Simak juga video menarik lainnya tentang Papua : RAJA AMPAT : LAUT SUMBER KEHIDUPAN ruclips.net/video/KCDDDdwZ1EI/видео.html CAGAR ALAM CYCLOOP PAPUA ruclips.net/video/_Xpg6_ne2N8/видео.html EKOWISATA BIRD WATCHING ruclips.net/video/tBow0WxmDrg/видео.html MISTERI KANIBALISME SUKU ASMAT ruclips.net/video/n0IEcsB9N1I/видео.html KONDISI TERKINI SUKU ASMAT ruclips.net/video/ZdSpCMuAjis/видео.html KEMILAUW TAMBRAUW YANG MEMUKAU ruclips.net/video/CDDp8p83g2E/видео.html
Sorry to be so offtopic but does someone know of a method to get back into an instagram account? I was stupid lost the account password. I would love any tips you can give me
@Jett Leon I really appreciate your reply. I got to the site on google and Im in the hacking process atm. Seems to take a while so I will reply here later with my results.
@Jett Leon WTF IT REALLY WORKED! I literally got access to my ig account within ~ 40 mins by using the site. Had to pay 15 bucks but for sure worth the price =) Thank you so much, you saved my account!
Pendulunya nenek moyang merekaa..punya wawasan ..yang luas. Ilmu yg terbaik dimiliki nya Sehingga dapat meninggalkan budaya yang baik .. Luar biaaa budaya kita semua..
My name is Siti Nabilah from Smk Bakti Nusa, Bogor Regency, this is one of the traditional villages that has become a very beautiful tourist destination in Indonesia.
"sehingga kami tidak merasa terisolasi, biar bagaimanapun kami tetap indonesia" Ya Allah aku sedih bet denger bapaknya ngomong samper berkaca2 gitu😭 aku pen banget main ke NTT😭😭😭
Penelitian Dr. Verhoeven memberikan petunjuk tentang adanya kehidupan zaman purba di daerah Manggarai (Mirsel dan Embu, 2004). Tempat hidup manusia purba antara lain ditemukan di Labuan Bajo, sedangkan alat-alat batu yang umumnya berbentuk mikrolit (flake and blade) ditemukan di Golo Bekkum, Liang Momer dan Liang Panas. Pada tahun 1951, tim yang sama membuat penggalian di beberapa situs antara lain di Liang Momer dan Liang Panas. Pada dua tempat itu, ditemukan tulang belulang manusia purba yang kemudian ditetapkan sebagai manusia protonegrito (Doroteus Hemo, 1990). Penelitian tentang keberadaan manusia purba di Manggarai juga masih dilanjutkan hingga tahun 2004. Pada tanggal 7 November 2004, peneliti dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional menemukan fosil berupa kerangka manusia yang diidentifikasi sebagai homo floresiensis (manusia dari Flores) di Liang Bua. Selain itu juga ditemukan periuk, beliung persegi dan beberapa benda lain. Temuan-temuan ini seperti menguak masa lalu orang Manggarai yang ternyata nenek moyang mereka telah menginjakkan kaki di tanah Manggarai jauh sebelum suku-suku lain di bumi Nusantara menetap dan bermigrasi ke sana. Jika demikian, bagaimana hal itu dikaitkan dengan sejarah keberadaan setiap suku di Manggarai yang cenderung menyatakan bahwa mereka adalah pendatang? Apakah manusia purba yang ditemukan di Liang Bua pada waktu tertentu punah dan kemudian terjadi missing link (mata rantai terputus) seperti nasib Homo Erectus di Pulau Jawa? R.P. Soerjono (2005) dalam tulisannya di Majalah Tempo mengatakan bahwa sebenarnya masih banyak rahasia manusia kerdil dari Flores yang belum terjawab. Pernyataan ini menyajikan kenyataan bahwa di Manggarai ada penduduk asli yang sudah mendiami wilayah itu jauh sebelum beberapa suku di Nusantara menetap di sana. Bahkan informasi yang disampaikan oleh Marybeth Erb (1997) mengatakan bahwa orang Manggarai berasal dari Vietnam dan Thailand. Pernyataan ini berdasarkan penelitiannya di Warloka yang menjadi salah satu wilayah di Kabupaten Manggarai Barat dan menjadi informasi yang sangat luar biasa. Perdagangan yang dilakukan pada masa lampau membawa serta akibat pertemuan dengan penduduk asli dan adanya keputusan untuk menetap di sana. Apalagi posisi Warloka berdekatan dengan Kerajaan Bima di bagian Barat dan Kerajaan Gowa di bagian Utara. Meskipun demikian, studi-studi kritis yang menelusuri sumber-sumber sejarah berusaha meluruskan sejarah yang disorientasikan. Ada satu kesalahan dalam pelajaran sejarah yang menyatakan seakan-akan orang-orang Manggarai hanya berasal dari satu suku dan satu nenek moyang (Toda, 1992). Penelitian-penelitian ilmiah atas temuan fosil serta kontak dengan pihak luar melalui perdagangan menunjukkan dengan tegas bahwa orang-orang Manggarai berasal dari suku dan keturunan yang berbeda. Toda (1992) dalam hasil studinya menyebutkan keturunan-keturunan itu berasal dari Sumba, Mandosawu, Pong Welak, Sulawesi Selatan, Bima, Turki, Melayu-Malaka, Melayu-Minangkabau, dan Tanah Dena. Toda (1992) juga menjelaskan bahwa keturunan-keturunan yang beranekaragam ini kemudian tersebar di seluruh Manggarai. Keturunan Wangsa Kuleng (Mandusawu) berasal dari Turki. Dari kepandaian yang mereka miliki pada masa itu, jelas bahwa mereka bukan berasal dari kebudayaan batu melainkan keturunan manusia yang sudah mengenal menyepuh logam. Maka, amat mungkin orang-orang Turki ini adalah pedagang-pedagang yang terdampar dan menetap di Manggarai pada abad ke-16. Wangsa Kuleng inilah yang mengasalkan dalu Cibal dan Dalu Lamba Leda di wilayah Manggarai. Pada bukunya berjudul ”Manggarai Mencari Pencerahan Historiografi” Toda (1992) menjelaskan keturunan Sumba membentuk Adak Bajo yang berpusat di Tangge dan membawahi sejumlah wilayah Selatan dan Barat Manggarai sehingga membentuk gelarang-gelarang adak dan beberapa kedaluan seperti: Dalu Kolang, Lo’ok, Wontong, Munting Welak, Matawae dan Ramut. Selain keturunan Sumba dan Turki, ada pula migran asal Sulawesi Selatan dan Bima yang menetap di Manggarai, baik di bagian Barat maupun di pantai utara dan sedikit di selatan. Diduga kuat, migrasi ini terjadi pada abad ke-16 tatkala Kerajaan Luwu dan Goa berjaya dan memperluas kerajaannya. Pada masa itu gelombang migrasi terjadi selain karena keinginan sukarela, juga karena adanya tekanan politik lalu menjadi pelarian politik ke pulau-pulau lain, termasuk ke Manggarai. Akan tetapi, gelombang pelarian politik terbesar terjadi setelah Perjanjian Bungaya 18 November 1667 antara Belanda dan Kerajaan Goa-Tallo (Sultan Hasanudin). Selain suku-suku yang disebutkan di atas, masih ada suku lain yang menjadi pendatang di Manggarai yaitu suku Melayu Minangkabau. Mereka mendirikan dalu dan mendiami wilayah selatan Manggarai. Suku ini mendapat tempat tersendiri dalam sejarah Manggarai karena mejadi penantang kerajaan Cibal yang terletak di utara. Kelompok yang menjadi keturunan langsung dari Minangkabau adalah keturunan Todo-Pongkor. Dari uraian yang menyelisik usul-asal ini dapat disimpulkan bahwa orang Manggarai tidak berasal dari satu keturunan saja. Mereka datang dari Sumba, Malaka, Minangkabau, Sulawesi Selatan, Bima dan bahkan dari Turki dengan daerah pemukiman serta persebaran utamanya yang berbeda-beda pula. Dewasa ini, dengan adanya mobilitas sosial yang tinggi dan pembauran lewat perkawinan, suku-suku dengan usul-asal yang berbeda ini mulai tercampur baur membentuk identitas baru yang lebih “Manggarai” (Mirsel dan Embu, 2004). Latar belakang yang berbeda itu menjadi alasan beberapa dekade terakhir orang Manggarai mulai menelusuri kembali identitas mereka. Sebenarnya nenek moyang mereka berasal dari mana saja. Apa benar seperti klaim selama ini nenek moyang orang Manggarai hanya berasal dari Minangkabau? Pencarian-pencarian itulah yang mengantar pada beberapa fakta mengejutkan bahwa orang Manggarai berasal dari berbagai daerah di Nusantara bahkan juga negara tetangga. Fakta-fakta yang sebelumnya tersembunyi dan berserakkan kini berhasil dikumpulkan. Dengan berbagai latar belakang yang demikian, semuanya menjadi satu dalam budaya Manggarai. Perpaduan berbagai latar belakang turut memperkaya budaya dan tradisi orang Manggarai. Pandangan terhadap alam, kehiduan sosial, toleransi, keagamaan, tanah, air, rumah dan masih banyak lainnya merupakan efek lanjut dari keberagaman latar belakang orang Manggarai. Semuanya terangkum dalam filosofi hidup orang Manggarai yang masih terus bertahan hingga sekarang
Saya berharap Wae Rebo tetap menjadi sebuah desa yg terisolasi dari kemajuan zaman. Karena disitulah letak keunikan nya. Bayangkan kami harus tracking 3 jam utk sampai ke desa nya. Sesampai di desa tidak ada sinyal telekomunikasi yg sangat bagus karena para tamu jd bersosialisasi, saling kenalan, saling cerita pengalaman. Tidak lg fokus sama gadget. Itulah keunikan dr WaeRebo, alamnya yg indah dan sulit dijangkau, seperti flashback ke masa dulu. Saya harap pemangku keputusan bisa membuat Wae Rebo menjadi destinasi wisata yg unik, yg spesial dan world class. Semoga suatu saat nanti bs ke Wae Rebo lagi 🙏🙏🙏
Sujud syukur kepada Allah karena telah memberikan kekuatan untuk semua pihak yang bersama sama mengumpulkan energi positif menjaga budaya dan kultur baik diseluruh dunia terutama di Indonesia
Simak juga video menarik lainnya tentang Papua :
RAJA AMPAT : LAUT SUMBER KEHIDUPAN ruclips.net/video/KCDDDdwZ1EI/видео.html
CAGAR ALAM CYCLOOP PAPUA ruclips.net/video/_Xpg6_ne2N8/видео.html
EKOWISATA BIRD WATCHING ruclips.net/video/tBow0WxmDrg/видео.html
MISTERI KANIBALISME SUKU ASMAT ruclips.net/video/n0IEcsB9N1I/видео.html
KONDISI TERKINI SUKU ASMAT ruclips.net/video/ZdSpCMuAjis/видео.html
KEMILAUW TAMBRAUW YANG MEMUKAU ruclips.net/video/CDDp8p83g2E/видео.html
Sorry to be so offtopic but does someone know of a method to get back into an instagram account?
I was stupid lost the account password. I would love any tips you can give me
@Shawn Wesson instablaster ;)
@Jett Leon I really appreciate your reply. I got to the site on google and Im in the hacking process atm.
Seems to take a while so I will reply here later with my results.
@Jett Leon WTF IT REALLY WORKED! I literally got access to my ig account within ~ 40 mins by using the site.
Had to pay 15 bucks but for sure worth the price =)
Thank you so much, you saved my account!
@Shawn Wesson glad I could help :D
'tur secangkir kopi'
duhaii, indah nian namanya 😇
wae rebo, smg bisa dpt ksempatan k sana suatu saat nanti 🤲
Pendulunya nenek moyang merekaa..punya wawasan
..yang luas. Ilmu yg terbaik dimiliki nya Sehingga dapat meninggalkan budaya yang baik ..
Luar biaaa budaya kita semua..
Luar biasa Nenek dan Kakek moyang orang Minangkabau, sampai membangun budaya baru di NTT.
Salam santun salam sejahtera selalu buat saudaraku di Wae Rebo Flores 🙏🙏Salam dari Solo Jawa Tengah
My name is Siti Nabilah from Smk Bakti Nusa, Bogor Regency, this is one of the traditional villages that has become a very beautiful tourist destination in Indonesia.
MasyaAllah, sampai menyediakan 1 rumah untuk wisatawan. Berbagi adat budaya. 😍😍
Keren sekali 👍😻
pengen kerja di nat geo indonesia, suka banget liat budaya Indonesia aku 😍😍😍
Aku pun sama
Susah modalnya(kamera,tas,kebutuhan pokok,transportasi) harus dari kita sendiri nanti pas beritanya udah launching baru dapat gaji
Kompas kali
wi desa wae rebo hebat
Salam sejahtera dan sukses selalu buat chanel National Geografi Indonesia 🙏🙏👍👍Satu kata Keren 👍👍💟💟I Love Wae Rebo Flores Indonesia 💟💟
Terpencil tapi Bahasa Indonesia mereka sangat bagus..
mgkin krn bhs daerah sana jga mrip bhs Indonesia / varian bhs melayu. cmiiw
Salah satu video klip bang iwan fals syutingnya di wae Rebo
Aji Mumpung
Flores, Manggarai indah..
lestari indonesia 👌👍👍
Semoga bisa berkunjung ke Wae Rebo.
Sukakkk kali sama natgeo
Desa di atas awan👍👍👍
Wah desa terindah di dunia pada jamannya..
"sehingga kami tidak merasa terisolasi, biar bagaimanapun kami tetap indonesia"
Ya Allah aku sedih bet denger bapaknya ngomong samper berkaca2 gitu😭 aku pen banget main ke NTT😭😭😭
benar bang, klu tdk dtmptkan jdi wisatawan, ini kmpung Yg masih liat di dunia nyata Dri jaman Beribu2 tahun.
Penelitian Dr. Verhoeven memberikan petunjuk tentang adanya kehidupan zaman purba di daerah Manggarai (Mirsel dan Embu, 2004). Tempat hidup manusia purba antara lain ditemukan di Labuan Bajo, sedangkan alat-alat batu yang umumnya berbentuk mikrolit (flake and blade) ditemukan di Golo Bekkum, Liang Momer dan Liang Panas. Pada tahun 1951, tim yang sama membuat penggalian di beberapa situs antara lain di Liang Momer dan Liang Panas. Pada dua tempat itu, ditemukan tulang belulang manusia purba yang kemudian ditetapkan sebagai manusia protonegrito (Doroteus Hemo, 1990).
Penelitian tentang keberadaan manusia purba di Manggarai juga masih dilanjutkan hingga tahun 2004. Pada tanggal 7 November 2004, peneliti dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional menemukan fosil berupa kerangka manusia yang diidentifikasi sebagai homo floresiensis (manusia dari Flores) di Liang Bua. Selain itu juga ditemukan periuk, beliung persegi dan beberapa benda lain. Temuan-temuan ini seperti menguak masa lalu orang Manggarai yang ternyata nenek moyang mereka telah menginjakkan kaki di tanah Manggarai jauh sebelum suku-suku lain di bumi Nusantara menetap dan bermigrasi ke sana.
Jika demikian, bagaimana hal itu dikaitkan dengan sejarah keberadaan setiap suku di Manggarai yang cenderung menyatakan bahwa mereka adalah pendatang? Apakah manusia purba yang ditemukan di Liang Bua pada waktu tertentu punah dan kemudian terjadi missing link (mata rantai terputus) seperti nasib Homo Erectus di Pulau Jawa? R.P. Soerjono (2005) dalam tulisannya di Majalah Tempo mengatakan bahwa sebenarnya masih banyak rahasia manusia kerdil dari Flores yang belum terjawab. Pernyataan ini menyajikan kenyataan bahwa di Manggarai ada penduduk asli yang sudah mendiami wilayah itu jauh sebelum beberapa suku di Nusantara menetap di sana.
Bahkan informasi yang disampaikan oleh Marybeth Erb (1997) mengatakan bahwa orang Manggarai berasal dari Vietnam dan Thailand. Pernyataan ini berdasarkan penelitiannya di Warloka yang menjadi salah satu wilayah di Kabupaten Manggarai Barat dan menjadi informasi yang sangat luar biasa. Perdagangan yang dilakukan pada masa lampau membawa serta akibat pertemuan dengan penduduk asli dan adanya keputusan untuk menetap di sana. Apalagi posisi Warloka berdekatan dengan Kerajaan Bima di bagian Barat dan Kerajaan Gowa di bagian Utara.
Meskipun demikian, studi-studi kritis yang menelusuri sumber-sumber sejarah berusaha meluruskan sejarah yang disorientasikan. Ada satu kesalahan dalam pelajaran sejarah yang menyatakan seakan-akan orang-orang Manggarai hanya berasal dari satu suku dan satu nenek moyang (Toda, 1992). Penelitian-penelitian ilmiah atas temuan fosil serta kontak dengan pihak luar melalui perdagangan menunjukkan dengan tegas bahwa orang-orang Manggarai berasal dari suku dan keturunan yang berbeda. Toda (1992) dalam hasil studinya menyebutkan keturunan-keturunan itu berasal dari Sumba, Mandosawu, Pong Welak, Sulawesi Selatan, Bima, Turki, Melayu-Malaka, Melayu-Minangkabau, dan Tanah Dena.
Toda (1992) juga menjelaskan bahwa keturunan-keturunan yang beranekaragam ini kemudian tersebar di seluruh Manggarai. Keturunan Wangsa Kuleng (Mandusawu) berasal dari Turki. Dari kepandaian yang mereka miliki pada masa itu, jelas bahwa mereka bukan berasal dari kebudayaan batu melainkan keturunan manusia yang sudah mengenal menyepuh logam. Maka, amat mungkin orang-orang Turki ini adalah pedagang-pedagang yang terdampar dan menetap di Manggarai pada abad ke-16. Wangsa Kuleng inilah yang mengasalkan dalu Cibal dan Dalu Lamba Leda di wilayah Manggarai.
Pada bukunya berjudul ”Manggarai Mencari Pencerahan Historiografi” Toda (1992) menjelaskan keturunan Sumba membentuk Adak Bajo yang berpusat di Tangge dan membawahi sejumlah wilayah Selatan dan Barat Manggarai sehingga membentuk gelarang-gelarang adak dan beberapa kedaluan seperti: Dalu Kolang, Lo’ok, Wontong, Munting Welak, Matawae dan Ramut. Selain keturunan Sumba dan Turki, ada pula migran asal Sulawesi Selatan dan Bima yang menetap di Manggarai, baik di bagian Barat maupun di pantai utara dan sedikit di selatan.
Diduga kuat, migrasi ini terjadi pada abad ke-16 tatkala Kerajaan Luwu dan Goa berjaya dan memperluas kerajaannya. Pada masa itu gelombang migrasi terjadi selain karena keinginan sukarela, juga karena adanya tekanan politik lalu menjadi pelarian politik ke pulau-pulau lain, termasuk ke Manggarai. Akan tetapi, gelombang pelarian politik terbesar terjadi setelah Perjanjian Bungaya 18 November 1667 antara Belanda dan Kerajaan Goa-Tallo (Sultan Hasanudin).
Selain suku-suku yang disebutkan di atas, masih ada suku lain yang menjadi pendatang di Manggarai yaitu suku Melayu Minangkabau. Mereka mendirikan dalu dan mendiami wilayah selatan Manggarai. Suku ini mendapat tempat tersendiri dalam sejarah Manggarai karena mejadi penantang kerajaan Cibal yang terletak di utara. Kelompok yang menjadi keturunan langsung dari Minangkabau adalah keturunan Todo-Pongkor.
Dari uraian yang menyelisik usul-asal ini dapat disimpulkan bahwa orang Manggarai tidak berasal dari satu keturunan saja. Mereka datang dari Sumba, Malaka, Minangkabau, Sulawesi Selatan, Bima dan bahkan dari Turki dengan daerah pemukiman serta persebaran utamanya yang berbeda-beda pula. Dewasa ini, dengan adanya mobilitas sosial yang tinggi dan pembauran lewat perkawinan, suku-suku dengan usul-asal yang berbeda ini mulai tercampur baur membentuk identitas baru yang lebih “Manggarai” (Mirsel dan Embu, 2004).
Latar belakang yang berbeda itu menjadi alasan beberapa dekade terakhir orang Manggarai mulai menelusuri kembali identitas mereka. Sebenarnya nenek moyang mereka berasal dari mana saja. Apa benar seperti klaim selama ini nenek moyang orang Manggarai hanya berasal dari Minangkabau? Pencarian-pencarian itulah yang mengantar pada beberapa fakta mengejutkan bahwa orang Manggarai berasal dari berbagai daerah di Nusantara bahkan juga negara tetangga. Fakta-fakta yang sebelumnya tersembunyi dan berserakkan kini berhasil dikumpulkan.
Dengan berbagai latar belakang yang demikian, semuanya menjadi satu dalam budaya Manggarai. Perpaduan berbagai latar belakang turut memperkaya budaya dan tradisi orang Manggarai. Pandangan terhadap alam, kehiduan sosial, toleransi, keagamaan, tanah, air, rumah dan masih banyak lainnya merupakan efek lanjut dari keberagaman latar belakang orang Manggarai. Semuanya terangkum dalam filosofi hidup orang Manggarai yang masih terus bertahan hingga sekarang
Pengen ke siniii...
Sungguh mantap cara penyampaian bapak ini,salut
Semoga ada kssempatan bisa refreshing menginap seminggu di di Mbaru Niang ya temen" pembaca
Adem banget alamnya
Bagus bangett kontennyaaa
jadi ingin berkunjung, tempatnya cantik banget😍😍
Channel sebbagus ini sepi🥺semoga cepat ramai
Luar biasa. Indahnya negeriku
Saya berharap Wae Rebo tetap menjadi sebuah desa yg terisolasi dari kemajuan zaman. Karena disitulah letak keunikan nya. Bayangkan kami harus tracking 3 jam utk sampai ke desa nya. Sesampai di desa tidak ada sinyal telekomunikasi yg sangat bagus karena para tamu jd bersosialisasi, saling kenalan, saling cerita pengalaman. Tidak lg fokus sama gadget. Itulah keunikan dr WaeRebo, alamnya yg indah dan sulit dijangkau, seperti flashback ke masa dulu. Saya harap pemangku keputusan bisa membuat Wae Rebo menjadi destinasi wisata yg unik, yg spesial dan world class. Semoga suatu saat nanti bs ke Wae Rebo lagi 🙏🙏🙏
Insya Allah awal Maret mau Hanymoond kesana
Masyarakat nya ramah
salah desa adat yang menjadi travel destination list 😍
Jadi rindu😍
Sujud syukur kepada Allah karena telah memberikan kekuatan untuk semua pihak yang bersama sama mengumpulkan energi positif menjaga budaya dan kultur baik diseluruh dunia terutama di Indonesia
Sabtu 19 maret 2022 saya akan ke waerebo
Banggaaaaaaa
Indonesiaku❤️❤️❤️
Keren 😍
Mantap 👍🙏
Wae rebo, wow! :-D
Tanggal 2 Mei 2022 kemarin saya baru dari sana..Magical banget Wae Rebo
Indonesia is very beautiful with a variety of cultures😍
Pengen kesana👍👍
Saya sudah pernah kesana.. jadi kangen sambel nya.. 🤣
Pedes banget sambelnya ya 😀
Love.... 😍👏
Nice video 👌👌👌👌
Thank you so much 😀
Tidak usah ke luar negeri, karena Indonesia indah dan luas
Ko.....o gersang,ayo dong jngan cuman fokus ke rumah kerucut nya aja,pepohonan nya juga dong biar seimbang.
Kerennnnnn
Amazing village !
Thanks for visiting
Mampir kesini dari quora
Yang bangun orang Minang katanya, ga terbayang kalau dibuat seperti gonjong. Anginnya kencang jadi terbang tuh rumah :)
semoga wisatawan yang datang bawa pulang lagi sampah plastiknya.....
👍👍👍👍👍
😍🇮🇩
Bang mau tanya dong. Kalau buat laki laki asli Flores pakai cincin. Apakah itu pertanda sudah tunangan? Atau pertanda anak pertama?
Uda tunangan mba
@@Chulo_Papi95 ow gitu ya bang, makasih ya👍
Iya mbaku. Sama2 ya .
Tidak semua sudah tunangan, ada keluarga tertentu yang seperti itu
kesini gara2 papa ka icis meninggal