Видео

Lihat video yg lain.... nanti akan ngerti. Terutama yg membahas head.

Yg dibubut bukan kop atau head Mas.... Yg dibubut itu blok bagian atas. Bubut nya gak harus 3,3mm. Tergantung blok, durasi transfer yg diinginkan dan deck yg diinginkan. Kalau tinggi deck misalnya 4mm, dan mau bikin deck jadi 0,7mm, maka perlu dibubut blok bagian atas 3,3mm. Gak perlu bubut kop atau head. Untuk head ada bahasan sendiri.

Waktu awal open nya diusahakan lubang transfer yg didalam (liner) jgn dlm keadaan terbuka. Waktu open, lubang transfer harus tertutup.

Jadi sedikit lebih enteng akselerasi nya, dan top speed kurang dikit.

@garasiV2T Terima Kasih jawabannya 🙏

Pakai bor tuner. Dikikis pelan pelan dan sabar.

Gear rasio 21/68 adalah yg paling ringan, sehingga nafasnya jadi pendek. Biar nafasnya panjang, ganti ke gear rasio yg berat seperti 22/67, 23/66 atau 23/65.

Solusinya bisa dikasih packing. Atau squish head dibubut. Derajat nya disesuaikan dgn kepala piston. Biasanya piston vespa derajat squish 23-24 derajat.

Kalau sebelumnya pakai gigi primer 22, sekarang pakai 21, maka akselerasi tambah enteng tapi top speed berkurang.

Tolong bantu di jawab pak 🙏

Top speed jadi bertambah, tapi akselerasi berkurang.

Itu akar 540 = 23,24 (dibulatkan)

@@garasiV2T ok bang

@@garasiV2T bang berarti derajat squish itu samain aja sama derajat ke jenongan seher ya ??

Untuk vespa, sebaiknya disamakan, karena kompresi primer (kompresi ruang Kruk as) vespa sangat rendah. Untuk yg kompresi primer nya tinggi (ninja dll), bisa eksperimen dgn sudut squish.

@@garasiV2T terimakasih bang penjelasanya, Mudah2an makin lancar rejeki nya

Terima kasih... tunggu waktu luang dan materi nya.

Langkah nya atau stroke nya = 57mm, standar vespa 150cc

Terima kasih... Sekarang sudah banyak yg ngukur pakai durasi, cuma gak mereka posting.

Yg paling umum, sudut transfer nya sama. Tapi ada juga yg dibedakan sudut transfer nya. Kalau sudutnya dibikin lebih kecil dari 90 derajat. Tujuan nya agar aliran bensin menjadi lebih cepat.

@@garasiV2T kalo sudut nya di bikin kaya jepangan apakah cocok misalkan second transfer nya 100 atau 105°?

@@redink7852 Bisa dicoba.... Seperti diketahui bahwa kompresi primer atau kompresi ruang kruk as mesin vespa sangat rendah. Sehingga aliran bensin yg keluar dari lubang transfer kurang cepat. Dengan aliran lubang transfer dibikin landai maka bisa menambah kecepatan aliran bensinnya.

@@garasiV2T terimakasih info nya bang sangat membantu 🙏

Lebar exhaust, bisa dihitung dgn rumus : 65% x diameter piston. Misalnya piston ninja OS 100, diameter = 60. Jadi lebar exhaust = 65% x 60 = 39mm. Dgn rumus diatas, ring piston masih aman, tdk mudah aus. Kalau terlalu lebar lubang exhaust nya, maka ring piston cepat aus.

Porting isapan biar bensin yg masuk jadi lebih banyak. Dengan lebih banyak bensin maka, bisa menghasilkan tenaga lebih besar.

Biar napas jadi panjang. Harus menambah tenaga motor. Bisa dgn papas head atau pakai karburator lebih besar dan ukuran piston lebih besar. Kalau tenaga sudah tambah, maka gigi primer sekunder di ganti dgn yg lebih berat. Bisa pakai gigi primer sekunder 23/66.

@@garasiV2T terimakasih atas jawabannya...semoga makin sukses

@@meteorlight345 Terima kasih kembali...semoga sukses juga...

Bisa dibikin close ratio. Harus custom gigi 2 dan 4 nya. Disesuaikan dgn gigi Borobudur yg dipakai. Atau kasih contoh gigi 2 dan 4 yg dipakai. Nanti tinggal bilang, ditambah 2 mata.

Semua cocok aja, tinggal disesuaikan dgn selera. Tambah besar ukuran piston, maka cc akan bertambah, sehingga kompresi ikut nambah. Akibat nya tenaga motor tambah besar. Tapi bensin jadi nambah boros juga.

- Head dipapas, tenaga dan akselerasi bisa tambah. - Roda belakang, semakin kecil diameter, semakin enteng akselerasi. - Gigi primer sekunder, pakai 21/68 semakin enteng akselerasi. - dll

@@garasiV2T kebetulan vespa super saya pake ban ring 10 , Tapi head udah di papas Cuma gigi primsek sma skunder itu artinya rasio sama kopling kan, Kalo gigi kopling 21 itu adanya di excel per7 Nah kalo sekunder nya 68 itu rasio bawaan apa

@@dedeikbalnurjaman2537 Gigi sekunder 68 adanya di Borobudur Excel. Bisa diganti hanya gigi sekundernya saja dan Borobudur tetap pakai yg lama.

@@garasiV2T oh bisa di pindah ya cuma primseknya aja Tapi kopling tetep 6 gapapa kan cuma gigi kopling nya aja di ganti ke gigi 21

Tapi di tanjakan bakal loyo gak Soalnya apke yang bawaannya mh nanjak enak cuma pas datar kurang Apalagi gigi 4 nya suka drop

Head dipapas, biar kompresi padet. Porting blok dan knalpot racing. Itu bisa bikin tenaga bernafas panjang.

@@garasiV2Tsudah mas ketiga itu udah saya gunakan tapi masih aja kurang, kopling per 6

Kalau menurut pabrik, enakan exclusive, karena keluaran terbaru. Kalau menurut pemakainya, tergantung selera masing masing. Cari dan dicoba mana yg paling cocok.

@@garasiV2T apakah exclusive gir rasio nya sama kaya punya excel?

@@LintasIndependen Sama....

@@garasiV2T jadi lebih baik ambil yang exclusive kalo mau beli yah mas?

@@LintasIndependen iya.... Nanti kalau tenaga sudah di tune up maka gear primer sekunder bisa diupgrade jadi 23/66 atau 23/65, biar top speed meningkat. Kalau top speed tidak perlu ditingkatkan maka bisa tetap pakai gear primer sekunder yg bawaannya.

Boleh saja, sebisa yg saya ketahui saja. WA 082310056262

21 mata gigi

Kalau buat kruk as pakai 6mm, trus dihaluskan pakai 3mm. Kalau buat yg dikrengkes pakai 3mm.

@@garasiV2T kalau untuk yg di rengkes pakai 3/6mm bang?

@@apisunda2972 Untuk yg direngkes. Kalau cuma sedikit bisa pakai mata tuner 3mm. Tapi kalau banyak, bisa dimulai dgn yg 6mm, kemudian dihaluskan dgn yg 3mm.

Pakai gigi primer sekunder Excel 21/68. Gigi 1234 nya pakai Excel juga. Kalau masih kurang tenaga nya, berarti harus papas head biar kompresi lebih padat, sehingga tenaga bertambah. Masih kurang juga.... berarti harus porting bloknya + papas dan squish head.

Memang susah nyarinya timing pengapian yang pas kalau pakai CDI RC + magnet vespa

Ohm nya kegedean...mlh krg enak di rpm atasnya,jd brebet

@@adipsanjaya1112berapa ohm yang pas bang kalau buat cdi rc?

Pakai intake susun+membran langsung normal. Tapi biar lebih maksimal maka isapan harus dipapas biar los jebol. Jd hisapan gak berfungsi dan biar flow bensin lebih lancar dan banyak.

Tenaga motor harus diupgrade. Bisa dgn papas head atau sekalian porting+papas head.

Kalau papas head gimana bang hitunganya

@@asepabdullatif2735 ada di video Cara hitung kompresi

Kalau pakai 23/66 seharusnya top speed bertambah. Kecuali mesin tidak mendukung atau kurang tenaga. Malahan jadi tambah berat akselerasi nya.

Akselerasi sedikit turun tapi napas gigi 1 2 3 lebih panjang. Gigi 4 jadi lebih enak akselerasi nya.

Gak bisa.... kendalanya di gigi Borobudur yg fix menyatu gigi 1234 nya. Jadi gigi Borobudur buat patokan tipe gigi 1234 yg bisa dipakai. Kalau gigi Borobudur tipe super maka gigi 1234 semua nya harus tipe super.

Diporting juga. Kalau gak diporting, maka motong daun kruk as akan jadi lebih banyak. Sebisa mungkin motong daun kruk as seminimal mungkin.

Untuk kasus di vespa, karena lubang isapan luasnya terbatas, kalah dengan luasnya bila pakai membran, maka lebih unggul membran.

Yg dicari durasinya dalam derajat. Jangan fokus arah putarannya.

Maaf... topik video bukan ngebahas seal kruk as Mas.... Itu mesin sdh hancur, cuma buat contoh saja. Gear Sudah gak ada, kopling sdh gak ada. Seal pakai yg bekas. Kruk as nya juga sdh gampang melintir, barang gak kepakai. Hehehe....

Maaf... topik video bukan ngebahas seal kruk as Mas.... Itu mesin sdh hancur, cuma buat contoh saja. Gear Sudah gak ada, kopling sdh gak ada. Seal pakai yg bekas. Kruk as nya juga sdh gampang melintir, barang gak kepakai. Hehehe....

Akar dari 540

Kalau cara berkendara, karburator dan knalpot tidak berubah, maka konsumsi bensin akan sama saja. Dengan porting isapan, tenaga jadi lebih optimal.

Kalau yg pakai gigi primer sekunder 24/63, sangat jarang, terlalu berat. Mesin harus upgrade tenaga yg banyak biar enak akselerasi nya. Data nya benar....itu ngitung pakai rumus. Dan siapa pun yg ngitung kalau ngerti rumus nya, pasti sama hasilnya. Kalau praktek dilapangan bisa beda, itu tergantung byk faktor. Sudah korekan atau belum, bloknya beda, hasil bisa beda, setingan karburator dan pengapian sdh pas atau belum, dll.