The first slide: banyak orang awam berpikir bahwa anak -anak memiliki kemampuan bawaan untuk menyerap bahasa baru seperti spons kecil yang haus dan baik remaja maupun orang dewasa tidak dapat mengimbanginya. Mereka percaya bahwa kapasitas alami untuk menguasai berbagai bahasa akan menurun seiring bertambahnya usia. Namun, studi empiris baru -baru ini memberikan bukti yang menentang gagasan batasan usia atas untuk mempelajari bahasa baru. Kini semakin banyak peneliti yang sepakat bahwa kemampuan untuk mencapai kemahiran yang tinggi atau bahkan seperti kemampuan asli tidak semata-mata dikaitkan dengan usia dan di pengaruhi oleh faktor -faktor lain, seperti aspek kognitif, sosial, dan emosional.
the two slide: lebih banyak peneliti sekarang setuju bahwa kemampuan untuk mencapai kecakapan tinggi atau bahkan seperti penulis asli tidak dapat secara eksklusif dikaitkan oleh usia dan dipengaruhi oleh faktor lain, seperti aspek kognitif, sosial, dan emosional. tua dan muda punya kapasitas belajar yang sama. ide bahwa ada masa kritis untuk belajar bahasa berdasarkan pengamatan bahwa anak-anak dan orang dewasa memiliki struktur otak yang berbeda. anak-anak di bawah usia 9 atau 13 tahun diperkirakan memiliki organisasi otak yang mampu belajar lebih dari satu bahasa tanpa kebingungan.
Indonesian translation the first slide : Banyak orang awam berpikir bahwa anak-anak memiliki banyak kemampuan bakar untuk menyerap bahasa baru seperti spons kecil yang halus dan bahwa remaja maupun orang dewasa tidak dapat menyamai mereka. Mereka percaya kapasitas alami untuk memperoleh banyak bahasa ini akan menurun seiring bertambahnya usia. Keyakinan ini mendorong beberapa peneliti untuk mengusulkan batas waktu untuk belajar bahasa baru, mereka berpendapat bahwa anak-anak lebih mahir dalam penguasaan bahasa karena kelembutan Otak mereka, yang akan menjadi tak beruba pada masa puberitas. Studi empiris terbaru awam telah memberikan bukti yang menentang gagasan tentang batas Usia atas belajar bahasa baru.
The Five Slide : Faktor selain usia yang mempengaruhi kesehatan anak Konsensus berkembang di antara para peneliti bahwa perkembangan anak tergantung pada interaksi antara faktor kognitif,sosial dan emosional. Faktor-faktor tersebut mencakup jumlah kesempatan untuk belajar bahasa inggris,motivasi,kemampuan,identitas dan keinginan untuk berkomunikasi. Beberapa faktor ini bisa lebih menonjol daripada faktor lain,tergantung pada perbedaan individu dan konteks sosial budaya peserta didik. Misalnya, mereka yang terlibat di negara-negara berbahasa inggris lebih banyak kemungkinan untuk fasih berbahasa inggris. Hal ini karena mereka memiliki lebih banyak kesempatan untuk menerima masukan langsung dari pembicara bahasa sasaran. Contoh lainnya berkaitan dengan identitas pembelajaran muda dan latar belakang keluarga. pemula muda yang berasal dari keluarga kaya kemungkinan akan mendapatkan hasil yang lebih baik daripada mereka yang berasal dari latar belakang keluarga yang miskin. Yang berasal dari keluarga kaya biasanya memiliki masukan pengajaran yang cukup dan bahasa inggris mereka melalui komunikasi setiap hari dengan orang tua,guru pribadi dan orang lain yang memiliki tingkat kemapuan bahasa inggris yang tinggi di lingkungan sekitar mereka. Variabilitas yang sangat besar pada hasil belajar pemula awal ini menunjukkan bahwa yang lebih muda tidak selalu lebih baik. Pembelajaran bahasa kedua dari kelompok usia yang berbeda tampaknya memiliki prospek yang maha ahli selama mereka ditempatkan di lingkungan yang mendukung. Oleh karena itu,generalisasi mengenai faktor usia dalam pembelajaran bahasa tidak berdasar. Hasilnya bergantung pada hubungan yang kompleks antara berbagai variabel.
The first slide: banyak orang awam berpikir bahwa anak -anak memiliki kemampuan bawaan untuk menyerap bahasa baru seperti spons kecil yang haus dan baik remaja maupun orang dewasa tidak dapat mengimbanginya. Mereka percaya bahwa kapasitas alami untuk menguasai berbagai bahasa akan menurun seiring bertambahnya usia.
Namun, studi empiris baru -baru ini memberikan bukti yang menentang gagasan batasan usia atas untuk mempelajari bahasa baru.
Kini semakin banyak peneliti yang sepakat bahwa kemampuan untuk mencapai kemahiran yang tinggi atau bahkan seperti kemampuan asli tidak semata-mata dikaitkan dengan usia dan di pengaruhi oleh faktor -faktor lain, seperti aspek kognitif, sosial, dan emosional.
the two slide:
lebih banyak peneliti sekarang setuju bahwa kemampuan untuk mencapai kecakapan tinggi atau bahkan seperti penulis asli tidak dapat secara eksklusif dikaitkan oleh usia dan dipengaruhi oleh faktor lain, seperti aspek kognitif, sosial, dan emosional.
tua dan muda punya kapasitas belajar yang sama.
ide bahwa ada masa kritis untuk belajar bahasa berdasarkan pengamatan bahwa anak-anak dan orang dewasa memiliki struktur otak yang berbeda.
anak-anak di bawah usia 9 atau 13 tahun diperkirakan memiliki organisasi otak yang mampu belajar lebih dari satu bahasa tanpa kebingungan.
Indonesian translation the first slide : Banyak orang awam berpikir bahwa anak-anak memiliki banyak kemampuan bakar untuk menyerap bahasa baru seperti spons kecil yang halus dan bahwa remaja maupun orang dewasa tidak dapat menyamai mereka. Mereka percaya kapasitas alami untuk memperoleh banyak bahasa ini akan menurun seiring bertambahnya usia. Keyakinan ini mendorong beberapa peneliti untuk mengusulkan batas waktu untuk belajar bahasa baru, mereka berpendapat bahwa anak-anak lebih mahir dalam penguasaan bahasa karena kelembutan Otak mereka, yang akan menjadi tak beruba pada masa puberitas. Studi empiris terbaru awam telah memberikan bukti yang menentang gagasan tentang batas Usia atas belajar bahasa baru.
The Five Slide :
Faktor selain usia yang mempengaruhi kesehatan anak
Konsensus berkembang di antara para peneliti bahwa perkembangan anak tergantung pada interaksi antara faktor kognitif,sosial dan emosional.
Faktor-faktor tersebut mencakup jumlah kesempatan untuk belajar bahasa inggris,motivasi,kemampuan,identitas dan keinginan untuk berkomunikasi.
Beberapa faktor ini bisa lebih menonjol daripada faktor lain,tergantung pada perbedaan individu dan konteks sosial budaya peserta didik.
Misalnya, mereka yang terlibat di negara-negara berbahasa inggris lebih banyak kemungkinan untuk fasih berbahasa inggris. Hal ini karena mereka memiliki lebih banyak kesempatan untuk menerima masukan langsung dari pembicara bahasa sasaran.
Contoh lainnya berkaitan dengan identitas pembelajaran muda dan latar belakang keluarga. pemula muda yang berasal dari keluarga kaya kemungkinan akan mendapatkan hasil yang lebih baik daripada mereka yang berasal dari latar belakang keluarga yang miskin. Yang berasal dari keluarga kaya biasanya memiliki masukan pengajaran yang cukup dan bahasa inggris mereka melalui komunikasi setiap hari dengan orang tua,guru pribadi dan orang lain yang memiliki tingkat kemapuan bahasa inggris yang tinggi di lingkungan sekitar mereka.
Variabilitas yang sangat besar pada hasil belajar pemula awal ini menunjukkan bahwa yang lebih muda tidak selalu lebih baik.
Pembelajaran bahasa kedua dari kelompok usia yang berbeda tampaknya memiliki prospek yang maha ahli selama mereka ditempatkan di lingkungan yang mendukung.
Oleh karena itu,generalisasi mengenai faktor usia dalam pembelajaran bahasa tidak berdasar. Hasilnya bergantung pada hubungan yang kompleks antara berbagai variabel.