ID 79. Pemaparannya sangat informatif, memberikan wawasan bermanfaat untuk meningkatkan kebijakan PPDB yang lebih adil dan merata. secara keseluruhan menarik, barangkali dapat ditekankan kembali terkait implementasi dari metode Naive Bayes pada masing-masing jalur. Terima kasih
ID 78. Pemaparan yang dilakukan oleh peneliti baik dan jelas. Topik penelitian yang berkaitan dengan klasifikasi penerimaan siswa baru sangat menarik serta sangat bermanfaat bagi berbagai pihak dalam bidang pendidikan. Menurut saya pada jalur prestasi dapat ditambahkan kendala pada jalur tersebut, seperti penerimaan siswa pada jalur lainnya yg juga terdapat kendalanya. Namun, apabila memang pada jalur prestasi tidam ditemukan kendala, mungkin bisa diberi penjelasannya. Terima kasih.
Kode ID: 73. Penelitian ini menarik dan menurut kami sudah cukup baik. Berdasarkan pemahaman kami, penelitian ini membahas tentang zonasi yang diambil dari data PPDB SMAN 3 Yogyakarta, mencakup jalur afirmasi, jalur prestasi, dan jalur perpindahan orang tua. Selain itu, model Gaussian Naive Bayes yang digunakan berhasil membuktikan analisis prediktif pada semua jalur tersebut.
Perkenalkan saya Yumna Warifdah dari Universitas Sebelas Maret. Penelitian yang menarik Ibu Enny, menurut saya penelitian tersebut sudah baik secara keseluruhan..
Halo Yumna Warifdah, terima kasih atas apresiasi dan tanggapan positif Anda mengenai penelitian saya. Sangat menyenangkan mendengar bahwa Anda menilainya baik secara keseluruhan. Jika berkenan, saya juga terbuka untuk menerima saran atau masukan tambahan yang bisa membantu penelitian ini menjadi lebih baik lagi. Senang juga jika kita bisa berdiskusi lebih lanjut atau bahkan menjalin kolaborasi penelitian ke depannya.
ID : 74. Penelitian berhasil menunjukkan bahwa Naive Bayes dapat mendukung analisis prediktif yang relevan dalam sistem PPDB. Pembahasan pada jalur prestasi, penekanan pada pentingnya persiapan akademik memberikan panduan praktis bagi siswa. Alangkah lebih baik, analisis tentang bagaimana faktor-faktor non-akademik dapat disertakan juga, agar penelitian semakin komplek.
Saya Tiara Pramudianti dari Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, izin berkomentar pada hasil penelitian yang ibu lakukan jalur zonasi terkadang tidak membuat siswa kawatir jika nilai mereka dibawah standar nilai karena rumah dekat dengan sekolah yang standarnya sangat bagus sudah bisa masuk. Dari hasil Hal ini juga perlu dikaji lebih lanjut sistem pendidikan Indonesia dikarenakan saat masuk ke jenjang lebih tinggi mereka belum siap menerima ilmu yang lebih tinggi dari jenjang sebelumnya🙏🏼
Terima kasih atas pertanyaan dan masukan yang sangat baik, Tiara Pramudianti. Saya akan memberikan tanggapan terstruktur berdasarkan sistem penerimaan di Yogyakarta, yang memiliki empat jenis jalur penerimaan berbeda, namun semuanya tetap memperhatikan nilai sebagai salah satu faktor penting. 1. Jalur Zonasi Pada jalur ini, faktor utama adalah lokasi geografis siswa, di mana siswa yang tinggal dekat dengan sekolah memiliki prioritas lebih besar untuk diterima. Namun, di Yogyakarta, jalur zonasi ini tidak sepenuhnya mengesampingkan nilai. Setelah kuota berdasarkan zonasi terpenuhi, nilai akademik tetap menjadi variabel penentu jika persaingan terjadi di antara siswa dalam satu zona. Tantangan: Siswa dengan nilai akademik rendah, meskipun tinggal dekat dengan sekolah unggulan, mungkin kesulitan mengikuti tuntutan pembelajaran di sekolah tersebut. Hal ini memerlukan upaya tambahan, seperti program remedial atau bimbingan akademik, untuk memastikan kesiapan mereka di jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 2. Jalur Afirmasi Jalur afirmasi memberikan kesempatan bagi siswa dari keluarga kurang mampu atau yang memiliki kebutuhan khusus. Di Yogyakarta, meskipun afirmasi memperhatikan aspek sosial-ekonomi, nilai tetap menjadi pertimbangan saat jumlah pendaftar melebihi kuota yang tersedia. Tantangan: Sama seperti pada jalur zonasi, siswa yang diterima melalui jalur afirmasi mungkin membutuhkan dukungan tambahan agar dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan akademik di sekolah unggulan. Program pengayaan khusus bisa menjadi solusi untuk mendukung siswa di jalur ini. 3. Jalur Perpindahan Orang Tua Jalur ini memberikan prioritas kepada siswa yang orang tuanya pindah tugas ke wilayah tertentu. Di Yogyakarta, jika kuota terbatas dan pendaftar melebihi jumlah yang tersedia, nilai kembali menjadi faktor penentu. Tantangan: Meskipun nilai menjadi penentu, siswa yang diterima melalui jalur ini sering kali menghadapi tantangan adaptasi, baik secara sosial maupun akademik. Hal ini menuntut adanya program orientasi dan pendampingan untuk memastikan transisi mereka berjalan lancar. 4. Jalur Prestasi Jalur prestasi diperuntukkan bagi siswa dengan capaian akademik atau non-akademik yang unggul. Di Yogyakarta, jalur ini secara eksplisit mengutamakan nilai sebagai syarat utama, baik dari hasil prestasi akademik maupun kompetisi lainnya. Syarat minimum nilai gabungan di jalur ini adalah 330. Tantangan: Meskipun jalur ini lebih selektif dan memastikan siswa yang diterima memiliki kemampuan unggul, penting untuk memastikan bahwa prestasi yang menjadi dasar penerimaan benar-benar relevan dengan tantangan akademik di sekolah tujuan. Kesimpulan Sistem penerimaan di Yogyakarta menciptakan keseimbangan antara pemerataan akses pendidikan dan seleksi berbasis nilai. Semua jalur-zonasi, afirmasi, perpindahan orang tua, dan prestasi-tetap mempertimbangkan nilai sebagai salah satu variabel penting. Hal ini memungkinkan siswa yang memenuhi kriteria geografis atau afirmasi tetap bersaing secara adil berdasarkan prestasi mereka. Namun, seperti yang Anda sampaikan, kesiapan siswa untuk jenjang pendidikan berikutnya tetap menjadi perhatian utama. Upaya seperti program remedial, pengayaan akademik, dan bimbingan personal sangat diperlukan untuk mendukung siswa dari berbagai jalur penerimaan agar dapat berkembang optimal. Sistem zonasi ini pun bisa menjadi kajian menarik untuk memahami lebih jauh bagaimana kebijakan ini memengaruhi pemerataan dan kualitas pendidikan di Indonesia. Terima kasih atas perhatian dan pertanyaan yang sangat konstruktif ini! 😊🙏🏼
Terima Kasih untuk pemaparannya Bu', menambah semangat bagi kami utk terus belajar
ID 79. Pemaparannya sangat informatif, memberikan wawasan bermanfaat untuk meningkatkan kebijakan PPDB yang lebih adil dan merata. secara keseluruhan menarik, barangkali dapat ditekankan kembali terkait implementasi dari metode Naive Bayes pada masing-masing jalur. Terima kasih
ID 78. Pemaparan yang dilakukan oleh peneliti baik dan jelas. Topik penelitian yang berkaitan dengan klasifikasi penerimaan siswa baru sangat menarik serta sangat bermanfaat bagi berbagai pihak dalam bidang pendidikan. Menurut saya pada jalur prestasi dapat ditambahkan kendala pada jalur tersebut, seperti penerimaan siswa pada jalur lainnya yg juga terdapat kendalanya. Namun, apabila memang pada jalur prestasi tidam ditemukan kendala, mungkin bisa diberi penjelasannya. Terima kasih.
Kode ID: 73. Penelitian ini menarik dan menurut kami sudah cukup baik. Berdasarkan pemahaman kami, penelitian ini membahas tentang zonasi yang diambil dari data PPDB SMAN 3 Yogyakarta, mencakup jalur afirmasi, jalur prestasi, dan jalur perpindahan orang tua. Selain itu, model Gaussian Naive Bayes yang digunakan berhasil membuktikan analisis prediktif pada semua jalur tersebut.
Perkenalkan saya Yumna Warifdah dari Universitas Sebelas Maret. Penelitian yang menarik Ibu Enny, menurut saya penelitian tersebut sudah baik secara keseluruhan..
Halo Yumna Warifdah, terima kasih atas apresiasi dan tanggapan positif Anda mengenai penelitian saya. Sangat menyenangkan mendengar bahwa Anda menilainya baik secara keseluruhan. Jika berkenan, saya juga terbuka untuk menerima saran atau masukan tambahan yang bisa membantu penelitian ini menjadi lebih baik lagi. Senang juga jika kita bisa berdiskusi lebih lanjut atau bahkan menjalin kolaborasi penelitian ke depannya.
ID : 74. Penelitian berhasil menunjukkan bahwa Naive Bayes dapat mendukung analisis prediktif yang relevan dalam sistem PPDB. Pembahasan pada jalur prestasi, penekanan pada pentingnya persiapan akademik memberikan panduan praktis bagi siswa. Alangkah lebih baik, analisis tentang bagaimana faktor-faktor non-akademik dapat disertakan juga, agar penelitian semakin komplek.
Saya Tiara Pramudianti dari Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, izin berkomentar pada hasil penelitian yang ibu lakukan jalur zonasi terkadang tidak membuat siswa kawatir jika nilai mereka dibawah standar nilai karena rumah dekat dengan sekolah yang standarnya sangat bagus sudah bisa masuk. Dari hasil Hal ini juga perlu dikaji lebih lanjut sistem pendidikan Indonesia dikarenakan saat masuk ke jenjang lebih tinggi mereka belum siap menerima ilmu yang lebih tinggi dari jenjang sebelumnya🙏🏼
Terima kasih atas pertanyaan dan masukan yang sangat baik, Tiara Pramudianti. Saya akan memberikan tanggapan terstruktur berdasarkan sistem penerimaan di Yogyakarta, yang memiliki empat jenis jalur penerimaan berbeda, namun semuanya tetap memperhatikan nilai sebagai salah satu faktor penting.
1. Jalur Zonasi
Pada jalur ini, faktor utama adalah lokasi geografis siswa, di mana siswa yang tinggal dekat dengan sekolah memiliki prioritas lebih besar untuk diterima. Namun, di Yogyakarta, jalur zonasi ini tidak sepenuhnya mengesampingkan nilai. Setelah kuota berdasarkan zonasi terpenuhi, nilai akademik tetap menjadi variabel penentu jika persaingan terjadi di antara siswa dalam satu zona.
Tantangan:
Siswa dengan nilai akademik rendah, meskipun tinggal dekat dengan sekolah unggulan, mungkin kesulitan mengikuti tuntutan pembelajaran di sekolah tersebut. Hal ini memerlukan upaya tambahan, seperti program remedial atau bimbingan akademik, untuk memastikan kesiapan mereka di jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
2. Jalur Afirmasi
Jalur afirmasi memberikan kesempatan bagi siswa dari keluarga kurang mampu atau yang memiliki kebutuhan khusus. Di Yogyakarta, meskipun afirmasi memperhatikan aspek sosial-ekonomi, nilai tetap menjadi pertimbangan saat jumlah pendaftar melebihi kuota yang tersedia.
Tantangan:
Sama seperti pada jalur zonasi, siswa yang diterima melalui jalur afirmasi mungkin membutuhkan dukungan tambahan agar dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan akademik di sekolah unggulan. Program pengayaan khusus bisa menjadi solusi untuk mendukung siswa di jalur ini.
3. Jalur Perpindahan Orang Tua
Jalur ini memberikan prioritas kepada siswa yang orang tuanya pindah tugas ke wilayah tertentu. Di Yogyakarta, jika kuota terbatas dan pendaftar melebihi jumlah yang tersedia, nilai kembali menjadi faktor penentu.
Tantangan:
Meskipun nilai menjadi penentu, siswa yang diterima melalui jalur ini sering kali menghadapi tantangan adaptasi, baik secara sosial maupun akademik. Hal ini menuntut adanya program orientasi dan pendampingan untuk memastikan transisi mereka berjalan lancar.
4. Jalur Prestasi
Jalur prestasi diperuntukkan bagi siswa dengan capaian akademik atau non-akademik yang unggul. Di Yogyakarta, jalur ini secara eksplisit mengutamakan nilai sebagai syarat utama, baik dari hasil prestasi akademik maupun kompetisi lainnya. Syarat minimum nilai gabungan di jalur ini adalah 330.
Tantangan:
Meskipun jalur ini lebih selektif dan memastikan siswa yang diterima memiliki kemampuan unggul, penting untuk memastikan bahwa prestasi yang menjadi dasar penerimaan benar-benar relevan dengan tantangan akademik di sekolah tujuan.
Kesimpulan
Sistem penerimaan di Yogyakarta menciptakan keseimbangan antara pemerataan akses pendidikan dan seleksi berbasis nilai. Semua jalur-zonasi, afirmasi, perpindahan orang tua, dan prestasi-tetap mempertimbangkan nilai sebagai salah satu variabel penting. Hal ini memungkinkan siswa yang memenuhi kriteria geografis atau afirmasi tetap bersaing secara adil berdasarkan prestasi mereka.
Namun, seperti yang Anda sampaikan, kesiapan siswa untuk jenjang pendidikan berikutnya tetap menjadi perhatian utama. Upaya seperti program remedial, pengayaan akademik, dan bimbingan personal sangat diperlukan untuk mendukung siswa dari berbagai jalur penerimaan agar dapat berkembang optimal. Sistem zonasi ini pun bisa menjadi kajian menarik untuk memahami lebih jauh bagaimana kebijakan ini memengaruhi pemerataan dan kualitas pendidikan di Indonesia.
Terima kasih atas perhatian dan pertanyaan yang sangat konstruktif ini! 😊🙏🏼