Видео

Yang bagian mana yg omong kosong nya? Dalam topik yang bisa dianalisis secara logis dan rasional kita memang harus mengedepankan nalar, Sementara dalam hal-hal ghaib seperti kepercayaan terhadap Akhirat (Surga dan Neraka) kita lebih mengandalkan keyakinan dan kepasrahan tanpa perlu bukti empiris. Kurang puas dengan jawabannya? baiklah akan saya coba urai dgn nalar dan saya coba rasionalitas. terlepas membuktikan surga dan neraka itu nyata (kalo kamu mulai meragukan itu) kamu kuatkan saja dengan nalar dan rasionalisasimu. Kenapa surga dan neraka itu ada? Agama itu sebenarnya untuk apa diciptakan? Kamu coba bedah, definisi operasional orang2 yg masuk neraka, jika kamu amati dan kamu lihat apakah perilaku mereka itu baik untuk hidup di muka bumi? Lihat juga definisi operasional dari orang yg msuk surga, apakah perilaku mereka baik di muka bumi? Kamu coba bandingkan orang2 yang sifatnya di neraka hidup di bumi dan orang2 yang sifatnya surga hidup di bumi, prediksi dengan nalarmu apakah yg terjadi dalam bumi ini? Dan kesejahteraan orang2 yg ada di bumi? Sejauh ini saya kaji agama, agama menurut saya lebih ke instrumen panduan pembedahan kita dalam manajemen bagaimana cara hidup yang utuh dengan melihat secara keseluruhan. Intervensinya sangat menyeluruh, psikologis dapat dan keselarasan hidup (alam) pun dapat. Biar kebentuk perilaku kita yg baik, maka Neraka lah pendongkrak kita supaya kita enggan berdosa. Coba deh amati sifat2 dosa seperti apa? Akarnya di nafsu, jangan sampai kita kalah dengan nafsu. Kebayang kalo orang berpikir hanya dengan nafsu? Yg mrk melakukan segala tindakan untuk kepuasan diri mrk sendiri, terlepas bagaimana dunia ini bekerja hingga hancur lebur lah segala2nya. Mereka jg sebenarnya rugi bagi mrk yg mengetahui, karena hidup atas dasar nafsu tdak akan memuaskan dirinya.. Kepuasan sesaat dan penderitaan yg mengerikan apabila ia tdak bsa lagi mendapatkannya... Disini memang saya tidak membuktikan surga dan neraka itu ada, tapi lihat fungsionalisme dari adanya surga neraka, malah kata saya ini intervensinya bagus sekali jika dijalankan untuk kehidupan bumi ini. Sangat rasional sekali dalam hal menciptakan dunia lebih baik kalo kita mempelajari esensi adanya surga neraka. Mau tau orang2 yang berperilaku neraka dan hidup? Pemerintah dan amati yg terjadi di Indonesia.

Di dalam Al-Qur’an ada membahas tentang sains, Dan dalam Al-Qur’an juga membahas tentang hidup setelah mati, namun sains belum buktikan tentang keberadaan surga dan neraka. dan tidak ada satu ayat pun terbukti tidak ilmiah. Ini karena sains belum secanggih itu untuk mampu membicarakan kehidupan setelah mati. Sains belum secanggih itu untuk membuktikan surga dan neraka. Tapi ketika 80 persen terbukti, 80 persen darinya telah terbukti 100 persen benar, insya Allah yang 20 persen sisanya juga benar.

@@sivianadewi1512 Di rumah saya ada pak Jokowi, coba kamu buktikan kalau di rumah saya ada pak Jokowi #Stopyapping

​@@vladimirlenin7283Cara pembuktikannya dengan mendatangi langsung ke rumah anda dan melihatnya sendiri. Namun jika pertnyaan itu saya saya coba tanyakan kembali kepada anda. Bagaimana cara anda membuktikannya? Sepertinya pertanyaan yang anda lontarkan anda sudah mempunyai jawabannya sendiri. Blh berbagi ilmunya?

@vladmirlenin7283 kamu ga nyimak ya adik? Sudah dijelaskan di timeline 1.14 sekian. Type nonton setengah-setengah mau langsung komentar. Kalo ada informasi itu dicerna bukan dibantah. Kedua, logika dangkalmu menuntut bukti empiris dan ilmiah atas surga dan neraka. Yang perlu kamu pahami, bukti empiris hanya berlaku untuk sesuatu yang ada di dalam universe. Sedangkan universe sendiri, baru diketahui 5% oleh scientist. 95% nya? Nihil dan tidak diketahui alias diluar jangkauan. Nah, surga dan neraka tidak ada di dalam universe, tapi anda menuntut bukti empiris? Belum paham pointnya? Saya permudah bahasa saya. Universe yang menuntut bukti empiris saja, 95% tidak bisa diobservasi. Disini paham? Manusia baru bisa mengobservasi 4-5% dari observable universe. Tapi anda menuntut bukti empiris dari sesuatu yang ada DI LUAR universe (yang padahal 95% yang ada DI DALAM UNIVERSE saja belom mampu diteliti). Otakmu terbuat dari apa? "Saya bisa berdebat dengan 40 orang cerdas hanya dengan 1 fakta. Namun saya tidak mampu mendebat 1 orang idiot meskipun dengan 40 fakta." -Jalaluddin El Rumi

Al muhim mumarrosa😂