Видео

@@alunnurcahyo8477 iya e...kira2 salahnya dmna td ka? Apakah krna 1 kartu merah?

Bener bngt ka

Waalaikumsalam, halo Surya, saya Miftahul Jannah dari kelas Sastra Indonesia C23 dari kelompok 2 izin untuk menjawab ya. Untuk pertanyaan yang pertama, yaps betul itu termasuk dalam strategi mempertahankan kebudayaan di Desa Budaya Sungai Bawang, contohnya seperti yang ada di video yaitu kerajinan tangan, yang dimana mereka masih sampai saat ini melakukan kegiatan tersebut dikarenakan sangat amat dibutuhkan untuk keperluan sehari-hari mereka. Jadi tidak mungkin dong tidak untuk dipertahankan apalagi kerajinan tangan bisa dijual yang pastinya lebih banyak dikenal dan penghasilan mereka meningkat. Untuk menjawab pertanyaan selanjutnya, pasti ada perubahan dari era modern sendiri walaupun memang tidak sepenuhnya berubah ya, contohnya pada bidang obat tradisional yang dimana mereka memanfaatkan teknologi untuk mencari tau lebih dalam mengenai pembuatan obat tradisional itu sendiri. Kemudian pada bidang kerajinan tangan bisa memanfaatkan teknologi yang dimana mereka mempromosikan hasil kerajinan mereka untuk dijual. Jadi bisa saja kemungkinan mereka mendapatkan pesanan banyak melalui promosi itu, tetapi menurut narasumber yang kami wawancarai saat itu mengatakan bahwa untuk saat ini kurang ada pemasukan atau pesanan dari luar untuk kerajinan tangan sendiri. Mungkin itu saja, terima kasih🙏

​@@dynastyyym Terimakasih atas jawaban dan penjelasannya namun masih ada sedikit yang harus saya tanyakan. Yang pertama pertanyaan saya dari contoh pengelolaan sumber daya alam belum terjawab , juga seberapa besar pengaruh modern dari setiap bidang menurut saya penjelasannya belum menjawab ini. Lalu untuk keberadaan pengetahuan tentang obat-obatan tradisional mengapa warga di Desa Budaya Sungai Bawang hanya menggunakan teknologi untuk mencari informasi untuk mengembangkan obat tradisional mereka ? Apakah mereka sangat tidak terpengaruh dengan obat-obatan modern yang sudah dalam bentuk pil atau sirup ? Lalu berikutnya dari jawaban anda saya ingin bertanya lagi , dengan informasi dari narasumber anda dimana masih belum ada pemasukan atau pesanan dari luar , apakah mereka berhenti memproduksi kerajinan ataukah mereka tetap memproduksinya

​@@suryaa.p6376Oh maaf sur ketinggalan, untuk contoh pengelolaan sumber daya alam sendiri dalam pengaruh era modern yaitu menurut narasumber saat itu mengatakan bahwa, ada saja alat-alat modern yang masuk tetapi mereka masih mengutamakan menggunakan alat-alat tradisional seperti di video akun channel ini yang berjudul "4. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi Dayak Kenyah" sangat amat lengkap penjelasannya, bisa ditonton di video tersebut. Untuk pertanyaan selanjutnya, masyarakat di sana seperti yang dijelaskan di video, mereka tidak sepenuhnya bergantung pada obat-obatan tradisional, mereka memanfaatkannya jika penyakit tersebut penyakit yang ringan, jika sudah terkena penyakit yang sulit disembuhkan dengan obat tradisional, mereka ya dibawa ke rumah sakit terdekat. Untuk pertanyaan yang terakhir, masyarakat sampai saat ini masih berkegiatan dalam membuat kerajinan tangan dan memproduksinya, sembari menunggu pesanan dari hasil kerajinan tangan mereka. Mungkin itu saja yang bisa saya jelaskan untuk Surya, semoga terjawab ya☺️

Perkenalan saya Nurdin, dari universitas Mulawarman, sastra Indonesia, ijinkan saya untuk menjelaskan pertanyaan anda. Teknologi berperan sebagai alat bantu untuk memantau, mengelola, dan mengurangi dampak negatif aktivitas manusia terhadap kebudayaan di desa Sungai Bawang. Dengan pemanfaatan teknologi yang tepat, kita dapat menjaga kelestarian budaya, adat dan tradisi. Maka Masyarakat lingkungan sekitarnya untuk generasi mendatang.

perkenalkan, saya Ivanna Pazia dari kellompok 6. izin menjawab, untuk ritual-ritual yang dilakukan itu telah diubah menjadi sebuah pertunjukan, sehingga tidak ada lagi yang melakukan ritual tersebut. ritual seperti melepas anak sudah dijadikan dalam bentuk pertunjukan saja yang ditampilkan saat acara-acara besar sehingga tidak ada campur tangan agama lagi. kemudian untuk ritual lainnya yang memikiki unsur kristiani tentu saja masyarakat muslim tidak mengikutinya dan tetap dengan tata cara agama masing-masing. apakah menjawab?

​@@ivannapaziasudah sangat terjawab, terimakasih atas jawaban dan responnya🙏😊

Saya Tresia Oktaviani dari Kelompok 3, izin menjawab, Peran Kepala Adat dalam memajukan sebuah Desa Wisata atau sering disebut dengan Desa Budaya Sungai Bawang, selain memajukan perannya sangat penting dan dibutuhkan dikarenakan Kepala Adat sangat andil dalam proses pelestarian dan pengembangan budaya. Salah satu kebiasaan suku Dayak Kenyah yang tidak boleh sampai punah adalah "Ritual" dan biasanya Ritual akan dipimpin oleh Kepala Adat, sehingga dengan adanya Kepala Adat proses pelestarian budaya akan terjaga dan kemudian secara tidak langsung mendukung Organisasi-Organisasi yang ada pada Desa Budaya Sungai Bawang, seperti Organisasi Sosial Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) yang memiliki peran tak kalah penting dalam proses memajukan sebuah Desa Wisata, dengan menyelenggarakan Pelatihan Tarian, Musik, Aksesoris khas Suku Dayak Kenyah, dan Pelatihan Per-Anyaman menjadi salah satu bentuk usaha memajukan SDM dan SDA yang berada di Desa Budaya Sungai Bawang. Terciptanya Desa Budaya Sungai Bawang hingga saat ini merupakan salah satu bentuk kerja keras dari Kepala Adat dan POKDARWIS, tak lupa dengan peran-peran pihak-pihak terkait yang turut mendukung kinerja positif tersebut.

Perkenalan saya Nurdin, izinkan saya menjawab pertanyaan anda: Peran Anyaman: Anyaman merupakan bagian penting dalam kehidupan sehari-hari suku Dayak Kenyah, berfungsi sebagai peralatan, simbol identitas, media komunikasi, barang pertukaran, dan objek seni. Teknik Pembuatan: Proses pembuatan anyaman melibatkan pengumpulan bahan alami, pembuatan benang, penyeprokan, dan finishing. Secara singkatnya bahwa anyaman itu, bagi suku Dayak Kenyah bukan hanya sekadar kerajinan, tetapi juga mengandung nilai budaya, sosial, dan estetika yang tinggi.

Waalaikumsalam,Perkenalkan saya Ghina puspita putri, izin untuk menjawab pertanyaan anda🙏🏻 Proses pembuatan perahu tradisional Suku Dayak Kenyah melibatkan teknik dan. Berikut adalah tahapan dan bahan yang digunakan: TAHAPAN •pemilihan kayu yang berkualitas •pembuatan desain (untuk pola dikayu nya) •pengolan kayu dan Pengikisan •pembuatan badan-badan perahu •pengolahan permukaan kapal •pemasangan-pemasangan peralatan pada kapal •yang terakhir ialah uji coba pada kapal yang telah jadii dan utuh. BAHAN •kayu ulin •kayu meranti •daun rumbia •daun nipah •pasak kayu •lem tradisional •minyak kayu •jangkar •dayung

Baik, saya risdayanti perwakilan kelompok 1 izin menjawab Penggunaan bahasa gaul di kalangan warga Dayak Kenyah tidak ada. Bahasa yang sering digunakan adalah bahasa Indonesia dan bahasa Dayak Kenyah itu sendiri. Apakah yang dimaksud dengan pengaruh bahasa modern adalah bahasa Indonesia? Jika iya, menurut saya bahasa Indonesia cukup berpengaruh di masyarakat di sana. Hal ini karena mereka menggunakan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi dengan pengunjung atau orang luar desa yang tidak memahami bahasa daerah Dayak Kenyah. Bahasa Indonesia juga digunakan dalam percakapan keluarga, bukan hanya bahasa daerah. Anak-anak di sana hampir semuanya menggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun mereka memahami bahasa daerah, banyak yang tidak bisa menuturkannya dengan lancar.

Baik, terima kasih atas jawabannya sangat dimengerti 😁🙏🏻

Saya izin menjawab, Kebiasaan berburu suku dayak kenyah tentu didampingi usaha memaksimalkan manfaat hasil buruan misalnya taring dari hewan babi yang kemudian di keringkan, di poles, lalu dijadikan hiasan yang bayak menjadi ornamen.

Saya izin menjawab, Kebiasaan berburu suku dayak kenyah tentu didampingi usaha memaksimalkan manfaat hasil buruan misalnya taring dari hewan babi yang kemudian di keringkan, di poles, lalu dijadikan hiasan yang sering kita temukan.

Kedepan ..semoga apa yg diucapkan menjadi yg lebih baik....amiin