Keluarga gua ada beberapa di dunia politik, yg gua rasa perlu dirubah itu politik balas budinya, seengaknya di minimalisir, kalo liat di video skinnyindonesia24 DPR manusia setengah dewa, itu nunjukin DPR itu sebenernya punya hati juga ko, cuman di akhir video after credit itu yg terpenting, balas budinya yg bikin mereka gabisa apa apa. Karena cost dan syarat nyalon sampe jadi itu MUAHAAAAAL BANGET, sandiaga uno yg udah sangat kaya juga bilang kalo biayanya itu mahal banget untuk orang sekaya dia Politik balas budi di amerika pun ada tapi gasampe ngekang para pejabat, costnya itu akarnya dan berhasil tergambarkan di video skinny DPR, selain itu juga syarat nyalon sejauh ini seolah olah gabisa tanpa partai. Jadi hampir mustahil kalo independent, padahal menurut gua kalo dibuka lebih lebar dan lebih memungkinkan untuk jalur independent gua yakin bakal banyak yg bagus keluar dan ngecrack template yg selama ini itu itu aja calonnya Itulah kenapa politik balas budinya ngiket, ke partai(syarat) dan pengusaha(cost). Yg kalo pernah liat di rapat DPR bukan pro kontra tapi sangat terikat dukungannya terhadap partai
Itulah yg udah harus diatur ttg cost politik. Terlalu besar cost politik untuk sekedar jadi pejabat yg sebenernya gajinya gak seberapa. Tapi karna mereka seolah tutup mata dan demi menutupi skill yg mgkn gak seberapa ya akhirnya jalan jadi pejabat lah yg dipilih. "Hanya" modal uang bisa mulus jalan jadi penguasa. Tapi karna terlalu banyak generasi lawas yg terjun ke lingkup politik kyk gitu, otomatis uang yg keluar juga jadi makin banyak. Dan karna gak semua yg mau jadi pejabat itu kaya nya se Sisca Kohl atau pengusaha pengusaha top yg udah gak mikir jabatan, akhirnya mereka beraniin diri buat minta dukungan finansial. Yg akhirnya yaa bisa ditebak. Kalo mereka terpilih ya pasti bagi bagi kue dan akhirnya konflik kepentingan. Mungkin mereka awalnya baik, tapi akhirnya kalah juga karna terlalu gak fokus kerja mereka dirongrongin sama orang yg dulu udah bantuin
Mindset narsis generasi tua ini jg harus dibasmi. Gw heran ada orang yg gak malu fotonya dipajang di bahan percetakan yg dipasang dibl baliho pinggir jalanan yg berdebu, kotor, penuh polusi. Hina bgt sih harusnya. Tapi yaa cara itu doang yg bisa dilakuin dengan instan ketika skill gak seberapa tapi kebelet mau terpilih. Kalo aja mereka itu sabar, konsisten, berbuat baik dan menyuarakan aspirasi dari muda sampai usia dewasa, melek teknologi, syukur kalo mandiri karna berkecukupan harusnya sih gak sudi masuk ke lingkup politik uang yg menuntut mereka bagi bagi kue nantinya
Karna waktu orde baru, kesalahan mahasiswa dulu, yg dilengser cuma presidennya... Bukan partainya... , Sama kayak sekarang, dari dulu yg di olok olok presidennya, padahal ada kontribusi tersendiri oleh partainya... Kek kasus iklan anti korup jaman sby, yg ternyata korup semua itu kan oknum partainya...
Coba deh ke Kabupaten Bogor. Bukan cuma di Billboard, tapi juga di Ambulance dan juga mobil desa dengan kecepatan dan gaya mengemudi bagaikan Hamilton.
Saya jarang klik like video orang, bang Pandji. Tapi video ini salah satu yang saya pencet tombol jempol ke atasnya. Please banyakin konten seperti ini. Politik jadi lebih menarik dan mudah dicerna. Thanks btw. Sehat selalu, bang.
tapi ini bener sih, soalnya kuantitas pemilih yg nonton tv, trus nelen bulat2 info dari tv itu, jumlah nya masih lebih banyak, percuma aja "milenial" koar2 di twitter
@@asnulhadi595 betul itu, kalo menurut saya sebaiknya sedari kecil diajar berpikir kritis, yaa minimal skeptis dlu lahh.. pas dikasi info dari tv atau dari manapun
Tapi informasi2 berita yg actual yg ada di youtube, google. Mayoritas dari media stasiun TV, media resmi lainnya juga. Kan ga mungkin yg nonton youtube dpt info dr chanel2 perorangan yg cari informasi sendiri di lapangan, sampai seluruh indonesia
Kalau mau canggih dikit, seharusnya Billboard itu diarahkan untuk digital media... Di Billboardnya cantumkan link web/sosmed supaya ada interaktif lanjutan dan nggak cuma satu arah...
Titik balik ada di pendidikan, semakin masyarakat terdidik, mudah2an sistem politik, baik yg dipilih, yg memilih, dan sistem kepartaiannya jadi lebih baik ke depannya... tetap jgn lupakan nilai2 kebaikan...
Nanya dong kpd para ahli Sebenarnya gimana si sikap rakyat terhadap pemerintah yg "aneh"? Revolusi? Nunggu turun? Atau bagaimana? Dari yg kita lihat aksi "demo" secara verbal balasannya malah seolah olah dianggap remeh oleh para "oknum" ini Terima kasih 🙏🏻
Di tempat saya dulu ada pengadaan ambulan untuk seluruh desa. Satu desa satu ambulans. Di ambulan tersebut dipasang foto kepala daerah dan wakil kepala daerah kami. Gedhe banget. Jumlah ambulans-nya ratusan! . Kemudian suatu saat, sang kepala daerah maju nyalon lagi untuk periode kedua. Tapi wakilnya ngga. . Karena aturan KPU, jadi di masa kampanye, gambar sang kepala daerah dicopot. Tapi karena yang ikut pilkada cuma kepala daerahnya, gambar wakilnya ga dicopot. . Jadi cuma separuh. Separuh dilepas, separuh ngga. Menyisakan gambar sang wakil kepala daerah yang statusnya jadi pelaksana tugas kepala daerah. . Lalu tulisan "Plt. Kepala Daerah" juga dibikin dari stiker baru, kemudian ditimpakan ke tulisan yang sebelumnya berbunyi "Wakil Kepala Daerah". Kebayang bentuknya seperti apa? . Saya kebayang tuh yang ditugasin nyopot stiker. Ngangkat stiker dulu sampai separuh, kemudian dipotong pakai cutter, separuh juga. Lalu bikin stiker baru tulisan "Plt. Kepala Daerah" untuk ditempel di atas tulisan "Wakil Kepala Daerah". . Pasti repot banget. Ingat, ini jumlahnya ratusan mobil! . Sudah sampai di situ? Belum dong.. Saat selesai masa kampanye, stiker gambar kepala daerah tadi ditempel lagi di tempat semula. Tentu saja menyisakan garis potongan yang tidak rapi. Dan kekuatan lem stiker yang sudah berkurang. Jadi ada pojok-pojok yang menggelambir gitu. . Tulisan "Plt. Wakil Kepala Daerah" juga dicopot. . Sudah selesai? Ya tentu belum, Fergusso.. . Setelah pengumuman hasil pemilihan, ternyata Kepala Daerah tadi tidak terpilih kembali. Otomatis stiker menggelambir tadi harus dicopot lagi. Dan karena sang wakil kepala daerah memang tidak maju lagi, jadi dicopot juga sekalian. . Ratusan ambulans itu sekarang jadi mulus, menyisakan tulisan "AMBULANCE". Sungguh padat karya sekali..
Edukasi yang sangat berguna... Apakah pemerintah punya program untuk rakyat yang "mohon maaf" yang pendidikan nya rendah atau buta akan politik... Karna fakta nya calon pejabat selalu pemasangan baliho untuk mengenalkan diri/pencitraan kepada masyarakat agar mudah para relawan (yang katanya) padahal tim sukses untuk memperngaruhi masyarakat untuk memilih calon pejabat. Makasih bang...
gw pribadi skeptis, akan ada usaha pemerintah untuk membuka mata rakyat agar melek politik karena parpol, akan "takut" apabila mereka mencalonkan orang yg tidak berkualitas, maka tidak akan menang di pemilu oleh karena-nya pengetahuan orang awam akan politik, sengaja dibuat serendah2nya agar hanya mengutamakan popularitas, sekalipun popularitas itu sbenarnya adalh popularitas kosong. Cuma lipservice aja
klo gua sih malah bagus org2 yg melihat percintraan, krn gw tau bahwa orang2 yg banyak nempel wajahnya media apapun di waktu yg ga tepat merekalah yg harus TIDAK KITA PILIH
statement kampanye cocok pakai analogi coki. "lebih mudah menunggu mati dari pada menunggu berubah" suatu saat bakal berubah sendiri kok ketika generasi udah berubah. cuma ya agak lama wkwkwkwk
bakal susah selama ada orang orang yang pemikirannya "kolot" dan dididik seperti mereka nah satu satunya cara menurut ada orang yang berani buat push the limit dan buat sesuatu yang baru memang bakal berat tapi akan berubah sedikit sedikit contoh kayak pelengseran soeharto karena ada orang orang yang mau berubah ya walaupun perubahan yang terjadi setelah lengser soeharto maupun sebelumnya hanya sedikitttt
Setuju sama saran cara mempromosikan diri kayak gitu bang. Bagi kita-kita yg melek sosmed dan aktif di twitter saran-saran kayak gini emang lebih bagus dan efektif. Tapii... Masalahnya adalah di daerah-daerah situasinya berbeda. Baliho-baliho ini emang masih jadi andalan buat kampanye. Karena banyak masyarakat daerah yg sama sekali ngga tau tentang perkembangan situasi politik, dan jumlah yg ga melek politik ini jumlah persentase nya lebih besar. Ketika pemilu, mereka jadinya nyoblos orang yg wajahnya pernah mereka liat aja. Itu yg menjadikan baliho sangat efektif di daerah. Sekedar menambahkan sudut pandang 🙏🏻
bener banget bang klo di amerika lebih menjanjikan suatu UUD biar dikenal contohnya aja film "THE PURGE", Partai A menjanjikan peraturan atau UUD yang bisa merubah negara akhirnya dipilih dan menguntungkan negaranya meskipun tidak sepenuhnya bener caranya tapi kurang lebih sama seperti yang bang panji bilang
Pada dasarnya saya setuju. Tapi kalo menurut gw, pada akhirnya jumlah votes lah yang paling penting. Mau dipilih oleh orang-orang cerdas yang menganalisa atau orang-orang yang milih asal pernah denger namanya, hitungannya tetap sama Ironisnya, kalau dalam konteks pileg dengan sekian ratus calon dalam 1 kertas suara, maka suara yang paling gede itu adalah suara dari orang-orang yang milih asal pernah dengar nama. Dan untuk menjaring orang seperti ini, banyak2in baliho adalah cara paling efektif (Btw baliho apa baligo??)
Gimaana kalau DPR, DPD, sampai DRPD kinerjanya dinilai dengan sistem yang open ledger sehingga saat pemilu tiap 5 tahunan masyarakat bisa memilih berdasarkan capaian kinerjanya yang dicapai. Dan sistem itu bisa menilai %kesuksesan secara objektif dengan angka.
Mending gausah pencitraan, tp kerja nyata aja, (netizen indonesia = rakyat) udah banyak yg pinter ko, dan yang kinerjanya mempermudah kehidupan rakyatnya yaa kemungkinan besar bakal dipilih.
Semoga rakyat +62 lebih cerdas dalam melihat dan memilih calon pemimpinnya (apapun levelnya) dari isi kepalanya, bukan dari banyaknya baliho apalagi amplopan menjelang coblosan.
"KITA" sekarang sudah masuk dalam ZONA BERDAMAI DENGAN KORUPTOR, dan "RAKYAT INDONESIA" sekarang ini tidak masuk dalam ZONA BERDAMAI DENGAN COVID19. Itulah Indonesia.."KITA".. 🗣️ Seruput air COMBERAN 🍯
Mungkin bisa lampiri data penetrasi sosmed di seluruh Indonesia. Yes, smartphone sdh bnyk tp apakah semua orang memiliki sosmed. Kampanye tradisional jg msh perlu di gunakan. Bahkan poster/baliho msh di gunakan di US or Yunani. Mereka sample negara demoraksi yg lbh dulu. Hanya strategi dan proposinya perlu di analasi lagi.
Mantap... Ini!! Cara pencintraan harus dirubah biar tidak monoton & endingnya mudah ditebak. Keren kali kalau pilpres 2024, masuk bergandengan anies-ahok sebagai capres.
3 praktek pencitraan politisi jadul yang harus punah: 1. Berpolitik bawa2 agama. 2. Agama dijadikan bahan politik. 3. Kalo ga pilih pemimpin islam, mati ga disholatin.
memang sebaiknya seperti itu, tp harus di ingat, orang pintar di indonesia banyak, tp yang " kurang pintar" jg sangat banyak, jadi politisi masih menggunakan cara yg sama karena dengan gt bs sampai ke pikiran yg "kurang pintar" itu. selama taraf pendidikan belum rata, perubahan sistem saat ini mgkn sulit berubah..ingat suara yang orang pintar dan kurang pintar ini nilainya sama. sama seperti di masyarakan, politik jadul lbh mudah dan mgkn lbh murah dan segala yg murah akan lbh di minati banyak orang kan??
Saya suka bang dengan gaya bicaranya yang santai & mudah dimengerti. Saya sering nonton konten-konten bang panji yang bisa secara bebas bicara apapun. Saya mahasiswa UT jurusan ilkom yang punya cita-cita jadi juru bicara.
Politikus jgn hanya bermodalkan popularitas saja ttpi hrs paket komplit dg Konsep2 bernegara yg mengakar rumput pada Nilai2 Pancasila,UUD 45 dan Nilai2 Luhur Bangsa Indonesia
Sway swuaya pelan-pelam nilai perbaikan politik jika menijau negara Monaco hampir setengahnya dari pada rakyatnya sarjana hukum. Perpolitik negara itu menjadi the best. Trims.
Sepakat Bang Pandji, sudah saatnya personal branding dalam politik bergerak ke arah yang lebih modern. Kendala nya memang masyarakat masih banyak yang "termakan" dengan pencitraaan gaya lama seperti ini. Edukasi politik yang berkualitas kepada setiap lapisan masyarakat bisa menjadi solusi jangka panjang untuk mengurangi "demand" atas dibutuhkannya billboard politisi dan semacamnya.
Kalau keluarga Soeharto, Ratu Atut jadi pejabat disebut dinasti, nepotisme, sementara keluarga Megawati, Jokowi jadi pejabat disebut demokrasi, katanya sih pemilihan langsung, tapi Komisioner KPU kena kasus korupsi, ada yang kabur ngga ketangkep, isilopnya pas ada teroris2 selalu minta naik anggaran, Politik Indonesia kayak uler yang ganti kulit aja, isinya beton2 terbangun, hutannya gundul, sampahnya menggunung, tingkat literasi rendah, kemiskinan meningkat, penyakitnya menular. Mau berbuat baik jadinya urunan, jangan andalkan pemerintah padahal uda dibayar dengan pajak.
Klo menurutku, di era sekarang politisi harus rajin update di sosmed, dimana bisa dianalisis secara digital branding dan akuntanbilitas ide dan statement, proyeksi network,, dukungan,,
Baliho targetnya bukan buat pemilih yang muda, update, dan kritis, targetnya buat pemilih awam/tradisional yang secara strategis dan statistik masih menjanjikan.
1..supaya komedian tetep dikenal..yaitu dgn ttap berkarya di bidangnya..ya walopun Garing 😃 2. Sdh ngga sewajarnya..melenceng dari profesi..menjadi politisi dadakan hanya spy ttep berkibar .. 3.. apa khabar AD ..musisi yg mendadak jd politikus 😄🤣 tenggelam..pdhl karya music nya bagus2 ..( itu hanya contoh )
Mas Panji klo menurut sy yg menang adalah yg mendapatkan suara terbanyak dari audiensnya, bukan yg berlogika. Krn gak smua audiens menggunakan/mengerti/menginginkan logika. Kebanyakan audiens yg penting bagi mereka adalah perut mereka selalu bisa terisi, lalu bisa tidur tenang stelah kenyang. Dan tujuan dari politisi kebanyakan adalah utk mendapatkan suara terbanyak dari audiens-nya, bukan agar utk mereka mengerti akan logika. itulah makanya masih bnyk terjadi POLTIK UANG dimana-mana
saya sebagai lulusan politik yg bareng sama radit dan patra, merasa terimspirasi bang dengan 3 pencitraan politik bang panji ini. just like a movie.......................... thks bang teruslah menginspirasi..... biaya marketing politik bisa di minimalisir nih.
Pernah gak lu dengar 'jang pilih pa dia, miskin dia' / 'jangan milih dia, karena miskin'.. Mulai dari situ gue langsung.. Memang bener.. Orang miskin gak bakalan jadi pejabat jirr
Bagus gitu... Menurut gw ganjar potocopy jkw, blusukan sana sini... gaya lama.. Dulu waktu jkw blusukan sana sini seakan "wahh idaman ni org" ternyata eh ternyata si mukidi waduh... udh punya feeling masih aja maju 2 periode... 2024 gw pribadi gx akan pilih orang yg sprti itu, org org pemikiran lama. Terlebih politisi dr pdip yg banyak oknum korup (oknum ko banyak y wkwkw) Gw kasih rekomend film tentang kebusukan politisi dan tim kampanye.. judulnya "our brand is crisis" siapapun yg baca komen ini lu nontn dah film itu lumayan lah drpd gabut.. film thn 2016 klo gk salah ... 2016 masih lumayan fresh lah
Inimah tinggal nunggu waktu ketika gen z dan seterusnya bisa megang kendali, dan sekarang perubahannya mulai ada. Mungkin pencitraan gaya modern gitu akan efektif, tapi cuman di kota besar aja. Di daerah pelosok dan daerah pinggiran atau daerah kurang terkenal ya praltek tersebut akan masih efektif karena warganya belum melek politik banget.
Sama ini bang, kayak ada bantuan atau apa, yg di sebutin nama orangnya, bukan nama institusinya atau lembaganya. Contoh, si M memberi bantuan, pdhl yg ksh bantuan lembaganya/ institusinya
saya pikir ini karena pola pikir era dahulu sama sekarang itu berbeda jauh dan kalau pun di kasih tau ke pejabat yang bersangkutan malah gabakal nerima pendapat ini dan akan berpikir dirinya lah yang paling benar .
sebenarnya politikus ini kan pekerjaan, selayaknya bekerja dengan profesional yang dibutuhkan ya portofolio kerja/hasil kerja yang hebat untuk jadi yang hebat dari yang "terhebat".
thanks bang, ini bener2 keresahan gua yang memikirkan betapa membosankannya cara berpolitik di negara +62. lebih mengutamakan "muka" dari pada poin penting informasinya. semoga 2024 gak mengecewakan dan lebih "dewasa" politiknya.
bang panji, minta tolong dong angkat isu lingkungan biar para politisi rame bahas ini, misal waktu presiden joe biden bilang jakarta akan tenggelam, itu rame masalah global warming, padahal paling sederhana yg bisa kita lakukan adalah mengganti penggunaan air tanah menjadi air PAM, alasannya karena permukaan tanah jakarta itu semakin menurun, efeknya, banjir dan bisa dibawah permukaan air laut.
Masalah "jangan blusukan" kalau untuk legislator agak kurang sreg sih Nji. Blusukan kalau konteksnya reses penting karena bisa jadi kanal diskusi dan edukasi publik, termasuk sosialisasi perubahan aturan ke konstituen yang terdampak. Diluar reses, penyampaian aspirasi konstituen cuma bisa lewat demo atau birokrasi parpol. Orang2 macam saya (swing voter, pencari nafkah) mentok cuma bisa demo buruh setahun sekali. Sementara parpol kadang punya otak sendiri. Untuk dapil yang mobilitas tinggi dan akses informasi gampang seperti di Jakarta, emang rasanya lebih enak kalau pakai metode yang gak intrusif macam sosmed. Tapi kalau cuma sounding di media (sosial maupun konvensional) gak bakal sampai ke akar rumput. Kalau masalah komparasi dengan negara luar, cari aja di Google "congress on your corner".
Siapa yang suka ngerasa juga kalau liat banner / Baligo instansi pemerintah yang dibayarkan dengan uang negara, yang isi/ konteksnya tentang apa, tapi gambarnya malah muka politisi itu adalah bagian dari "korupsi kecil"? Kalau hal kecil kaya banner space aja yang harusnya isinya pesan yang baik malah "dikorupsi muka dia", apalagi sama hal gede???
Untuk mengumumkan rencana undang2 itu sangat susah di Indonesia bang pandji, terutama saat tingkat literasi masyarakat terhadap hukum di Indonesia masih sangat rendah... banyak orang yang pikirannya "UU apapun yang goal mah sama aja, gak ngaruh ke hidup gue, siapapun pemimpinnya gue juga masih butuh ngasih makan anak"... masih banyak politisi yang visinya seragam semua, pokoknya "merakyat, memikirkan rakyat, dan peduli rakyat"... karena seragam semua, jadilah butuh baliho biar tambah dikenal...:)
Nah ini nih, mindset "persetan dgn pemimpinnya, gw tetep harus kerja cari makan buat keluarga"... Lha mau negara maju/kaya raya sekalipun ya tetep aja kita harus kerja cari makan... gimana ea... *cuma* kalo negara maju & makmur itu pasti kita kerjanya bisa meningkat, agak elit kelasnya atau paling ga biaya hidup menjadi murah & gaji terasa lebih banyak (gaya hidup meningkat), dan agar hal itu bisa terwujud... *ya kita butuh pemimpin yg baik* ... Mindset masa bodoh itulah yg menyebabkan kehidupan kita ya gini gini aja... miskin ya miskin aja selamanya, lha inisiatif utk melakukan perubahan aja nggak ada.
@@FauZhee sikap masa bodoh itu karena literasi politik masyarakat masih rendah... Ndak paham apa dampak sikap masa bodoh mereka... Ujung2nya ya tipe seperti ini yang suaranya gampang dibeli dengan uang karena short sighted
Saya sih setuju aja sama semua ini, tp tau ga sih kalau ada daerah2 di pelosok yg bahkan ga tau menahu tentang politik dan mereka seminggu sebelum pemilu di tunjukkan aja gambar ini (partai) yang harus di coblos, bahkan kurasa mereka ga tau konsep pemilu 😐
Dari semua poin yang disampaikan saya setuju kecuali yang blusukan. Tapi balik lagi saya rasa blusukan juga gak perlu diposting di akun media sosial pribadi sih. Meme yang The King of Lipservice, reaksi awal g … biasa aja. LOL. Ada 2 hal yang bisa dilihat di sini … pencitraan aja atau pencitraan dengan action. Lipservice itu bukan hal negatif aja loh. NATO juga gak sepenuhnya negatif, karena ide itu gak negatif. Even orang yang punya ide gak bisa take action bukan berarti orang lain gak bisa take action. Orang Indo memang harus belajar arti demokrasi. Salah satunya bahwa semua orang bebas berpendapat dengan skala terukur ya. Bukan berarti seenak jidat berpendapat. Jadi itu terdiri dari mendengar dan berbicara. Belajar mendengar untuk mengumpulkan informasi dan dengan kritis berbicara dengan tujuan membangun bukan menjatuhkan. Dan tidak perlu secara kasar menyampaikan suatu argumen karena pada dasarnya argumen yang make sense bisa disampaikan dengan baik2. Mungkin ini salah satu hal yang susah karena moderator pun kadang kalah sama yang berargumen karena volume, mungkin bagian sound system bisa kecilin Mic nya 🤣 Ini salah satu video yang cukup jelas mengangkat suatu permasalah dengan menawarkan solusi. Kritik tanpa solusi itu selalu membuat saya bingung. Karena harusnya ketika ada kritikan berarti ada yang salah menurut opini itu dan seharusnya diikuti dengan apa yang benar. Dan itulah kenapa diskusi itu penting. ☺️
Walaupun jadul tapi mungkin masih efektif Ji... jangan lupa, pemilu itu yang penting tenar dulu. Masalah pintar, punya visi / misi, itu belakangan... mau jual isu ke kalangan bawah? Yang beli berapa banyak..?
politisi maupun calon politisi cuma bisa fokus dengan pencitraan foto dan baliho. tapi mereka gak pernah pencitraan mengenai ide pikiran dan gagasan mereka. pemain bola terkenal karena skillnya, pemain UFC terkenal karena ketangkasannya, politisi terkenal karena foto doang. pffffttt...
Yg penting prestasinya jelas lah juga.. otomatis pasti akan dikenal masyarakat bukan sekedar kenal nama doang tapi apa yg udah dilakukannya utk masyarakt itu sndiri
Bahas soal presidential threshold dong bang. Ini yang menjadi penyebab utama dualisme di politik. Juga menjadi senjata oligarki untuk menentukan siapa calon yang maju.
namanya jg orang tua bang mereka cumn ngerti bikin banner sama flyer yang nempelnya sembarang tempat,design fontnnya jg pasti pake arial bold ,,kalu anak muda kan,meng hire digital marketing,,setiap hari ngedeplov,bikin konten affter effect,buat video cinematic,photography dengan preset bagus,mengutamakan kreatifitas dari pada ambisi,,,,jamanya ajh udah beda bang,kita anak muda kontenporer dengan beban masalalu,mereka orang tua dengan beban masa depan,
Keluarga gua ada beberapa di dunia politik, yg gua rasa perlu dirubah itu politik balas budinya, seengaknya di minimalisir, kalo liat di video skinnyindonesia24 DPR manusia setengah dewa, itu nunjukin DPR itu sebenernya punya hati juga ko, cuman di akhir video after credit itu yg terpenting, balas budinya yg bikin mereka gabisa apa apa. Karena cost dan syarat nyalon sampe jadi itu MUAHAAAAAL BANGET, sandiaga uno yg udah sangat kaya juga bilang kalo biayanya itu mahal banget untuk orang sekaya dia
Politik balas budi di amerika pun ada tapi gasampe ngekang para pejabat, costnya itu akarnya dan berhasil tergambarkan di video skinny DPR, selain itu juga syarat nyalon sejauh ini seolah olah gabisa tanpa partai. Jadi hampir mustahil kalo independent, padahal menurut gua kalo dibuka lebih lebar dan lebih memungkinkan untuk jalur independent gua yakin bakal banyak yg bagus keluar dan ngecrack template yg selama ini itu itu aja calonnya
Itulah kenapa politik balas budinya ngiket, ke partai(syarat) dan pengusaha(cost). Yg kalo pernah liat di rapat DPR bukan pro kontra tapi sangat terikat dukungannya terhadap partai
Wihh mantap nihh
Itulah yg udah harus diatur ttg cost politik. Terlalu besar cost politik untuk sekedar jadi pejabat yg sebenernya gajinya gak seberapa. Tapi karna mereka seolah tutup mata dan demi menutupi skill yg mgkn gak seberapa ya akhirnya jalan jadi pejabat lah yg dipilih. "Hanya" modal uang bisa mulus jalan jadi penguasa. Tapi karna terlalu banyak generasi lawas yg terjun ke lingkup politik kyk gitu, otomatis uang yg keluar juga jadi makin banyak. Dan karna gak semua yg mau jadi pejabat itu kaya nya se Sisca Kohl atau pengusaha pengusaha top yg udah gak mikir jabatan, akhirnya mereka beraniin diri buat minta dukungan finansial. Yg akhirnya yaa bisa ditebak. Kalo mereka terpilih ya pasti bagi bagi kue dan akhirnya konflik kepentingan. Mungkin mereka awalnya baik, tapi akhirnya kalah juga karna terlalu gak fokus kerja mereka dirongrongin sama orang yg dulu udah bantuin
Mindset narsis generasi tua ini jg harus dibasmi. Gw heran ada orang yg gak malu fotonya dipajang di bahan percetakan yg dipasang dibl baliho pinggir jalanan yg berdebu, kotor, penuh polusi. Hina bgt sih harusnya. Tapi yaa cara itu doang yg bisa dilakuin dengan instan ketika skill gak seberapa tapi kebelet mau terpilih. Kalo aja mereka itu sabar, konsisten, berbuat baik dan menyuarakan aspirasi dari muda sampai usia dewasa, melek teknologi, syukur kalo mandiri karna berkecukupan harusnya sih gak sudi masuk ke lingkup politik uang yg menuntut mereka bagi bagi kue nantinya
di Amerika ga ngekang karena yah sama2 punya visi serupa, kalo Indonesia harus ditekan biar ga sesuai pancasila yg berakar dari alquran...
Karna waktu orde baru, kesalahan mahasiswa dulu, yg dilengser cuma presidennya... Bukan partainya... , Sama kayak sekarang, dari dulu yg di olok olok presidennya, padahal ada kontribusi tersendiri oleh partainya... Kek kasus iklan anti korup jaman sby, yg ternyata korup semua itu kan oknum partainya...
3:26 positive thinking bang, kali aja disejajarkan dengan flora fauna daerah, mungkin karena emang sejenis spesies endemik yang unik.
PSI adalah PDI U23. 😆
Wanjir kenapa lucu ya, bisa nih jadi 2 kata lucu sohibul diksi
Akan lebih bagus klu U-16..
wkwkwkwk.... bener jg loe
Warna partai sama2 merah & ketuanya wanita
Coba deh ke Kabupaten Bogor. Bukan cuma di Billboard, tapi juga di Ambulance dan juga mobil desa dengan kecepatan dan gaya mengemudi bagaikan Hamilton.
Kirain gaya mengemudi Mazepin wkwk.
Haha betul bgt bang dimana2 terpampang nyata wajah sang ibu dimana2 😂
@@denjamilo5708 bahkan dikecamatan pun ada dong. Narsistik banget bre.
komedi itu lahir dr kcerdasan yg lebih drpd yg biasa2... ini nih buktinya.... 😁😁💪💪👍👍🇮🇩🇮🇩
Saya jarang klik like video orang, bang Pandji. Tapi video ini salah satu yang saya pencet tombol jempol ke atasnya. Please banyakin konten seperti ini. Politik jadi lebih menarik dan mudah dicerna. Thanks btw. Sehat selalu, bang.
Up
Arahnya ini nyentil kata2 "Sayap" yang lagi rame di baliho2 jalan besar, muternya jauh bet bang, kenapa nggak langsung Jleb aja ke poin nya 😆😆😆
Untuk masyarakat menengah kebawah, yang suka nonton tv. Mungkin adu argument dengan logika cukup berat ya bang jadi konsumsi.
betul sering kali kita dianggap rude sama orang ketika kita ngomong fakta logika, menyedihkan
tapi ini bener sih, soalnya kuantitas pemilih yg nonton tv, trus nelen bulat2 info dari tv itu, jumlah nya masih lebih banyak, percuma aja "milenial" koar2 di twitter
@@asnulhadi595 krna yg main twiter jga blum tntu bkal nyoblos malah bnyak yg golput dbandingkan pnonton tv yg lbih bnyak bkal nyoblos
@@asnulhadi595 betul itu, kalo menurut saya sebaiknya sedari kecil diajar berpikir kritis, yaa minimal skeptis dlu lahh.. pas dikasi info dari tv atau dari manapun
Tapi informasi2 berita yg actual yg ada di youtube, google. Mayoritas dari media stasiun TV, media resmi lainnya juga.
Kan ga mungkin yg nonton youtube dpt info dr chanel2 perorangan yg cari informasi sendiri di lapangan, sampai seluruh indonesia
Maen ke ciputat dah, Deket kampus UIN ada billboard Puan dan Airlangga saling membelakangi, kayak orang musuhan. Gede banget.
mungkin mereka mantan 🤣
Kalo dibikin hadap2an ntar malah ngobrol
Hahaha jpo samping perumahan dosen
Kalau mau canggih dikit, seharusnya Billboard itu diarahkan untuk digital media... Di Billboardnya cantumkan link web/sosmed supaya ada interaktif lanjutan dan nggak cuma satu arah...
Sekarang pas nih abis Grace Apri dapet medali emas, tinggal selipin foto mereka di spanduk.
Bisa jadi kali ya...
Itu pejabat norak banget anjir, mana fotonya gedean dia lgi drpda GresyApri, fakk
Ngakak sat
jirr seminggu yg lalu,bkas video khusus member tah
Seolah mereka punya berkontribusi atas kesusksesan Grace Apri 😅
Titik balik ada di pendidikan, semakin masyarakat terdidik, mudah2an sistem politik, baik yg dipilih, yg memilih, dan sistem kepartaiannya jadi lebih baik ke depannya... tetap jgn lupakan nilai2 kebaikan...
Nanya dong kpd para ahli
Sebenarnya gimana si sikap rakyat terhadap pemerintah yg "aneh"? Revolusi? Nunggu turun? Atau bagaimana?
Dari yg kita lihat aksi "demo" secara verbal balasannya malah seolah olah dianggap remeh oleh para "oknum" ini
Terima kasih 🙏🏻
Di tempat saya dulu ada pengadaan ambulan untuk seluruh desa. Satu desa satu ambulans. Di ambulan tersebut dipasang foto kepala daerah dan wakil kepala daerah kami. Gedhe banget. Jumlah ambulans-nya ratusan!
.
Kemudian suatu saat, sang kepala daerah maju nyalon lagi untuk periode kedua. Tapi wakilnya ngga.
.
Karena aturan KPU, jadi di masa kampanye, gambar sang kepala daerah dicopot. Tapi karena yang ikut pilkada cuma kepala daerahnya, gambar wakilnya ga dicopot.
.
Jadi cuma separuh. Separuh dilepas, separuh ngga. Menyisakan gambar sang wakil kepala daerah yang statusnya jadi pelaksana tugas kepala daerah.
.
Lalu tulisan "Plt. Kepala Daerah" juga dibikin dari stiker baru, kemudian ditimpakan ke tulisan yang sebelumnya berbunyi "Wakil Kepala Daerah". Kebayang bentuknya seperti apa?
.
Saya kebayang tuh yang ditugasin nyopot stiker. Ngangkat stiker dulu sampai separuh, kemudian dipotong pakai cutter, separuh juga. Lalu bikin stiker baru tulisan "Plt. Kepala Daerah" untuk ditempel di atas tulisan "Wakil Kepala Daerah".
.
Pasti repot banget. Ingat, ini jumlahnya ratusan mobil!
.
Sudah sampai di situ? Belum dong.. Saat selesai masa kampanye, stiker gambar kepala daerah tadi ditempel lagi di tempat semula. Tentu saja menyisakan garis potongan yang tidak rapi. Dan kekuatan lem stiker yang sudah berkurang. Jadi ada pojok-pojok yang menggelambir gitu.
.
Tulisan "Plt. Wakil Kepala Daerah" juga dicopot.
.
Sudah selesai? Ya tentu belum, Fergusso..
.
Setelah pengumuman hasil pemilihan, ternyata Kepala Daerah tadi tidak terpilih kembali. Otomatis stiker menggelambir tadi harus dicopot lagi. Dan karena sang wakil kepala daerah memang tidak maju lagi, jadi dicopot juga sekalian.
.
Ratusan ambulans itu sekarang jadi mulus, menyisakan tulisan "AMBULANCE". Sungguh padat karya sekali..
Edukasi yang sangat berguna...
Apakah pemerintah punya program untuk rakyat yang "mohon maaf" yang pendidikan nya rendah atau buta akan politik...
Karna fakta nya calon pejabat selalu pemasangan baliho untuk mengenalkan diri/pencitraan kepada masyarakat agar mudah para relawan (yang katanya) padahal tim sukses untuk memperngaruhi masyarakat untuk memilih calon pejabat.
Makasih bang...
gw pribadi skeptis, akan ada usaha pemerintah untuk membuka mata rakyat agar melek politik
karena parpol, akan "takut" apabila mereka mencalonkan orang yg tidak berkualitas, maka tidak akan menang di pemilu
oleh karena-nya pengetahuan orang awam akan politik, sengaja dibuat serendah2nya agar hanya mengutamakan popularitas, sekalipun popularitas itu sbenarnya adalh popularitas kosong. Cuma lipservice aja
klo gua sih malah bagus org2 yg melihat percintraan, krn gw tau bahwa orang2 yg banyak nempel wajahnya media apapun di waktu yg ga tepat merekalah yg harus TIDAK KITA PILIH
Yah, semoga rakyat makin cerdas, ga bodo kyk pemilu-pemilu sebelumnya.
statement kampanye cocok pakai analogi coki.
"lebih mudah menunggu mati dari pada menunggu berubah"
suatu saat bakal berubah sendiri kok ketika generasi udah berubah.
cuma ya agak lama wkwkwkwk
Original punya adriano qalbi, coki cuma hanya ATM amati tiru dan modifikasi
@@authentic3619 betul, lagian cokinya sendiri bilang dia denger itu dari adriano qalbi
@@authentic3619 nggak usah diomongin, biar kalo statement itu bermasalah bang Adri tetep jadi mas mas baju putih yang tidak dikenal.wkwkwk
bakal susah selama ada orang orang yang pemikirannya "kolot" dan dididik seperti mereka nah satu satunya cara menurut ada orang yang berani buat push the limit dan buat sesuatu yang baru memang bakal berat tapi akan berubah sedikit sedikit contoh kayak pelengseran soeharto karena ada orang orang yang mau berubah ya walaupun perubahan yang terjadi setelah lengser soeharto maupun sebelumnya hanya sedikitttt
@@sianakmotorbanget4109 wahahaha
Ini pam edisi kemarin
Mas mas baju putih
Setuju sama saran cara mempromosikan diri kayak gitu bang. Bagi kita-kita yg melek sosmed dan aktif di twitter saran-saran kayak gini emang lebih bagus dan efektif.
Tapii...
Masalahnya adalah di daerah-daerah situasinya berbeda. Baliho-baliho ini emang masih jadi andalan buat kampanye. Karena banyak masyarakat daerah yg sama sekali ngga tau tentang perkembangan situasi politik, dan jumlah yg ga melek politik ini jumlah persentase nya lebih besar. Ketika pemilu, mereka jadinya nyoblos orang yg wajahnya pernah mereka liat aja. Itu yg menjadikan baliho sangat efektif di daerah.
Sekedar menambahkan sudut pandang 🙏🏻
bener banget bang klo di amerika lebih menjanjikan suatu UUD biar dikenal contohnya aja film "THE PURGE", Partai A menjanjikan peraturan atau UUD yang bisa merubah negara akhirnya dipilih dan menguntungkan negaranya meskipun tidak sepenuhnya bener caranya tapi kurang lebih sama seperti yang bang panji bilang
Pada dasarnya saya setuju. Tapi kalo menurut gw, pada akhirnya jumlah votes lah yang paling penting. Mau dipilih oleh orang-orang cerdas yang menganalisa atau orang-orang yang milih asal pernah denger namanya, hitungannya tetap sama
Ironisnya, kalau dalam konteks pileg dengan sekian ratus calon dalam 1 kertas suara, maka suara yang paling gede itu adalah suara dari orang-orang yang milih asal pernah dengar nama.
Dan untuk menjaring orang seperti ini, banyak2in baliho adalah cara paling efektif
(Btw baliho apa baligo??)
Gimaana kalau DPR, DPD, sampai DRPD kinerjanya dinilai dengan sistem yang open ledger sehingga saat pemilu tiap 5 tahunan masyarakat bisa memilih berdasarkan capaian kinerjanya yang dicapai. Dan sistem itu bisa menilai %kesuksesan secara objektif dengan angka.
6:56 Kalau Ketua DPR kita lebih memilih Pasang muka nya di Baliho diseluruh penjuru negri dan matikan Mic biar ga ada Issue 😆.
Mending gausah pencitraan, tp kerja nyata aja, (netizen indonesia = rakyat) udah banyak yg pinter ko, dan yang kinerjanya mempermudah kehidupan rakyatnya yaa kemungkinan besar bakal dipilih.
Netizen sekarang juga udah pada pinter ko, asli
Semoga rakyat +62 lebih cerdas dalam melihat dan memilih calon pemimpinnya (apapun levelnya) dari isi kepalanya, bukan dari banyaknya baliho apalagi amplopan menjelang coblosan.
"Terima kasih telah mempromosikan saya panji" -antoni winza
"KITA" sekarang sudah masuk dalam ZONA BERDAMAI DENGAN KORUPTOR, dan "RAKYAT INDONESIA" sekarang ini tidak masuk dalam ZONA BERDAMAI DENGAN COVID19.
Itulah Indonesia.."KITA"..
🗣️ Seruput air COMBERAN 🍯
Mungkin bisa lampiri data penetrasi sosmed di seluruh Indonesia. Yes, smartphone sdh bnyk tp apakah semua orang memiliki sosmed. Kampanye tradisional jg msh perlu di gunakan. Bahkan poster/baliho msh di gunakan di US or Yunani. Mereka sample negara demoraksi yg lbh dulu. Hanya strategi dan proposinya perlu di analasi lagi.
Mantap... Ini!!
Cara pencintraan harus dirubah biar tidak monoton & endingnya mudah ditebak.
Keren kali kalau pilpres 2024, masuk bergandengan anies-ahok sebagai capres.
3 praktek pencitraan politisi jadul yang harus punah:
1. Berpolitik bawa2 agama.
2. Agama dijadikan bahan politik.
3. Kalo ga pilih pemimpin islam, mati ga disholatin.
memang sebaiknya seperti itu, tp harus di ingat, orang pintar di indonesia banyak, tp yang " kurang pintar" jg sangat banyak, jadi politisi masih menggunakan cara yg sama karena dengan gt bs sampai ke pikiran yg "kurang pintar" itu.
selama taraf pendidikan belum rata, perubahan sistem saat ini mgkn sulit berubah..ingat suara yang orang pintar dan kurang pintar ini nilainya sama.
sama seperti di masyarakan, politik jadul lbh mudah dan mgkn lbh murah dan segala yg murah akan lbh di minati banyak orang kan??
Nah, ini sungguh ide yang brilian bang Pandji. Biar rasa pamernya hilang dikit 😁
sekarang udah banyak banget BALIHO2 "PENIpuan" tersebar d pinggir jalan
Saya suka bang dengan gaya bicaranya yang santai & mudah dimengerti. Saya sering nonton konten-konten bang panji yang bisa secara bebas bicara apapun. Saya mahasiswa UT jurusan ilkom yang punya cita-cita jadi juru bicara.
Hadir nonton n nyimak.. video Bang Pandji Pragiwaksono biar paham 🙏
Politikus jgn hanya bermodalkan popularitas saja ttpi hrs paket komplit dg Konsep2 bernegara yg mengakar rumput pada Nilai2 Pancasila,UUD 45 dan Nilai2 Luhur Bangsa Indonesia
Salut sma bang pandji, meskipun mengkritik suatu masalah masih ada rasa hormat kepada org lain
The best bang pandji
Sway swuaya pelan-pelam nilai perbaikan politik jika menijau negara Monaco hampir setengahnya dari pada rakyatnya sarjana hukum. Perpolitik negara itu menjadi the best. Trims.
Mantap bg. Ini pembahasan daging semua. Gw jg resah dgn gaya pencitraan2 ga jelas kek gtu. Makasih ya bg dh jd org yg mengungkapnya lewat media
Bang request bahas messi krn ada unsur ekonomi, politik, emosionalnya , di siniar spotify 🙏
tergantung daerahnya juga, tidak semua masyarakat mengikuti sosmed.. tidak kenal sosmed,
Sepakat Bang Pandji, sudah saatnya personal branding dalam politik bergerak ke arah yang lebih modern. Kendala nya memang masyarakat masih banyak yang "termakan" dengan pencitraaan gaya lama seperti ini. Edukasi politik yang berkualitas kepada setiap lapisan masyarakat bisa menjadi solusi jangka panjang untuk mengurangi "demand" atas dibutuhkannya billboard politisi dan semacamnya.
Kalau keluarga Soeharto, Ratu Atut jadi pejabat disebut dinasti, nepotisme, sementara keluarga Megawati, Jokowi jadi pejabat disebut demokrasi, katanya sih pemilihan langsung, tapi Komisioner KPU kena kasus korupsi, ada yang kabur ngga ketangkep, isilopnya pas ada teroris2 selalu minta naik anggaran, Politik Indonesia kayak uler yang ganti kulit aja, isinya beton2 terbangun, hutannya gundul, sampahnya menggunung, tingkat literasi rendah, kemiskinan meningkat, penyakitnya menular. Mau berbuat baik jadinya urunan, jangan andalkan pemerintah padahal uda dibayar dengan pajak.
Thank you bang. Walaupun gw bukan member lo, tapi konten lo tetap konsisten untuk yang non-member. Respect!
Dedi mulyadi juga...sering upload kegiatannya bro
Klo menurutku, di era sekarang politisi harus rajin update di sosmed, dimana bisa dianalisis secara digital branding dan akuntanbilitas ide dan statement, proyeksi network,, dukungan,,
Bang pandji coba lain kali undang pemilik bisnis percetakan
Serasa belajar politik, matur suwun.
Baliho targetnya bukan buat pemilih yang muda, update, dan kritis, targetnya buat pemilih awam/tradisional yang secara strategis dan statistik masih menjanjikan.
Ya tergantung konsultan/agency nya
iya seandainya bisa memilih calon pemimpin dari segi pashion apa yg mereka miliki. dan bukan memilih berdasarkan muka/wajah doang
Bahas cara debat politikus dong bg.. Kayak adian napitupulu, ngabalin, rocky gerung, fahri hamzah, fadly zon
Makasih bang udah upload konten member lagi untuk umum!
Menurut saya tips dari pandju berlaku untuk citizen, di daerah2 tertinggal sulit tembus tips2 ini, ya gak sih?
1..supaya komedian tetep dikenal..yaitu dgn ttap berkarya di bidangnya..ya walopun Garing 😃
2. Sdh ngga sewajarnya..melenceng dari profesi..menjadi politisi dadakan hanya spy ttep berkibar ..
3.. apa khabar AD ..musisi yg mendadak jd politikus 😄🤣 tenggelam..pdhl karya music nya bagus2 ..( itu hanya contoh )
Mas Panji klo menurut sy yg menang adalah yg mendapatkan suara terbanyak dari audiensnya, bukan yg berlogika. Krn gak smua audiens menggunakan/mengerti/menginginkan logika. Kebanyakan audiens yg penting bagi mereka adalah perut mereka selalu bisa terisi, lalu bisa tidur tenang stelah kenyang.
Dan tujuan dari politisi kebanyakan adalah utk mendapatkan suara terbanyak dari audiens-nya, bukan agar utk mereka mengerti akan logika. itulah makanya masih bnyk terjadi POLTIK UANG dimana-mana
saya sebagai lulusan politik yg bareng sama radit dan patra, merasa terimspirasi bang dengan 3 pencitraan politik bang panji ini. just like a movie.......................... thks bang teruslah menginspirasi..... biaya marketing politik bisa di minimalisir nih.
Pernah gak lu dengar 'jang pilih pa dia, miskin dia' / 'jangan milih dia, karena miskin'.. Mulai dari situ gue langsung.. Memang bener.. Orang miskin gak bakalan jadi pejabat jirr
Bagus gitu...
Menurut gw ganjar potocopy jkw, blusukan sana sini... gaya lama..
Dulu waktu jkw blusukan sana sini seakan "wahh idaman ni org" ternyata eh ternyata si mukidi waduh... udh punya feeling masih aja maju 2 periode... 2024 gw pribadi gx akan pilih orang yg sprti itu, org org pemikiran lama. Terlebih politisi dr pdip yg banyak oknum korup (oknum ko banyak y wkwkw)
Gw kasih rekomend film tentang kebusukan politisi dan tim kampanye.. judulnya "our brand is crisis" siapapun yg baca komen ini lu nontn dah film itu lumayan lah drpd gabut.. film thn 2016 klo gk salah ... 2016 masih lumayan fresh lah
Inimah tinggal nunggu waktu ketika gen z dan seterusnya bisa megang kendali, dan sekarang perubahannya mulai ada. Mungkin pencitraan gaya modern gitu akan efektif, tapi cuman di kota besar aja. Di daerah pelosok dan daerah pinggiran atau daerah kurang terkenal ya praltek tersebut akan masih efektif karena warganya belum melek politik banget.
5:31
Target on location, stand by for more
code 6
code 6
Bisa juga diterapkan untuk influencer yang mau nambah follower
Sama ini bang, kayak ada bantuan atau apa, yg di sebutin nama orangnya, bukan nama institusinya atau lembaganya. Contoh, si M memberi bantuan, pdhl yg ksh bantuan lembaganya/ institusinya
saya pikir ini karena pola pikir era dahulu sama sekarang itu berbeda jauh dan kalau pun di kasih tau ke pejabat yang bersangkutan malah gabakal nerima pendapat ini dan akan berpikir dirinya lah yang paling benar .
dan gen baby boomer yg menurut gw tau di indonesia sangat sangat keras kepala
sebenarnya politikus ini kan pekerjaan, selayaknya bekerja dengan profesional yang dibutuhkan ya portofolio kerja/hasil kerja yang hebat untuk jadi yang hebat dari yang "terhebat".
11:35 kasih tau ke masyarakat menggolkan terlibat dalam uu kpk? uu omnibus law? mau bundir apa gmn?
Gw ngakak, pas Panji bilang kerjanya cuma pura-pura 🤣🤣🤣
Ya kita punya presiden tapi jobdesknya lurah.
Betul, yg anda maksud sudah pasti presiden stand-up indo, Adjis doabersama
mas pandji, tangga di belakang tu nembus ke ruangan apa ya? penasaran banget hahaha..
kaya jarang aja gitu kamar terus ada tangganya
thanks bang, ini bener2 keresahan gua yang memikirkan betapa membosankannya cara berpolitik di negara +62.
lebih mengutamakan "muka" dari pada poin penting informasinya.
semoga 2024 gak mengecewakan dan lebih "dewasa" politiknya.
Ini ilmu mahal 😁 beruntung bisa nonton
om panji undang wawancara Boosman Sontoloyo dong..... 🙏🙏🙏
bang panji, minta tolong dong angkat isu lingkungan biar para politisi rame bahas ini, misal waktu presiden joe biden bilang jakarta akan tenggelam, itu rame masalah global warming, padahal paling sederhana yg bisa kita lakukan adalah mengganti penggunaan air tanah menjadi air PAM, alasannya karena permukaan tanah jakarta itu semakin menurun, efeknya, banjir dan bisa dibawah permukaan air laut.
Debat yg paling bermutu adalah: singkirkan sentimen dan dahulukan argumen
Singkirkan juga jatuhin lawan
Baca ini keinget kamapanye AHY jaman ngelawan Ahok 🤣 kagak fokus kampanye, tapi malah ngehina²
dan lempar isu
Masalah "jangan blusukan" kalau untuk legislator agak kurang sreg sih Nji.
Blusukan kalau konteksnya reses penting karena bisa jadi kanal diskusi dan edukasi publik, termasuk sosialisasi perubahan aturan ke konstituen yang terdampak. Diluar reses, penyampaian aspirasi konstituen cuma bisa lewat demo atau birokrasi parpol. Orang2 macam saya (swing voter, pencari nafkah) mentok cuma bisa demo buruh setahun sekali. Sementara parpol kadang punya otak sendiri.
Untuk dapil yang mobilitas tinggi dan akses informasi gampang seperti di Jakarta, emang rasanya lebih enak kalau pakai metode yang gak intrusif macam sosmed. Tapi kalau cuma sounding di media (sosial maupun konvensional) gak bakal sampai ke akar rumput.
Kalau masalah komparasi dengan negara luar, cari aja di Google "congress on your corner".
Mantap bang pandji.. terima kasih sudah mewakili rakyat
Bagus shooting nya dari terang ke gelap 😆
Bang dibahas donk slogan "Terima uangnya jangan pilih orangnya"
Siapa yang suka ngerasa juga kalau liat banner / Baligo instansi pemerintah yang dibayarkan dengan uang negara, yang isi/ konteksnya tentang apa, tapi gambarnya malah muka politisi itu adalah bagian dari "korupsi kecil"?
Kalau hal kecil kaya banner space aja yang harusnya isinya pesan yang baik malah "dikorupsi muka dia", apalagi sama hal gede???
Untuk mengumumkan rencana undang2 itu sangat susah di Indonesia bang pandji, terutama saat tingkat literasi masyarakat terhadap hukum di Indonesia masih sangat rendah... banyak orang yang pikirannya "UU apapun yang goal mah sama aja, gak ngaruh ke hidup gue, siapapun pemimpinnya gue juga masih butuh ngasih makan anak"... masih banyak politisi yang visinya seragam semua, pokoknya "merakyat, memikirkan rakyat, dan peduli rakyat"... karena seragam semua, jadilah butuh baliho biar tambah dikenal...:)
Nah ini nih, mindset "persetan dgn pemimpinnya, gw tetep harus kerja cari makan buat keluarga"... Lha mau negara maju/kaya raya sekalipun ya tetep aja kita harus kerja cari makan... gimana ea... *cuma* kalo negara maju & makmur itu pasti kita kerjanya bisa meningkat, agak elit kelasnya atau paling ga biaya hidup menjadi murah & gaji terasa lebih banyak (gaya hidup meningkat), dan agar hal itu bisa terwujud... *ya kita butuh pemimpin yg baik* ...
Mindset masa bodoh itulah yg menyebabkan kehidupan kita ya gini gini aja... miskin ya miskin aja selamanya, lha inisiatif utk melakukan perubahan aja nggak ada.
@@FauZhee sikap masa bodoh itu karena literasi politik masyarakat masih rendah... Ndak paham apa dampak sikap masa bodoh mereka... Ujung2nya ya tipe seperti ini yang suaranya gampang dibeli dengan uang karena short sighted
Semoga pendidikan di indonesia semakin merata..aamiin
Pandji: billboard adalh salah satu metode pncitraan yg saatnya dihindari
Tukang banner: jgn gitu dong bang pandji
wkwkwk mutus rejeki orang yak
wkwkwkw
Saya sih setuju aja sama semua ini, tp tau ga sih kalau ada daerah2 di pelosok yg bahkan ga tau menahu tentang politik dan mereka seminggu sebelum pemilu di tunjukkan aja gambar ini (partai) yang harus di coblos, bahkan kurasa mereka ga tau konsep pemilu 😐
Lihat deh kang dedy mulyadi terlepas niatnya pencitraan atau bukan, kontennya inspiratif banget
Cuma mau mengkoreksi soal rektor rangkap jabatan.
UI itu uda independent, yg mengubah statuta ui ya ui sndr. Bkn pemerintah, presiden hanya mensahkan.
Bang tolong klo bilang "di luar negeri" sekalian aja sebutin negaranya, soalnya luar negeri tuh BANYAK banget
malaysia luar negeri juga tuh 😂
Burkina Faso juga
Bener, supaya kita bisa nyari tau lebih spesifik
Kalo lo perhatiin dengan seksama (ceilah) Pandji sering referring ke Amerika (Serikat).
somalia
Ambil isu yang lagi up to date
pilih keberpihakan anda
ikut bicara (speak up)
tunjukkan keberpihakanmu
saya setuju banget strategi blusukan itu aneh bgt, pejabat atas itu lebih baik fokus dengan strategi pengambilan keputusan
Dari semua poin yang disampaikan saya setuju kecuali yang blusukan. Tapi balik lagi saya rasa blusukan juga gak perlu diposting di akun media sosial pribadi sih.
Meme yang The King of Lipservice, reaksi awal g … biasa aja. LOL. Ada 2 hal yang bisa dilihat di sini … pencitraan aja atau pencitraan dengan action. Lipservice itu bukan hal negatif aja loh. NATO juga gak sepenuhnya negatif, karena ide itu gak negatif. Even orang yang punya ide gak bisa take action bukan berarti orang lain gak bisa take action.
Orang Indo memang harus belajar arti demokrasi. Salah satunya bahwa semua orang bebas berpendapat dengan skala terukur ya. Bukan berarti seenak jidat berpendapat. Jadi itu terdiri dari mendengar dan berbicara. Belajar mendengar untuk mengumpulkan informasi dan dengan kritis berbicara dengan tujuan membangun bukan menjatuhkan.
Dan tidak perlu secara kasar menyampaikan suatu argumen karena pada dasarnya argumen yang make sense bisa disampaikan dengan baik2. Mungkin ini salah satu hal yang susah karena moderator pun kadang kalah sama yang berargumen karena volume, mungkin bagian sound system bisa kecilin Mic nya 🤣
Ini salah satu video yang cukup jelas mengangkat suatu permasalah dengan menawarkan solusi. Kritik tanpa solusi itu selalu membuat saya bingung. Karena harusnya ketika ada kritikan berarti ada yang salah menurut opini itu dan seharusnya diikuti dengan apa yang benar. Dan itulah kenapa diskusi itu penting.
☺️
Walaupun jadul tapi mungkin masih efektif Ji... jangan lupa, pemilu itu yang penting tenar dulu. Masalah pintar, punya visi / misi, itu belakangan... mau jual isu ke kalangan bawah? Yang beli berapa banyak..?
Mbak puan menangis liat ini
politisi maupun calon politisi cuma bisa fokus dengan pencitraan foto dan baliho. tapi mereka gak pernah pencitraan mengenai ide pikiran dan gagasan mereka. pemain bola terkenal karena skillnya, pemain UFC terkenal karena ketangkasannya, politisi terkenal karena foto doang. pffffttt...
Yg penting prestasinya jelas lah juga.. otomatis pasti akan dikenal masyarakat bukan sekedar kenal nama doang tapi apa yg udah dilakukannya utk masyarakt itu sndiri
Bahas soal presidential threshold dong bang. Ini yang menjadi penyebab utama dualisme di politik. Juga menjadi senjata oligarki untuk menentukan siapa calon yang maju.
udah pernah bbrp kali malah
Jadi 2024 dah pada insyaf dooong. Yang itu jangan dipilih lagi doooong.
Insyaflah waahai manusia.....
5:36 kirain tbtb ada tukang bakso lewat bang 😄😄
sepemikiran ,, haha
Serangan fajar lebih efektif. Eh taunya ga dipilih Chuakssz
namanya jg orang tua bang mereka cumn ngerti bikin banner sama flyer yang nempelnya sembarang tempat,design fontnnya jg pasti pake arial bold ,,kalu anak muda kan,meng hire digital marketing,,setiap hari ngedeplov,bikin konten affter effect,buat video cinematic,photography dengan preset bagus,mengutamakan kreatifitas dari pada ambisi,,,,jamanya ajh udah beda bang,kita anak muda kontenporer dengan beban masalalu,mereka orang tua dengan beban masa depan,
Semakin di bahas billboard semakin ngetop jg yg lu sebutin namanya ji..
Bisa aja lu ji,,, 😂😂😂 cuan lg ajah 😂😂😂
13:30 "Don't raise your voice, raise you argument".
Kalo taun 2022 dikota kota masih baliho baliho dan bilboard, didesa 10 taun lebih primitiv