak tulen yang masih memahami arti lagu ini karena menggunakan Bahasa Batak klasik/kuno. Dalam budaya Batak disebut bahasa andung (andung=ratapan= lament dalam bahasa Inggris).
Lagu ini bercerita tentang seorang anaknya laki-laki (doli-doli) yang, sepertinya, sakit dan lumpuh dan bahkan mempunyai keterbelakangan mental. Maka dia diumpamakan seperti dagangan (boniaga). Tapi barang dagangan masih bisa didagangkan pada musim berdagang minggu berikutnya pa saonan).
Lalu disamakan (tarloppon) lagi dengan patung yang disembah (parsombaonan). Tapi patung yang disembah (parsombaonan) pun masih dapat apa yang diminta/disembah (na pinele). Maka disamakan lagi dengan tikar buruk, usang (buruk-buruk ni rere. Rere=tikar). Tak ada manfaat apa pun dari tikar usang selain dibuang.
Anaknya itu mati dalam keadaan tanggung, yang dalam bahasa batak di paralang-alangan. Tanggung disebut dewasa karena dewasa berarti menikah. Tanggung disebut anak-anak karena umurnya sudah dewasa. Itulah paralang-alangan, paraul-aulan.
Yg ini sy kurang suka..versi Joy Tobing jauh lebih bagus.
Bilang saja.. kamu lebih suka Joi Tobing, karena dia cantik... jangan ada dusta diantara kita,.... jangankan kamu... saya saja suka dgn yg cantik2... palak kali awak.
@@sargonsihotang59 kl palak kali..knp gk mampoos aja kau..
@@tonnysiahaan830 kau naksir sama Joy br Tobing yaas.... takut disaingiiiii yaa... saya ngalah saja... untuk kamu saja Joy br Tobing itu.. masih cantik kok dia... tdk usa malu malu kucing... kuncing juga jarang malu koq.. jangan cengeng yaa, tdk baik.